- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»MAKAM PAHLAWAN DI LUAR TAMAN MAKAM PAHLAWAN
28 Jul 2010 07:56:00Yogyamu
MAKAM PAHLAWAN DI LUAR TAMAN MAKAM PAHLAWAN
Istilah pahlawan tanpa tanda jasa tentu kita kenal, yakni yang disebut sebagai guru. Mungkin agak lain dengan dosen sekalipun keduanya memiliki kewajiban dan tugas yang sama: mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan sekaligus mengajarkan budi pekerti yang baik. Jika nasib guru banyak yang kapiran, maka nasib dosen bisa dibilang justru sebaliknya.
Pahlawan tanpa tanda jasa sesungguhnya juga bukan hanya guru. Banyak orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi terhadap tugasnya dan tanpa pamrih layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Bahkan orang-orang semacam itu juga tidak dibuatkan lagu, tidak dipublikasikan, bahkan tidak pernah hinggap dalam memori orang lain sebagai sosok yang memiliki jasa. Orang semacam itu memang tidak memiliki tendensi supaya dianggap, dihormati, dikenang, apalagi di-kathok-i
Pahlawan tanpa tanda jasa juga bisa dipakai sebagai predikat bagi para pejuang kemerdekaan yang jasadnya bergelimpangan begitu saja di medan laga. Banyak dari mereka yang gugur begitu saja tanpa pernah diketahui asal-usulnya, namanya, keluarganya, dan sebagainya. Orang-orang semacam ini datang ke medan laga dengan suka rela, bahkan dengan modal seadanya: keberanian thok ! Kadang mereka maju ke medan laga hanya bersenjatakan bambu runcing atau senjata tajam yang notabene pasti kalah dengan senjata lawan yang sudah modern dan otomatis.
Ada begitu banyak pahlawan jenis di atas dan ketika mereka berguguran di medan perang, tidak ada satu orang pun yang mengenalnya. Padahal jasa mereka begitu besar. Mereka dengan rela mengorbankan nyawanya untuk dapat mengusir penjajah. Membendung serbuan musuh. Mereka maju ke medan perang tidak dengan pikiran agar mendapatkan imbalan, sanjungan, penghormatan, ucapan terima kasih, dan seterusnya. Mereka maju perang ya maju perang begitu saja. Kalaupun toh harus gugur di medan perang, itu adalah resiko yang sudah mereka perhitungkan dan akan mereka terima dengan lapang dada.
Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, kontak senjata antara Belanda dan masyarakat Yogyakarta telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kedua belah pihak. Jasad-jasad dari para pejuang yang bergelimpangan akhirnya dikuburkan secara serempak dalam suatu tempat. Salah satunya yang terdapat di kota Yogyakarta adalah kuburan pahlawan tak dikenal di pemakaman umum Kintelan, Dipowinatan, Mergangsan, Yogyakarta. Di kompleks makam ini dimakamkan 24 jasad pahlawan tak dikenal dalam perang Serangan Umum 1 Maret 1949. Jasad sebanyak itu dikuburkan dalam 20 lubang kubur. Jadi, ada dua atau lebih jasad yang dikuburkan dalam satu lubang kubur.
Kini kuburan para pahlawan tak dikenal itu nyaris tidak pernah dikunjungi atau diziarahi. Akibatnya, deretan gundukan atau nisan sebanyak itu agak terbengkelai. Maklum kesemuanya bisa dikatakan tidak mempunyai ahli waris dari keluarga masing-masing. Kita yang masih hidup mungkin bisa memberikan penghormatan dan penghargaan kepada mereka dengan membuatkan kuburan semacam itu. Sedangkan generasi yang lebih kemudian bisa memberikan penghargaan kepada mereka dengan mendoakan arwah mereka agar arwah mereka diterima untuk hidup langgeng di Surga.
Deretan makam pahlawan tak dikenal di tengah perkampungan dan kompleks kuburan umum ini tentu berbeda dengan makam pahlawan tak dikenal di kompleks taman makam pahlawan yang dibuat oleh pemerintah. Makam pahlawan di taman makam pahlawan cenedrung lebih terawat serta lebih sering diziarahi dan didoakan. Sementara makam pahlawan tak dikenal di kompleks-kompleks pemakaman umum cenderung terlupakan.
Melalui jasa mereka itu kita bisa menikmati alam kemerdekaan. Kita bisa mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan demi kesejahteraan lahir batin. Bukan dengan korupsi, manipulasi, kebohongan, intrik, serta jual tampang dan omong doang. Barangkali kita memang lupa pada jasa para pahlawan atau melupa-lupakannya.
a. sartono
Artikel Lainnya :
- Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta(18/03)
- SOP BANYAK WULUH DAN ES JENANG NGANGRANG DI Tembi(22/11)
- PUING-PUING DI KOTA JOGJA PASCA GEMPA 27 MEI 2006(01/01)
- SEEING JAVA MANUSIA, GUNUNG DAN LUMPUR(03/01)
- SEGELAS SECANG MENGHANGATKAN(14/07)
- 28 September 2010, Kursus Tembang Macapat - KURSUS TEMBANG MACAPAT(28/09)
- 28 Desember 2010, Bothekan - DIKEMPIT KAYA WADE DIJUJU KAYA MANUK(28/12)
- KUNJUNGAN SMP N 2 KRETEK: BELUM PERNAH MENDENGAR TENTANG Tembi(26/04)
- 16 Desember 2010, Primbon - Watak Dasar Bayi(16/12)
- BALING-BALING atau KITIRAN BIENNALE X DI JOGJA(16/12)