Nicholas Saputra, Arsitek itu Dekat Dengan Film

@nicsap

Arsitektur dan dunia film adalah bidang seni yang paling dekat. Keduanya memiliki pola pikir dengan filosofi yang sama, mewujudkan ide, dari tidak ada menjadi ada.

“Sampai saat ini gue belum menemukan dua bidang yang sedekat ini (arsitektur dan dunia film), keduanya sama-sama memiliki struktur dan memiliki tanggung jawab social”. Inilah yang dilihat oleh Nicholas Schubring Saputra, actor berdarah Jerman- Purworejo yang lahir di Jakarta 24 Februari 1984.

Kepada Tembi, ia mengaku bahwa ilmu yang ia dapat dalam film sangat membantunya dalam memahami arsitektur yang ia timba ilmunya di Universitas Indonesia sejak tahun 2002. “Banyak kesamaannya, perbedaannya cuma medianya aja, yang satu ruang (arsitektur) yang satunya gambar (film)”.

Nicholas Saputra memulai karirnya di dunia model sebagai peraga karya Samuel Wattimena. Melalui ajakan seorang talent scouting, ia terpilih untuk memerankan Rangga, tokoh utama pria dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” (2002) garapan penulis Jujur Prananto, Rako Prijanto serta Prima Rusdi dan disutradarai oleh Rudy Soedjarwo.

postcard from the zoo

Namanya langsung meroket bersamaan dengan animo masyarakat terutama kaum muda akan bangkitnya film Indonesia yang bermutu setelah lama mati suri. Di tahun 2003 ia kembali berperan dalam “Biola Tak Berdawai”, sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Sekar Ayu Asmara.

Film yang dibintanginya bisa dibilang langganan penghargaan. Kedua film pertamanya mengantarkan Nicholas Saputra masuk sebagai nominator pemeran utama pria terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2004.

Penghargaan sebagai pemeran utama pria terbaik berhasil ia raih di FFI 2005 melalui perannya sebagai Gie dalam Soe Hok Gie (2005). Film Gie ditulis dan disutradarai oleh Riri Riza.

Penghargaan yang sama dirainya juga dengan perannya sebagai Joni dalam film “Janji Joni” yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar tahun 2005.

Film “3 Hari Untuk Selamanya”(2007) yang ditulis oleh Sinar Ayu Massie dan disutradarai oleh Riri Riza mendapat kehormatan untuk diputar premiere di Hongkong International Film Festival dan Singapore International Film Festival.

Tahun 2008, Nicholas Saputra membintangi film “Kembang Setaman” yang ditulis dan disutradarai oleh Harry Dagoe Suharyadi. Film ini berisi 8 cerita dengan tema cinta. Di tahun yang sama ia berperan dalam sebuah film musical “Drupadi” yang ditulis oleh Leila S. Chudori dan disutradarai oleh Riri Riza.

gie_film aktor favorit

Film 3 Doa 3 Cinta (2008) yang ditulis dan disutradarai oleh Nurman Hakim meraih Grand Jury Prize di Vesoul International Film Festival Perancis 2009 juga meraih best film di Jakarta International Film Festival 2009 (Jiffest), selain itu 3 Doa 3 Cinta masuk seleksi resmi di berbagai festival film international seperti Dubai International Film Festival 2008, Pusan International Film Festival 2009, Goteborg International Film Festival 2009, Asian Pacific Screen Award Australia dan lain sebagainya. Film 3 Doa 3 Cinta juga meraih tujuh nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) 2008.

Cukup lama tidak membintangi film, tahun 2011 ia kembali membintangi film karya sutradara Karr Kwee yang ditulis oleh Steven Purba dan astrid Reza dalam film bergenre drama keluarga yang bermuatan sejarah dengan judul “Sarinah”.

Tahun 2012, Film “Postcard From The Zoo” yang disutradarai oleh Edwin dan ditulis keroyokan oleh Titien Wattimena, Edwin dan Daud Sumolang berhasil masuk ke Festival Film Berlin. Di Film ini Nicholas Saputra berperan sebagai pesulap.

Di tahun yang sama, Nicholas Saputra juga berperan dalam satu cerita pendek garapan sutradara Lasja F.Susatyo dengan judul “Aku Padamu” . Ia berperan sebagai Vano yang harus menghadapi calo KUA yang berjanji bisa menolong proses perkawinan tanpa surat Kartu Keluarga. Di film ini ia berpasangan dengan Revalina S. Temat.

biola tak berdawai

Nama besarnya di dunia film adalah hasil kerjasama dan usahanya mendalami peran. Pria penyuka seni dan travelling ini mengakui bahwa hobby jalan-jalannya banyak memberinya inspirasi dalam seni peran dari apa yang ia lihat dan apa yang ia dapat dari interaksi dengan orang-orang yang ia temui dalam setiap perjalanannya.

Temen nan yuk ..!

ypkris

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta