Tembi

Museum»WORKSHOP PERMUSEUMAN: MANAJEMEN BENCANA DAN KOLEKSI

31 Jan 2009 12:41:00

Jaringan Museum

WORKSHOP PERMUSEUMAN: MANAJEMEN BENCANA DAN KOLEKSI

Gempa bumi dahsyat yang melanda kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 yang lalu benar-benar memporak-porandakan segala sendi kehidupan masyarakat, termasuk benda-benda koleksi seni budaya, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan sejarah yang banyak disimpan di museum-museum di Yogyakarta. Yogyakarta yang memiliki lebih dari 32 museum, 27 di antara bergabung dalam organisasi Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY banyak memiliki koleksi sejarah yang sangat berharga. Di saat terjadi gempa bumi tiga tahun yang lalu, sebagian besar museum mengalami kerusakan dan banyak di antara koleksi kebanggaan museum yang mengalami kerusakan serius.

Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah wilayah yang dianggap sebagai jantungnya kebudayaan Jawa, dengan dinamika masyarakatnya yang begitu dinamis, serta mempunyai banyak peninggalan sejarah masa lalu baik yang disimpan di BP3, masyarakat, dan museum. Kekayaan koleksi sejarah masa lalu itu sangat berarti di tingkat nasional maupun internasional. Sayangnya kekayaan koleksi yang sangat berharga itu akan terancam dan tidak bisa diteruskan kepada generasi selanjutnya apabila pengelola museum tidak banyak dibekali pelatihan di bidang museologi. Atas dasar itulah, maka harus sering dilakukan pelatihan di bidang museologi.

Untuk melakukan realisasi itu, maka di awal tahun 2009 ini, Barahmus DIY melakukan pelatihan di bidang museologi, dengan topik yang dikhususkan pada materi manajemen bencana dan manajemen koleksi. Kegiatan dalam bentuk workshop ini akan berlangsung selama 2 minggu, mulai tanggal 27 Januari hingga 5 Februari 2009. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama berbagai pihak, seperti Museum And Art Gallery Northern Territory Australia, Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan Museum Sonobudoyo.

Workshop akan disampaikan oleh ketiga pakar di bidang perawatan koleksi museum dan seni dari Australia, masing-masing Kristin Phillips (Principal Convervator Textiles); Joanna Barrkman (Kurator Seni Asia Tenggara) dan Ms. Sandra Yee (ahli Keramik). Materi-materi yang diberikan antara lain meliputi: kajian resiko, identifikasi resiko di museum, mengecilkan resiko, prioritas penyelamatan, membangun jaringan pendukung, membangun tim penanggulangan bencana, informasi lain, koleksi keramik, dan lain-lain.

Pelatihan dan Workshop diikuti oleh 16 tenaga teknis museum-museum di Yogyakarta yang tergabung dalam Barahmus (seperti Museum Kraton Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg, Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Museum Negeri Sonobudoyo, Museum Rumah Budaya Tembi, dan lain-lain), 3 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, dan 1 tenaga teknis Museum Nasional Jakarta.

Menurut KRT Thomas Haryonagoro, Ketua Umum Barahmus DIY, dalam sambutan pembukaan workshop di Museum Negeri Sonobudoyo hari Selasa, 27 Januari 2009 yang lalu mengatakan bahwa tujuan diadakan workshop kali ini adalah untuk memberikan penguatan kemampuan kepada museum pemerintah dan non-pemerintah di wilayah Yogyakarta untuk melestarikan koleksi warisan budaya dan lebih khusus lagi untuk mengembangkan kewaspadaan, ketrampilan, strategi, dan prosedur perlindungan terhadap koleksi tersebut dari bencana. Begitu pula Drs. Joko Dwiyanto, MA, Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi DIY yang baru saja dilantik pada 16 Januari 2009 yang lalu juga menyambut baik kegiatan workshop ini, karena dianggap sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan profesional tenaga teknis museum. Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Intan Mardiana, Direktur Permuseuman Ditjen Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, bahwa diadakannya workshop di Yogyakarta ini sangat mendukung kinerja pemerintah dalam pengelolaan museum, khususnya peningkatan SDM museum di daerah.

Teks dan Foto : Suwandi/Tembi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta