Tembi

Yogyakarta-yogyamu»KIOS KIOS HELM DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 07:47:00

Yogyamu

KIOS-KIOS HELM DI YOGYAKARTA

Wajib menggunakan helm pengaman nampaknya sudah tidak lagi mendapatkan perlawanan dari masyarakat. Ketika aturan berlalu lintas tersebut digulirkan untuk pertama kalinya, mula-mula memang mendapatkan pertentangan yang lumayan keras dari masyarakat. Ada beberapa argumen yang dikemukakan. Salah satu argumen yang dikemukakan adalah bahwa urusan keselamatan berkendara adalah urusan pribadi si pengendara. Argumen lain menyatakan bahwa keselamatan pengendara tidak terletak pada sebuah helm.

Apa pun argumen yang dikemukakan pada akhirnya peraturan berlalu lintas khususnya bagi pengendara sepeda motor, kewajiban mengenakan helm tetap diberlakukan. Apabila hal itu tidak dilaksanakan oleh para pengendara sepeda motor, maka pengendara tersebut akan dikenai sanksi-sanksi yang cukup berat. Akhirnya, para pengendara sepeda motor pun tidak bisa berkutik. Dalam hati kecil enggan mengenakan helm, apa daya ada ancaman sanksi yang sewaktu-waktu dapat menimpa dirinya. Mau tidak mau helm pun dibeli untuk dikenakan jika sedang mengendarai sepeda motor. Pembelian helm ini sangat sering tidak didasari oleh kesadaran demi pengamanan anggota badan dari benturan, tetapi lebih didasari oleh rasa takut kena tilang atau kena sanksi. Oleh karena itu pula banyak pengendara sepeda motor yang mengenakan helm yang tidak dapat dijamin standar atau kemampuan pengamanannya. Tidak aneh banyak bermunculan helm-helm murah dengan kualitas yang sangat buruk. Banyak istilah untuk helm-helm yang tidak dianggap memenuhi standar keselamatan ini, di antaranya adalah helm ember, helm krupuk, helm topi, dan sebagainya.

Kota Yogyakarta memiliki transportasi umum yang masih terbatas baik jumlah, rute, maupun jam operasinya mendorong orang untuk menyediakan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi yang paling praktis dan relatif untuk wilayah Yogyakarta adalah kendaraan jenis sepeda motor. Salah satu alasan kepraktisan sepeda motor adalah karena bentuknya yang kecil ramping sehingga dapat menyusup kemana-mana. Alasan lainnya adalah karena Yogyakarta banyak dihuni pemuda pendatang yang notabene belum bekerja sehingga penghasilannya juga relatif kecil sehingga jika dipaksakan untuk memiliki kendaraan jenis mobil dipandang masih kurang mampu.

Kondisi-kondisi semacam di atas mendorong bisnis perhelman di Yogyakarta cukup maju pesat. Tidak aneh kalau kemudian banyak bermunculan kios atau toko yang khusus menjual berbagai jenis/model helm dengan berbagai macam asesorinya. Toko atau kios helm tersebut dapat ditemui di hampir semua ruas jalan besar di Yogyakarta. Dilihat dari sisi tersebut dapat diduga bahwa bisnis perhelman di Yogyakarta cukup menjajikan. Bahkan helm-helm bekas pun laku diperjualbelikan. Hal ini dapat dilihat di warung-warung klitikan/tukang loak di Yogyakarta.

Sekalipun hampir di semua ruas jalan di Yogyakarta terdapat kios atau toko helm, tetapi dapat dikatakan bahwa pusat perhelman di Yogyakarta terletak di kawasan Kotabaru, khususnya di Jl. Abu Bakar Ali. Di ruas jalan ini khususnya lagi di sisi selatan Gereja Santo Petrus Kotabaru ke barat sampai di tikungan Jembatan Kewek, berderet-deret pedagang helm menjual dagangannya. Mulai dari berbagai macam/model helm sampai ke asesorisnya. Bahkan kios-kios itu juga memberikan layanan jasa berupa servis helm (bongkar pasang helm dengan segala kelengkapannya).

Berikut ini Tembi menyajikan hasil jepretan berkaitan dengan perdagangan helm di Yogyakarta. Silakan menikmati.

Teks: Sartono K.
Foto: Didit PD.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta