Sego Megono Khas Pekalongan

Yang khas dari sego megono bukan sego (nasi)-nya melainkan megononya, yang merupakan sayuran untuk makan, laiknya gudeg Yogya. Megono terbuat dari nangka muda yang disebut gori. Cara memasaknya dengan dikukus, yang disajikan bersama parutan kelapa.

Megono makanan khas dari Pekalongan, Foto: Ons Untoro
Megono dibuat dari gori dengan cara dikukus didalam tempat nasi terbuat dari bambu

Di Pekalongan ada menu khas yang dikenal dengan nama sego megono, sehingga orang Pekalongan yang tinggal di kota lain, misalnya Yogyakarta, seringkali merasa kangen akan menu khas tersebut. Dimana ada sego megono, orang pekalongan akan mengunjunginya.

Rupanya, di Yogya ada warung yang khusus menyediakan sego megono. Warung tenda, laiknya warung angkringan, bertuliskan ‘Warung Sego megono khas Pekalongan kang Ali’ berada di ring road utara arah jalan Babarsari. Mengambil tempat di jalur lambat. Lokasinya mudah untuk diakses.

Teman ‘ Tembi’ asli Pekalongan, yang selalu rindu akan sego megono, Jum’at malam, 2 November 2012, mengajak ke warung tenda yang khusus menyediakan sego megono.

“Warungnya selalu ramai,” kata Slamet Riyadi Sanrawi yang asli dari Pekalongan, tetapi sudah puluhan tahun tinggal di Yogya, dan menjadi warga Yogya.

Tidak salah apa yang dikatakan Slamet Riyadi Sabrawi. Tiba pukul 19.00, warung sudah penuh. Anak-anak muda sudah duduk lesehan dan ada yang duduk di kursi panjang yang ada di warung tenda. Di deretan orang yang duduk lesehan, yang tempatnya merupakan teras dari toko rupanya ada beberapa teman Slamet dari Pekalongan. Agaknya mereka sedang mengobati rasa kangen pada sego megono.

“Di Pekalongan, hampir tiap hari kita makan sego megono,” kata Slamet Riyadi Sabrawi pada ‘Kuliner Tembi’.

Sebenarnya, yang khas dari sego megono bukan sego (nasi)-nya melainkan megononya, yang merupakan sayuran untuk makan, laiknya gudeg Yogya. Megono terbuat dari nangka muda yang disebut gori. Cara memasaknya dengan dikukus, yang disajikan bersama parutan kelapa. Megono ini menjadi kelengkapan dari nasi, sehingga dikenal dengan nama sego megono. Untuk memberi rasa pedas, sambal cabe hijau disertakan. Jadi, sego megono perpaduan antara manis, gurih dan pedas.

Warung sego megono kang Ali asli dari Pekalongan ini menyediakan rupa-rupa lauk sebagai kelengkapannya. Ada tempe mendoan, ayam, sate jeroan, telor dan lain sebagainya.

Pelanggannya dari kalangan anak muda dan tidak selalu dari Pekalongan, termasuk pegawainya yang mengenakan seragam baju warna hitam dengan tulisan di punggung belakang ‘Sego Megono’ berasal dari Klaten.

“Mas dari Pekalongan?” tanya kuliner Tembi pada seorang anak muda yang kebetulan duduk berdekatan di atas karpet merah. “Saya dari Gunung Kidul,” jawabnya.

Sego megono menu khas dari Pekalongan bisa ditemukan di warung tenda di Yogya, Foto: Ons Untoro
Nasi putih (sego), megono dan sambal Lombok ijo disajikan dipiring rotan dilambari kertas,
plus lauk berupa sepotong paha ayam dan telur dadar

Salah seorang pegawainya, yang berasal dari Klaten menjelaskan, bahwa warung Sego Megono ini mulai buka antara pukul 16-17.00, dan biasanya tidak sampai pukul 23.00 warung sudah tutup. “Tapi biasanya jam 20.00 atau jam 21.00, kang Ali mengantar sego megono lagi, karena pada jam-jam seperti itu persediaan sudah berkurang banyak,” kata pegawai tersebut.

Selama dua jam, antara pukul 19.00-21.00 Tembi melihat para pelanggan silih berganti berdatangan. Ada yang membeli untuk dibawa pulang, namun kebanyakan menikmati sego megono sambil duduk lesehan atau duduk di kursi panjang.

Harganya juga tidak mahal, Kuliner Tembi memesan sego megono dengan lauk sepotong ayam dan dua buah tempe mendoan serta segelas jeruk panas, hanya dihitung Rp 17.500. Sego megono dan lauknya disajikan di piring rotan, yang diberi alas kertas.

Setidaknya, seperti dikatakan Slamet Riyadi Sabrawi dan teman-temannya dari Pekalongan, sego megono di Yogya ini bisa mengobati rasa rindu akan menu khas dari kampung halamannya.

Makan yuk ..!

Ons Untoro



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta