CODOT, LUWAK DAN TOKEK DI PAKUALAMAN

CODOT, LUWAK DAN TOKEK DI PAKUALAMANDi pelataran selatan Pakualaman, di sisi pohon beringin besar yang rimbun, setiap malam dengan mudah Anda menemukan codot, luwak, tokek, bajing dan emprit. Namun semuanya terhidang di piring dan siap disantap. Menu yang tergolong jarang ini disediakan salah satu stand warung milik Pak Subiyanto (53 tahun) dan Bu Isni (47 tahun), yang terletak di pojok selatan. Tidak sulit mencarinya karena nama-nama hewan ini ditulis di banner dengan huruf besar-besar.

Menu ini bisa diolah dengan digoreng, dibakar atau dirica-rica, tergantung selera. Malam itu saya memesan codot dan tokek goreng, dan luwak rica-rica. Codotnya digoreng kering, dihidangkan sebanyak dua ekor—dengan kepala tapi tanpa sayap—bersama sedikit lalap dan sambal. Dikunyah kemripik, rasanya gurih agak asin. Sedangkan tokeknya dihidangkan tanpa kepala dan ekor. Rasanya kelewat gurih sehingga saya perlu mengimbanginya dengan menyeruput jeruk hangat. Adapun luwak yang dihidangkan saat itu diambil dari bagian paha, dada dan piCODOT, LUWAK DAN TOKEK DI PAKUALAMANnggang. Tidak terasa amis, rasa dagingnya sedikit menyengat, bercampur rica-rica ala Jawa yang manis dan sedikit pedas.

Warung ini tergolong muda, baru berusia tujuh bulan. Kok ada ide untuk menyediakan menu-menu semacam ini? Pak Biyanto menjelaskan bahwa awalnya ia kerap berburu bajing, luwak, tokek, codot, dan semacamnya. Pensiunan karyawan Bank Pembangunan Daerah DIY ini menjual hasil buruannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Biasanya pembelinya, sebagian jadi pelanggannya, memerlukan hewan-hewan ini sebagai obat. Codot dikenal memiliki khasiat menyembuhkan penyakit asma. Tokek berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit dan memperkuat stamina. Luwak, kata Pak Biyanto, baik untuk menyembuhkan penyakit diabetes.

Setelah bertahun-tahun berburu, muncul gagasan Pak Biyanto untuk menghidangkan buruannya sebagai menu spesial di warung baru mereka. Penduduk Gunung KCODOT, LUWAK DAN TOKEK DI PAKUALAMANetur ini memilih Paku Alaman yang jaraknya dekat sebagai lokasi warung mereka. Para pembeli agaknya percaya akan efek positif hidangan hewan spesial ini. Salah seorang pelanggan yang berasal dari Surabaya setiap bulan menyantap bajing di warung ini, dan minta dibungkuskan untuk dibawa ke daerahnya. Di sini bajing memang menjadi menu favorit.

Berapa harga menu-menu ini? Harga codot dan luwak masing-masing dibandrol Rp 9.000. Sedangkan harga tokek Rp 10.000 per ekornya, biasanya dihidangkan dua ekor seporsi. Menu spesial lainnya, nasi bajing/tupai seharga Rp 15.000, nasi brongkos Rp 6.500, serta nasi emprit/pipit, nasi kicik menthok, nasi udang bakar madu, nasi iso, nasi babat, nasi belut yang masing-masing dibandrol Rp 7.500. Disediakan pula menu ”biasa” semacam ayam, nila, lele, sampai mi instant.

Jika Anda memiliki problema kesehatan yang memerlukan menu hewani spesial ini, atau mungkin penggemar kuliner ekstrim, silakan berkunjung ke warung Pak Biyanto dan Bu Isni sejak pukul 5 sore hingga 2 dinihari, atau sebelumnya bisa menghubungi nomor 085643361931, (0274)7436436.

Makan yuk..!

barata




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta