- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»Petilasan Gapura Manuk Beri Mergangsan Lor
02 Feb 2012 07:58:00Keletakan
Petilasan atau Situs Gapura Manuk Beri secara administrative terletak di RT 48 RW 15, MG II/1022, Kampung Mergangsan Lor, Kalurahan Mergangsan, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Jalan Taman Siswa, tepatnya di sisi selatan Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan pada jarak sekitar 600 meter terdapat sebuah gang yang di namakan Gang Manuk Beri. Pengunjung dapat mengikuti Gang Manuk Beri ini ke arah barat. Jarak antara lokasi petilasan/situs dengan Jalan Taman Siswa kira-kira 300 meter.
Kondisi Fisik
Gapura kuno yang di atasnya terdapat arca Manuk Beri sekarang sudah tidak ada lagi. Untuk mengingatkan akan adanya artefak itu maka di sisi selatan dari lokasi situs semula didirikanlah sebuah tugu yang di atasnya diberi hiasan berupa arca atau patung Manuk Beri. Ketinggian tugu tersebut kurang lebih 300 Cm dengan ukuran tiang sekitar 60 Cm x 100 Cm. Arca Manuk Beri yang dibuat diposisikan menghadap ke arah utara atau ke arah gang di kampung tersebut. Panjang Arca Manuk Beri sekitar 100 Cm, lebar 50 Cm, dan tinggi sekitar 60 Cm. Tugu dan arca Manuk Beri dibuat dari komponen semen, pasir, gamping, dan batu bata. Posisi Tugu Manuk Beri ini berada di sisi selatan jalan atau gang kampung.
Gang Manuk Beri di Kampung Mergangsan Lor juga ditandai dengan dua buah gapura bergaya bentar yang pada masing-masing kemuncaknya diberi hiasan berupa arca Manuk Beri dengan arah hadap ke Jalan Taman Siswa. Arca Manuk Beri ini dibuat sama (kembar).
Latar Belakang
Gapura Manuk Beri kuno di Kampung Mergangsan memang telah mengalami penggusuran di masa lalu. Hal itu dilakukan karena gapura lama tersebut keletakannya dirasa mengganggu karena memang terletak di tengah dang di kampung tersebut.
Pemindahan gapura lama ke posisi baru itu dilakukan pada tanggal 27 Desember 1953 dan diperbarui lagi tanggal 16 November 1976. Menurut sumber setempat gapura lama Manuk Beri di Mergangsan Lor ini bentuknya gapura bentar dengan sayap gapura berbentuk terawangan (berlubang-lubang). Lubang-lubang di bagian sayap gapura ini berbentuk wajikan.
Giyono Dwijo Siswoyo (63) yang pada pekarangan rumahnya didirikan Tugu/Gapura Manuk Beri menyatakan dugaannya bahwa kemungkinan besar Gapura Manuk Beri di Mergangsan Lor ini dulunya satu garis lurus dengan Istana Air Tamansari. Jika ditarik garis ke timur mungkin segaris dan menyambung dengan Gapura Manuk Beri Mergangsan Lor-Istana Air Warungboto-Pasiraman Manuk Beri Gedong Kuning (Pesanggrahan Purworejo). Mungkin juga bangunan-bangunan tersebut juga berhubungan dengan Istana Air Gua Siluman.
Tugu atau Gapura Manukberi di Kampung Mergangsan Lor ini juga dilengkapi dengan prasasti berhuruf Jawa. Prasasti dituliskan pada batang Tugu sisi depan. Prasasti dibuat dari semen dan dicat dengan warna merah. Prasasti tersebut bila dibaca akan berbunyi, Gapura Manuk Beri Rukun Kampung Mergangsan Lor kawuryaning lir (-ka ?) Jukli (mungkin Jumat Kliwon) 20 Mulud pujo ma (-bel ?) 1885 (27-12-53) sarta (slaki ?) 24 Dulkaidah Ehe (16-11-76). Arti dari prasasti itu kurang lebih memperingati tentang penggeseran Gapura Manuk Beri yang dilakukan oleh warga Rukun Kampung Mergangsan Lor yang dilakukan pada tanggal 27 Desember 1953 dan 16 November 1976.
Manuk Beri menurut penafsiran sumber setempat mungkin merupakan lambang anugerah dari langit (Tuhan). Ada pula yang menafsirkan bahwa Manuk Beri adalah burung Garuda. Ada pula yang menafsirkan bahwa Manuk Beri adalah lambang dunia atas, dunia ruh, dunia kesucian.
Berdasarkan foto lama dapat diketahui bahwa gapura bentar Manuk Beri lama di Mergangsan ini memiliki sayap yang merupakan pemanjangan dari tiang gapura utama. Sayap gapura lama ini memiliki pola ventilasi yang disebut terawangan (berlubang-lubang). Bentuk pola hias untuk terawangan dari gapura lama ini adalah wajikan. Hingga kini tidak diketahui dengan pasti kapan Gapura Manuk Beri ini dibangun pertama kali. Kemungkinan besar gapura tersebut dibangun pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II (1792-1810).
a.sartono
* pembacaan prasasti dibantu oleh Suwandi
Artikel Lainnya :
- JUDUL BUKU 79 (08/03)
- Tanda Wanita Yang Banyak Rejeki(14/07)
- SATE LEGI DAN SATE BLENDOK, KHAS BERINGHARJO YOGYAKARTA(01/12)
- Bijdragen(01/09)
- Markesot Bertutur Dari Emha Ainun Najib(13/11)
- DUA VERSI MAKAM KI AGENG MANDARAKA (KI JURU MERTANI)(05/05)
- Kiki Kwintanada Bangga Bermusik Dengan Mantan Murid(14/09)
- 20 Nopember 2010, Denmas Bekel(20/11)
- Bupati Jawa Pasca Perang Jawa Bupati Jawa Pasca Perang Jawa(05/06)
- PENJUAL RUMPUT DI JOGJA(14/09)