'DO YOU FEEL FREE' LUGAS?

'DO YOU FEEL FREE' LUGAS?Perupa- perupa muda di Yogya memiliki karya yang secara visual tidak lagi terikat pada konvensi yang ada. Bahkan bisa dikatakan, pilihan visualnya tergairahkan oleh kemajuan teknologi komunikasi. Karena itu, perupa muda, dalam hal melakukan komunikasi visual melalui karya-karya mereka, terasa sangat visualitis dengan pilihan simbol yang bukan sekedar bisa dilihat, tetapi telah memadukan antara teknis seni lukis dan teknik lainnya, misalnya patung.

Salah seorang perupa muda, Lugas namanya, sedang mengadakan pameran di Taman Budaya Yogyakarta (3-15/6) d'DO YOU FEEL FREE' LUGAS?engan menghadirkan tajuk ‘independece-dead’. Karya-karya yang dipamerkan tidak hanya lukisan dalam kanvas, namun termasuk jenis karya instalasi, karya-karyanya memberikan imajinasi, yang terkadang mengejutkan. Ada satu karya yang menyajikan sosok manusia terlentang. Manusia dalam ukuran besar, sehingga tidak ‘lazim’ sebagaimana ukuran manusia.

‘DoYou Feel Free’ adalah salah sayu judul karya yang diapemerkan, yang agaknya bukan hanya untuk orang lain, sebagaimana kata ‘you’ pada judul karya. Tetapi, yang tidak tertulis, makna dari judul itu juga dimengerti ada kata ‘I’. Maka, dari itu kita bisa bertanya; ‘Do you feel free Lugas?’. Melihat karya-karya Lugas dalam ukuran besar, rasanya Lugas telah merasakan apa yang dia maksud sebagai ‘feel free’ itu.

Ada satu karya yang lain, dan diberi judul ‘Hiding after landing’ memberikan imajinasi bagi orang yang melihat. Setidaknya, dari visual yang dipilih, orang bisa teringat pada terjun payung. Atau malah permainan parasit, yang dulu sering untuk permainan anak-anak. Permainan parasut dari plastik, yang dikendarai ‘orang-orangan’, untuk menyebut patung kecil berwujud orang.

Karya yang lain, dan memberi imajinasi kamp militer diberi judul ‘Army of spy’. Suasana kamp militer dengan visual ‘khas kamp militer’ berikut pagar kawat mengelilingi kamp dan ada gardu jaga di depan pintu masuk. Meski warna hijau tua, warna khas militer tidak (di)'DO YOU FEEL FREE' LUGAS?hadir(kan), tetapi orang yang melihat karya Lugas ini akan segera tahu. Apalagi ada truck militer di dalam kamp itu.

Pameran seni rupa yang diberi tajuk ‘Independence-dead’ ini memberikan kisah pada perupa muda, bahwa gairah berkaryanya cukup menyenangkan Pilihan visualnnya yang mencoba keluar dari konvensi, setidaknya menunjukkan Lugas mencoba keleuar dari kecenderungan anak-anak muda sebaya yang manja, menuntut fasilitas yang memudahkan untuk melakukan aktifitas. Rupanya, Lugas mengambil jalur lain. Dia berkarya dan melalui karyanya ia memaknai kreativitasnya d'DO YOU FEEL FREE' LUGAS?alam bentuk visual, yang mungkin, bagi dia sendiri ‘mengejutkan’.

Dunia seni rupa kini, sangat ekspresif. Batasannya semakin meluas. Sekat-sekat tidak lagi ketat,sehingga menambah gairah perupa-perupa muda untuk terus melakukan eksplorasi. Lugas, agaknya, menyadari bahwa seni rupa ditengah perkembangan komunikasi kotemporer, perlu hadir dengan memberikan makna bagi kehidupan. Karya seni rupa tidak lagi bisa hadir secara personal, yang sifatnya untuk ‘kesenangan diri’, tetapi perlu merespon gejala sosial yang semakin kompleks.

Kita bisa melihat, dan seringkali menemukan, karya-karya perupa yang sifatnya indivisual dan visualnya juga individual: menghadirkan sosok orang, dan kanvas dibiarkan kosong, kecuali hanya ada warna, dan sosok yang divisualan ‘sendirian di kanvas’. Padahal, orang melihat karya seni rupa, biasanya akan mencari apa ide dibalik karya yang dilihatnya. Ketika tidak ditemukan ide dari karya, dan hanya menemukan keindahan artistik pada karya, biasanya karya tersebut tidak memiliki jiwa.

Rasanya, tantangan bagi perupa muda, termasuk Lugas, perlu memberi ‘jiwa’ pada setiap karya yang diciptakan. Bukan sekedar memberi impresi, atau hanya menghadirkan keindahgan artistik, tetapi karyanya ‘tidak hidup’

Membuat karya seni rupa bisa seperti ‘hidup’. Artinya, karya seni rupa memiliki ‘jiwa’ dan ‘watak’. Melihat karya seni rupa seperti itu, orang akan merasa tergetar.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta