Tembi

Berita-budaya»DENGAN MEMBABI BUTA SANGGAR SUWUNG MENEMBUS BATAS

18 Jul 2011 07:14:00

DENGAN 'MEMBABI BUTA' SANGGAR SUWUNG'MENEMBUS BATAS'‘Membabi buta’ adalah salah satu judul karya seni rupa oleh Nurul Hayat, yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogya 13-19 Juli 2011, dengan tajuk ‘Menembus Batas’. Kalimat pada judul mengingatkan pada satu iklan rokok. Tipologi hurufnya persis seperti poster-poster iklan rokok. Meski tanpa logo produk rokok yang mempunyai ikon ‘menembus batas’, tetapi kita tidak bisa melupakan ingatan akan rokok kretek tersebut.

Sanggar Suwung adalah salah satu sanggar, selama kurang lebih 20 tahun mengisi dinamika kesenian di Yogyakarta. Meski awalnya bukan bernama‘Sanggar Suwung, tetapi publik seni rupa mengenalnya, hingga kini, bernama ‘Sanggar Suwung’

Mengambil saalah satu judul karya yang dipamerkan dan dirangkaikan dengan kalimat yang dipakai sebagai tajuk: Dengan ‘Membabi buta menembus batas’, kiranya merupakan semangat dari Sanggar Suwung. Dengan kalimat itu, sepertinya Sanggar Suwung memang tidak menyukaiDENGAN 'MEMBABI BUTA' SANGGAR SUWUNG'MENEMBUS BATAS'sekat-sekat, sehingga semua hal yang bersifat membatasi misalnya etnis, sistem kepercayaan, pendidikan dan seterusnya, diupayakan untuk ‘ditembus’. Maka, agaknya, tajuk pameran ‘Menembus batas’ adalah upaya Sanggar Suwung menyampaikan sikapnya pada publik.

Memang, tidak semua anggota dari Sanggar Suwung ikut dalam pameran ini. Anggap saja, peserta pameran ini hanya sebagian kecil dari komunitas Sanggar Suwung. Dari karya-karya mereka, kita bisa mengenali, bahwa Sanggar Suwung, sungguh-sungguh tidak suwung, melainkan memiliki kreativitas yang menggetarkan. Harap jangan lihat hasil karyanya, tetapi gelora semangatnya yang tidak pernah padam, membuat yang ‘suwung’ menjadi ‘berisi’.

Ada satu karya, bentuknya berupa papan nama. Sama sekali tak ada nuDENGAN 'MEMBABI BUTA' SANGGAR SUWUNG'MENEMBUS BATAS'ansa artistik pada karya yang berjudul ‘Nyam-nyam uduk-duk’. Karya ini menampilkan tulisan yang mudah ditemukan di warung-warung tenda di Yogya, atau juga di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia, ‘Sarapan Pagi-pagi. Nasi Uduk’ begitulah papan nama karya Rahmat Muchtar ini bisa dibaca. Pada bagian bawah tulisan ada empat huruf yang bisa dibaca ‘buka’.

Selain itu, ada karya yang sifatnya surealistik dan memberikan dimensi terhadap realitas, misalnya pada karya Sigit Kemal Suhada yang berjudul ‘Jakarta Butuh Banyu’. Karya ini memberi kesan ironis: karya dalam visual akar pohon dalam bentuk tubuh manusia warna coklat, tanda sudah mulai mongering, dengan latar belakang sawah hijau berlunau dan genangan air jernih. Ironisme bisa dilihat pada dua simbol keseburan danDENGAN 'MEMBABI BUTA' SANGGAR SUWUNG'MENEMBUS BATAS'kekeringan.

Di Yogya ada banyak kantong-kantong budaya seperti Sanggar Suwung. Para seniman, setidaknya anggota Sangar Suwung, melihat pentingnya kantong-kantong budaya sebagai tempat utuk berproses bersama. Perihal kantong-kantong budaya ini, Alim Bakhtiar, koordinator pameran ‘Menembus batas’ menuliskannya seperti bisa dibaca berikut dibawah ini:

“Dari kantong-kantong budaya semacam inilah laju budaya Jogja di hela. Komunitas sebagai ruang bersama, berkreasi, dan belajar memahami kehidupan adalah ruang yang penting. Tak semuanya yang belajar dan berproses diwajibkan menjadi seniman atau budayawan. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana semua menjadi lebih arif, punya jiwa kelembutan seni, punya misi budaya dalam ranah profesinya.”

Iman Budi Santosa, seorang penyair yang cukup dikenal di Yogyakarta, di katalog ‘Menembus batas’ ini, dalam konteks kehidupan sanggar, diantaranya menulis seperti bisa dibaca berikut ini:

“Sungguh, fenomena sanggar kita tak bisa diremehkan dalam kehidupan kesenian di Yogyakarta. Kendati telah berdiri perguruan tinggi seni, namun sanggar sesungguhnya memiliki potensi khusus dalam mengembangkan minat dan bakat berkesenian. Antara lain dikarenakan kultur berkesenian di sanggar berbeda dengan prosesi menempuh pembelajaran formal di bangku perguruan tinggi”.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta