- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»SEGA GENENG, MASAKAN KHAS LAIN DARI BANTUL
01 Jan 2008 04:06:00Yogyamu
SEGA GENENG: MASAKAN KHAS LAIN DARI BANTUL
Berbicara tentang menu masakan atau aneka jenis masakan di Jogja, maka dapat diceritakan pula jenis masakan yang cukup terkenal di Bantul yakni Sega Geneng. Disebut Sega Geneng karena masakan ini berupa nasi dengan lauk pauk sejenis gudeg dan ikan lele. Yang paling khas dari Sega Geneng ini adalah lauknya yang berupa ikan lele bakar yang kemudian dimasak dengan bumbu-bumbu tertentu. Hanya saja bumbu yang digunakan di sini lebih dominan rasa pedas atau cabainya. Tidak mengherankan jika tampilan masakan lelenya tampak mengkilat dengan kuah warna merah. Bagi yang tidak tahan pada rasa pedas, dijamin orang tersebut bakal megap-megap dengan air mata bercucuran dan air liur berleleran.
Cara membakar ikan lele ini pun menggunakan cara-cara yang khas yang mungkin tidak didapati di daerah lain. Langkah pertama untuk mengolah ikan lele ini tentu saja dengan membersihkannya. Setelah itu ikan lele ditusuk sesuai dengan panjang ikan. Alat untuk menusuk itu pun bukan sebangsa lidi atau kayu biasa melainkan tusuk yang dibuat dari bongkok ‘tulang daun kelapa’. Hal ini akan memberikan aroma dan rasa yang khas. Demikian kiat Mbok Marto mengolah lele. Selain itu lele ini pun tidak dibakar di atas bara arang melainkan bara api yang dibuat dari pembakaran sepet (sambuk) kelapa yang telah kering. Hal ini juga dilakukan Mbok Marto karena dampak pembakaran ikan lele dengan sepet dan arang biasa menghasilkan aroma ikan lele bakar yang berbeda pula. Yang jelas pembakaran dengan sepet ini juga memberikan dampak pada ikan lele untuk tidak cepat gosong namun matang secara pelan dan aromanya demikian harum.
Aroma sangit ikan lele bakar ini sangat khas dan mengundang selera. Kuah santan kental dengan rempah-rempah dan gerusan cabai yang demikian banyak yang kemudian dimasak hingga kuah mengering menyebabkan rasa daging lelenya demikian gurih dan kenyal.
Di samping itu, lauklain dari rangkaian Sega Geneng adalah gudeg lengkap dengan telur, daging ayam, tahu, tempe, dan sambal doreng krecek melengkapi sajian Sega Geneng. Yang istimewa pula harga satu porsi Sega Geneng dengan lauk satu ekor ikan lele, tahu, krecek, gudeg, dan satu taeh panas manis tidak lebih dari Rp 8.000,-. Itu pun pembeli dipersilakan mengambil nasi sendiri sesuai dengan kemampuan kantung perutnya masing-masing.
Sega Geneng memang bukanlah menu direstorankan. Sega Geneng adalah masakan kelas rumah makan biasa. Bahkan sangat sederhana. Penjualnya yang bernama Mbok Marto yang semula menjajakan masakannya dengan cara berkeliling, setelah cukup umur lantas melanjutkan usahanya dengan membuka warung di rumah. Ia tetap setia memasak masakannya dengan cara-cara ndesa. Kayu bakar adalah bahan bakar utamanya. Oleh karena itu dapur rumahnya juga kelihatan hitam legam karena asap dari kayu bakarnya. Ia juga menyajikan masakannya dengan menaruh begitu saja di dalam panci-panci sederhana. Lantas panci-panci tersebut diletakkan begitu saja di atas dipan bambu (lincak) lebar yang hanya dialasi sepotong tikar mendong. Benar-benar sederhana. Tanpa polesan atau gaya tata boga yang aduhai seperti restoran.
Sekalipun demikian, jangan ditanya soal pelanggan yang mendatangi tempat ini. Sekalipun rumah Mbok Marto berada di jantung dusun dengan gang yang sempit bahkan boleh dibilang nylempit, banyak orang memburunya. Tidak mengherankan jika dalam seharti ia mampu menghabiskan ikan lele sebanyak 10 kilogram. Ayam empat ekor dan beras sampai lebih dari lima kilogram.
Teks: Sartono K.
Foto: Didit PD.
Artikel Lainnya :
- Patjitan. Djilid 1(04/07)
- Membidik Tembok Menuju Pameran(04/05)
- Denmas Bekel(05/11)
- DOLANAN LAYUNG(31/05)
- DOLANAN PATHON-2 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-57)(12/04)
- Bisma (4) Tunas Cinta Bersemi(18/01)
- DOLANAN UDHING(13/12)
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(04/11)
- SEKATEN DALAM FOTO(25/04)
- 18 Juni 2010, Figur Wayang - Pandhawa Dulit(18/06)