"Perjuangan"The Dance Company untuk anak Indonesia

"Perjuangan" The Dance Company untuk anak Indonesia

Sadar atau tidak, pernahkah anda memperhatikan apa yang dinyanyikan anak-anak usia SD sekarang ini? Lagu apa yang mereka nyanyikan? Berani taruhan, kemungkinan besar pasti lagu orang dewasa yang mereka nyanyikan. Lebih menggemaskan lagi, hal itu dilakukan dalam sebuah kontes pencarian bakat dalam bidang tarik suara di sebuah stasiun televisi beberapa waktu lalu.

Lagu-lagu anak yang isinya dekat dengan keseharian dunia anak, kini sudah menjadi barang langka. Meski di sekolah taman kanak-kanak (TK) mereka masih diajarkan lagu-lagu anak, tapi di luar sekolah, lingkungan, dalam hal ini media massa seperti TV dan radio tidak banyak memperdengarkan lagu anak. Padahal waktu si anak lebih banyak berada di lingkungan luar sekolah, akibatnya lagu orang dewasa menjadi lebih dikenal dan dihafal oleh mereka.

"Perjuangan" The Dance Company untuk anak Indonesia

Sepertinya media TV dan radio enggan untuk menayangkan atau memutar lagu-lagu anak yang pas dengan dunia anak. Padahal kedua media tersebut punya kekuatan yang efektif dalam memperkenalkan lagu, dalam hal ini lagu anak. Tidak ada keberpihakan industry untuk lagu anak dengan berbagai alasan. Mulai dari anggapan bahwa anak sekarang tidak bisa lagi mendengarkan lagu anak sampai pertimbangan bisnis yang berpendapat bahwa lagu anak nggak ada profitnya.

Tanggapan yang bernada negative terhadap lagu anak dari kalangan industry ini ternyata tidak membuat surut semangat bagi Nugie, Pongki, Baim dan Riyo (Aryo Wahab) yang tergabung dalam sebuah band yang mereka bentuk tahun 2009 dengan album pertama mereka yang berjudul The Dance Company, sama dengan nama grup mereka. Mereka tetap komit untuk membuat album yang berisi lagu anak meski sadar akan kondisinya.

Mereka beruntung karena Nagaswara, label yang menaungi mereka mau mengakomodir pembuatan album tersebut pada tahun 2010. Meskipun setelahnya mereka tetap harus mengupayakan sendiri untuk memperkenalkan lagu anak karya mereka. Tidak mudah memang membawakan lagu anak itu dalam setiap pentas. “Malah ada satu stasiun TV yang melarang kami membawakan lagu-lagu anak di album kita itu”, papar Nugie berterus terang. Nugie juga menyayangkan tayangan-tayangan televisi yang terkesan menjual “sensasi bad news is a good news” yang mungkin saja mengakibatkan keengganan “menjual” lagu anak. “Anak-anak khan nggak ada sensasinya, dunia anak adalah dunia gembira

"Perjuangan" The Dance Company untuk anak Indonesia

Lalu apa yang bisa mereka harapkan dengan lagu-lagu anak yang telah mereka buat?. “Mudah-mudahan dengan apa yang kami rintis ini akan menjadi bola salju. Ada pihak lain yang juga memiliki keprihatinan yang sama untuk merombak keadaan. Kami tidak bisa bergerak sendirian.”

Semua personil The Dance Company sadar bahwa apa yang mereka buat untuk anak-anak Indonesia ini tidak serta merta akan “diamini” dunia industry. Spirit yang sama ketika mereka membentuk band ini. Mereka mengakui bahwa pembentukan band ini bukan supaya laku, tapi supaya mereka bisa fun, karena esensi musik adalah fun dan jujur. Mereka menyadari apa yang mereka buat dengan album kedua mereka yang berjudul “Anak Indonesia” ini adalah “perjuangan”. Bermodal keyakinan bahwa apapun yang dilandasi dengan niat tulus, suatu saat pasti akan ada hasilnya. Amin!!

"Perjuangan" The Dance Company untuk anak Indonesia

Temen nan yuk ..!

ypkris




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta