- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»PANGERAN SUMENDI DAN LEGENDA TERJADINYA DUSUN SENDEN, PAKEM, SLEMAN
29 Sep 2011 07:32:00Keletakan
Makam Pangeran Sumendi terletak di Dusun Senden, Kalurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalu Jalan Palagan Tentara Pelajar. Secara mudah dapat dijangkau melalu titik perempatan Monumen Jogja Kembali ke utara-Hotel Hyatt-RS Puri Husada Rejodani-Dusun Balong ke arah barat (masuk gang di Dusun Balong). Setelah sampai di tempat ini sebaiknya pengunjung bertanya kepada penduduk setempat karena lokasinya memang tidak kelihatan dari jalan dusun. Makam Pangeran Sumendi berada di salah satu sudut dusun.
Kondisi Fisik
Makam Pangeran Sumendi berada pada posisi paling utara-timur dari kompleks makam umum Dusun Senden. Nisan ini terbuat dari batu andesit. Sebagain nisan Pangeran Sumendi kelihatan melesak ke dalam tanah. Ukuran panjang nisan Pangeran Sumendi sekitar 110 Cm, lebar 35 Cm, tinggi hingga kepala jirat sekitar 40 Cm. Makam Pangeran Sumendi berada dalam lingkungan pagar tembok berukuran sekitar 15 m x 8 m. Ketinggian pagar sisi dalam (bagian cepuri makam Pangeran Sumendi) sekitar 50 Cm. Sementara ketinggian pagar tembok sisi luar dari kompleks makam sekitar 150 Cm. Luas makam umum Dusun Senden sekitar 50 m x 30 m.
Kecuali batu nisan, di dekat nisan Pangeran Sumendi juga terdapat dua buah batu besar. Batu besar ini dipercaya sebagai bagian dari nisan Pangeran Sumendi. Dua buah batu besar ini menurut cerita tutur berasal dari dua buah kurungan ayam jago milik Pangeran Sumendi.
Latar Belakang
Menurut sumber setempat nama Dusun Senden berasal dari nama Pangeran Sumendi. Semula wilayah dusun ini sering disebut sebagai Sumenden. Namun lama-kelamaan penyebutannya mengalami penyederhanaan menjadi Senden saja.
Pangeran Sumendi sendiri dipercaya sebagai tokoh pelarian dariMajapahit. Ia dipercaya masih keturunan Prabu Brawijaya terakhir. Pelariannya dari Majapahit disebut-sebut dilakukan bersama Pangeran Palangnegoro atau Kyai Kahyun yang kemudian mendirikan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Dusun Kayunan. Dusun Kayunan ini secara administratif terletak di Kalurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Sementara Kyai Kahyun membuka wilayah menjadi Dusun Kayunan, Pangeran Sumendi membuka wilayah lain menjadi Dusun Senden.
Disebut-sebut Pangeran Sumendi mempunyai hobi memelihara dan menyabung ayam jago. Ayam jagonya dikenal benar-benar jagoan. Setelah ia meninggal dan dimakamkan di Dusun Senden kemudian muncul kepercayaan bahwa ayam jago yang berasal dari Senden dikenal sebagai ayam aduan yang baik. Sementara itu kurungan ayam jago milik Pangeran Sumendi dipercaya menjadi batu dan disertakan atau diletakkan di sisi makam Pangeran Sumendi.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 15 September 2010, Kabar Anyar - MADE, SEKAR, MILA DARI TDC(15/09)
Warung Makan Khas Thailand Pattaya Jagonya Tomyam(03/03) - TOM YAM, MENU DARI PUHKET(09/11)
- 16 Wartawan Jogja Siap Unjuk Kebolehan Baca Puisi(31/08)
- RAWON AMBARKETAWANG RESTO(07/11)
- DO YOU FEEL FREE LUGAS(14/06)
- Pia Utopia Fellini Wajib Kunjung di Ruang Khusus Setiap Bangun Tidur(05/02)
- 9 April 2011, Jaringan Museum - SENAM BARAHMUS DI AWAL 2011(09/04)
- LEMBAGA-LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA PELAJAR (01/01)
- MALIOBORO(01/08)