- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»TANAMAN HIAS DI RUAS RUAS JALAN KOTA JOGJA
01 Jan 2008 09:48:00Yogyamu
TANAMAN HIAS DI RUAS-RUAS JALAN KOTA JOGJA
Jika kita amati kondisi prasarana fisik di Kota Jogja khususnya jalan-jalan besar seperti Jl. P. Mangkubumi, Jl. Malioboro, Jl. Panembahan Senopati, dan Jl. Suroto, kita bisa melihat bahwa jalan-jalan tersebut sekarang telah tampak berhias diri dengan munculnya berbagai jenis tanaman. Keberadaan tanaman yang tampak ditata rapi ini memang tampak dapat memperindah suasana jalan. Kecuali itu tanaman-tanaman tersebut tentu mempunyai potensi untuk sedikit mengurangi polusi udara yang akhir-akhir ini semakin membuat suasana Jogja sumuk dan sumpek.
Dari sedretan tanaman yang ditanam oleh pihak Pemkot ini sebagian besar berupa tanaman perdu pendek. Dari sisi penampilan perdu semacam ini relatif lebih mudah dijaga dan diganti-ganti. Akan tetapi perdu-perdu pendek ini jelas tidak bisa memberikan keteduhan bagi para pengguna jalan. Akibatnya rasa panas ketika berada di jalan-jalan tersebut belum dapat diatasi sungguhpun polusi udara dapat sedikit terserap olehnya. Barangkali pula penataan taman di ruas-ruas jalan tersebut memang tidak dimaksudkan untuk mendapatkan keteduhan melainkan keindahan dan pengurangan pencemaran udara.
Berdirinya taman di ruas-ruas jalan besar berlalu tintas padat di Jogja tersebut boleh diakui memang mempercantik wajah kota. Hanya saja dalam beberapa ruas jalan hal ini tampak seperti berebut dengan pedagang kaki lima. Barangkali memang perlu terus dibenahi demi tercapainya wajah dan hunian kota yang lebih nyaman bagi semua orang. Di kota Jogja ini pedagang kaki lima tumuh subur di mana-mana. Hampir tidak ada satu trotoar jalan pun di Kota Jogja ini yang tidak ditempati oleh pedagang kaki lima. Bahkan dalam beberapa tempat pedagang kaki lima ini malah menyita keseluruhan trotoar sehingga pejalan kaki mesti berjalan beriringan dengan pengendara kendaraan bermotor. Di sisi lain lagi sebagian trotoar diisi pot-pot besar yang relatif menyita bidang trotoar sehingga pejalan kaki dan pedagang kaki lima sama-sama sulit menempatkan dirinya.
Barangkali perlu dipikirkan kembali bagaimana membagi ruang-ruang yang ada di kota Jogja ini agar semua kepentingan bisa diakomodasi dan tidak saling merugikan. Pedagang kaki lima memang sebaiknya juga sadar diri pada hak-hak orang lain sehingga tidak terkesan egois dengan menyita hampir sepanjang trotoar sehingga para pejalan kaki tidak punya tempat lagi untuk berjalan. Kecuali itu bolehlah warung atau kios-kiosnya dibuat sedemikian rupa menjadi tampak bersih dan rapi sehingga jauh dari kesan kumuh dan pating jremplah. Pembangunan taman di sepanjang jalan kota kecuali untuk tujuan memperindah dan mengurangi polusi udara sebaiknya juga bisa memberi keteduhan sehingga bolehlah orang menjadi sedikit betah berada di dalam kota.
Teks : Sartono
Foto: Didit PD.
Artikel Lainnya :
- DENGAN MEMBABI BUTA SANGGAR SUWUNG MENEMBUS BATAS(18/07)
- MY IMAGINARIUM DARI ARTIST IN RESIDENCE Tembi(11/08)
- 14 Juni 2010, Suguhan - BAKSO KEPALA SAPI(14/06)
- Tripama. Wedjangane Kandjeng Gusti Pangeran Adipati Arja Mangku Nagoro IV marang para pradjurit (04/04)
- JUDUL BUKU(24/08)
- Bahasa Indonesia yang Baku (hantam)(26/10)
- 28 Juli 2010, Perpustakaan - Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta(28/07)
- Masih Tentang Dasanama(16/06)
- PANGERAN SUMENDI DAN LEGENDA TERJADINYA DUSUN SENDEN, PAKEM, SLEMAN(29/09)
- Para Guru Besar Baca Puisi Di Tembi(01/06)