Barang Sepele Dadi Gawe

Barang Sepele Dadi GawePepatah Jawa di atas secara harfiah berarti barang sepele menjadi pekerjaan (perkara/persoalan besar).

Pepatah ini ingin menyatakan tentang hal-hal yang sepele yang apabila tidak disadari bisa berkembang menjadi persoalan yang besar. Ketika persoalan sepele yang berkembang menjadi besar itu terjadi semuanya bisa menjadi tidak karuan. Hal-hal demikian sangat sering terjadi di tengah kehidupan masyarakat.

Salah satu contoh yang menggambarkan tentang hal ini misalnya ada kejadian anak-anak bermain di halaman rumah. Entah karena apa anak-anak tersebut kemudian bertengkar. Orang tua dari masing-masing anak saling tidak terima dan saling membela anaknya masing-masing tanpa mau tahu duduk persoalan yang sebenarnya. Akibatnya terjadilah perseteruan atau bahkan perkelahian dua keluarga yang bertetangga. Sementara itu tetangga lain yang tidak tahu duduk perkaranya bisa saja ikut memberi dukungan pada satu keluarga, sementara tetangga lainnya memberikan dukungan kepada keluarga yang satunya lagi. Akibatnya terjadilah perseteruan di dalam sebuah kampung.

Contoh lain lagi, misalnya ada orang membuang puntung rokok di tanah. Anggapan orang itu api dari puntungnya tidak mungkin bisa membakar dan menyalakan tanah. Tidak tahunya ada angin kencang menerbangkan puntung rokok itu. Puntung rokok masuk ke dalam tempat sampah yang di dalamnya bertumpukan sampah kertas dan plastik. Dalam sekejap sampah terbakar. Kebetulan tempat sampah tersebut dekat dengan deretan kios yang terbuat dari kayu sengon dan tripleks. Api menjilat. Deretan kios terbakar. Rumah di dekat deretan kios ikut terbakar. Api berkobar. Korban berjatuhan.

Contoh lain dari pepatah ini dapat dicermati sendiri di tengah masyarakat.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta