Tembi

Temen»Bondan Prakoso, Sang Penyebar Virus

05 Jan 2012 07:45:00

Bondan Prakoso, Sang Penyebar VirusTidak banyak memang musisi yang namanya bisa tetap berkibar sejak memulai kariernya ketika masih “bocah”. Sepertinya cuma Agnes Monica dan Sherina saja yang terlihat masih aktif di dunia tarik suara. Nama-nama lain seperti Leony, Tasya, Tina Toon hanya sesekali muncul. Mungkin juga mereka tidak lagi mengibarkan diri karena memilih karier di bidang lain atau ke jalur musik yang tidak umum, seperti Nikita misalnya yang setia dengan lagu-lagu rohani.

Yang menarik di sini adalah, sangat sedikit musisi pria yang masih bercokol di dunia tarik suara. Sejak masih bocah hingga beranjak dewasa.

Dulu di tahun 70an Adi Bing Slamet sangat terkenal sebagai penyanyi cilik, namun di saat dewasa Adi Bing Slamet lebih banyak muncul di layar kaca sebagai presenter dan dunia peran di layar kaca. Lalu Joshua Suherman, bocah yang memulai karirnya saat masih berumur 3 tahun. Saat beranjak remaja namanya tidak lagi berkibar. Grup band yang pernah ia dirikan bersama Geovani sesama mantan penyanyi cilik belum juga mengibarkan namanya. Begitu juga dengan grup band barunya yang bernama “Join Side”, mungkin masih butuh waktu.Bondan Prakoso, Sang Penyebar Virus

Agak berbeda memang dengan Bondan Prakoso, musisi kelahiran 8 Mei 1984 ini. Bondan memulai kariernya juga ketika masih bocah. Di awal karirnya Bondan langsung melejit dengan hitsnya “Si Lumba-lumba”, lagu anak dengan sentuhan hip-hop yang ketika itu di akhir 80-an terasa baru dan enerjik.

Memang beberapa tahun kemudian namanya sempat menghilang dan sepertinya Bondan menghilang bukan untuk selamanya.

Tahun 1999 ia muncul kembali dalam formasi grup yang diberi nama Funky Kopral dengan posisi sebagai vokalis merangkap bassist. Seperti pribahasa “Buah jatuh takkan jauh dari pohonnya”. Bondan adalah anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Lili Yulianingsih dan Sisco Batara, bassist Kayakas, sebuah grup band di era 90an.

Fungky Kopral berhasil menelurkan 3 album. Prestasinya memang pantas diacungi 2 jempol. Sepanjang karirnya bersama Funky Kopral mereka mendapat ganjaran AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk kategori Group Alternatif Terbaik. Ditahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan kolaborasi bersama Setiawan Jody dengan hits singel Tokek dan meraih penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2003 uBondan Prakoso, Sang Penyebar Virusntuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik.

Di Tahun 2004 Bondan keluar dari Fungky Kopral dan membentuk bersama Titz, Santos dan Lezzano yang berada di jalur musik Rap. Mereka adalah teman-teman kuliah Bondan. Maka jadilah grup baru dengan nama Bondan& Fade2Black yang kental dengan Rap dan Pop serta Rock. “Kata Respect itu jugalah akhirnya mendorong kita (B&F2B) untuk memulai project ini dan survive sampai detik ini. Saya Respect dengan visi bermusiknya Fade2Black, dan begitu sebaliknya.” ujar Bondan, lulusan Diploma III Sastra Belanda UI ini. Album pertama mereka meraih gelar sebagai Best Rap Album Production dalam Indonesian Music Award 2006.

Di balik kesannya yang nyantai apa adanya ini, Bondan menyimpan banyak harapan dan keprihatinan. “Tujuan utama saya bermusik dengan Fade2Black adalah bereksperimen dengan musik rap, dan mencoba untuk mengkolaborasikannya dengan bermacam-macam jenis musik lainnya, salah satunya ketertarikan saya untuk mengkolaborasikan rap dengan musik Keroncong. Di keluarga saya, keroncong sudah tidak asing lagi. Disamping itu, saya juga sangat prihatin dengan generasi muda sekarang yang mulai melupakan akar budaya kita. Malah kadang suka menelan mentah-mentah budaya asing. Yaah, hanya berusaha untuk mengingatkan dan memperdengarkan kembali kepada generasi muda sekarang akan musik asli negeri sendiri yang sebetulnya tidak kalah keren dan ketinggalan jaman apabila dikemas secara tepat.”

Begitulah cara ayah dari Kara Anabelle Prakoso buah perkawinannya bersama Margie yang ia nikahi pada 17 Desember 2007 bercerita tentang latar belakang pembuatan lagu Kroncong Protol. Lagu ini menjadi hits dari albBondan Prakoso, Sang Penyebar Virusum kedua mereka yang bertajuk “Unity”. Album ini juga mendapat penghargaan sebagai Best Rap Album Production dalam Indonesian Music Award 2008.

Gayanya memang nyantai, tapi urusan memilih nama, Bondan tidak berani asal-asalan. Pikirannya jauh ke depan penuh dengan impian. “Kita sepakat untuk memakai nama Rezpetor bukan hanya sebagai sebutan untuk fans/penggemar saja, tapi kita juga berharap dimanapun mereka berada “attitude” Respect ini akan selalu tertanam dan menjadi landasan mereka dalam pergaulan sehari hari. Kedepannya, Rezpector bisa semakin besar, dan membawa virus-virus 'Respect' ke seluruh penjuru tanah air. Membangkitkan kesadaran generasi muda untuk bisa saling menghormati tanpa memandang suku, agama, ras, budaya, usia, dan meninggalkan budaya ingin menang sendiri, premanisme, senioritas, kekerasan dan lain sebagainya”.

Sebuah cita-cita luhur, lalu apa harapan Bondan dalam dunia musik? “Aku Ingin punya sistem sendiri di industri bisnis musik Indonesia, yang mengatur hak dan kewajiban artis secara adil, dan di dukung oleh pemerintah”. Hmm……benar-benar karakter orang berbintang Taurus, tahu betul apa yang ia perjuangkan dan siap bekerja keras untuk menggapai targetnya hidupnya : menjadi orang sukses.

Temen nan yuk ..!

Salam Respect!!




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta