Tembi

Temen»SEGERA RILIS ALBUM KEDUA SaUnine Ngamen Musik Gesek

06 Sep 2011 08:36:00

29/08/2011

SEGERA RILIS ALBUM KEDUA ; Sa’Unine Ngamen Musik GesekKOMPAK yaa..." kata salah seorang pemain musik gesek yang mengenakan topi pramuka kepada teman-temannya. Kemudian mengalun nada dari lagu Timang-timang diiringi tepuk tangan dari beberapa penonton.

Lagu-lagu daerah yang coba kembali didekatkan kepada masyarakat luas dengan kemasan instrumen gesek. Tidak ditampilkan dengan panggung besar layaknya orkestra pada umumnya, tapi di pinggir jalan depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogya, Jumat (26/8). Acara ngamen sekaligus ngabuburit bersama dari kelompok Sa’Unine yang ingin lebih menggaungkan musik gesek.

Sa’Unine artinya asal bunyi. Kelompok musik gesek yang sengaja memilih nama itu sebagai identitas. Memberi kesan tidak serius, tapi siapa sangka kelompok yang sudah berdiri sejak 1992 itu justru sangat disiplin dalam memainkan setiap aransemen lagu yang dibawakan. Selain itu, mengandung maksud merendah dan mengeksploitasi instrumen gesek sebagai bentuk tanggung jawab akan pilihan mereka yang berkarir di musik selama ini.

Penampilan mereka sore itu, merupakan salah satu pralauncing album kedua Sa’Unine yang materinya telah selesai bulan ini. Diberi judul Buaian Sepanjang Masa, album ini rencana akan dilaunching di Bentara Budaya Jakarta, 15 September mendatang.

"Buaian Sepanjang Masa berisi lagu -lagu seperti Timang-timang, Nina Bobok, Tidurlah Intan dan sebagainya. Pilihan lagu-lagu ini sebagai bentuk komitmen kami untuk memainkan lagu sendiri dan komposisi baru. Selain itu, album yang berisi 13 lagu ini didedikasikan pada hubungan antara anak dan orangtua. Selain itu, menjadi terapi agar bisa muncul generasi yang Indonesia sekali," jelas pendiri dan konduktor Sa’Unine, Oni Krisnerwinto.

Promo album kedua ini juga dikonsep dengan ngamen tamasya ke beberapa kota seperti, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Malang dan Surabaya. Mengenalkan lagu-lagunya dengan cara mengamen. Menggunakan bus untuk keliling kota dan berhenti di titik yang banyak kerumunan orang untuk tampil secara live. Sama seperti yang mereka lakukan di sore itu di depan Monumen Serangan Oemoem Yogya. "Sa’Unine menjadi tempat pulang dari berbagai rutinitas. Mulai dari komunitas, Sa’Unine mengubah menjadi rumah, keluarga dan bisnis keluarga. Sedangkan anggota kelompok ini adalah pemain orkestra besar di Indonesia dan pengisi album band-band besar Indonesia," ujar Oni.

Temen nan yuk ..!

(M-2)-c




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta