Tembi

Makanyuk»KETUPAT LEBARAN

06 Oct 2008 09:59:00

Makan yuk ..!

KETUPAT LEBARAN

Makanan khas Ketupat Lebaran tidak hanya menjadi makanan khas bagi rakyat Jogja menjelang Lebaran atau seminggu sesudahnya, tetapi sudah menjadi makanan khas bagi hampir seluruh masyarakat di Jawa atau bahkan yang ada di luar pulau Jawa. Ya, makanan ini hampir pasti ada dan disajikan oleh keluarga-keluarga Jawa ketika menjelang hari Raya Lebaran dan seminggu sesudahnya.

Mungkin untuk hari-hari biasa juga ditemukan pedagang yang menjual makanan ketupat opor ayam di beberapa sudut di wilayah Jogja, namun, untuk suguhan kali ini lebih fokus pada masakan ketupat Lebaran yang disajikan di rumah-rumah saat hari raya Idul Fitri tiba.

Ketupat Lebaran hanya sebuah istilah saja. Jenis masakan sama, artinya menu yang disajikan adalah ketupat yang dilengkapi dengan menu-menu lainnya seperti opor ayam, sambal goreng, irisan bawang goreng, dan kerupuk udang. Kadang pula ditambah menu lain seperti hadirnya gudeg, sayur jipang, tempe tahu goreng dan lainnya. Menu Ketupat Lebaran tidak pernah absen dari dapur keluarga yang merayakan Lebaran Idul Fitri yang jatuh tanggal 1 Syawal. Jika nanti Anda berkunjung dari rumah ke rumah keluarga Jawa yang merayakan Lebaran dan Anda dijamu dengan menu ketupat Lebaran, silakan untuk dinikmati dan merasakan suguhan khas Lebaran itu.

Ada banyak jenis ‘klongsongan’ (istilah bahasa Jawa) atau bungkus ketupat, misalnya ketupat luar, ketupat sinta, ketupat bata, dan ketupat kodhok. Pembedaan nama masing-masing ketupat didasarkan pada cara pembuatannya yang memiliki pola berbeda. Nama ketupat dalam bahasa Jawa disebut ‘kupat’ dan mempunyai makna, antara lain ‘ngaku lepat’ yang artinya mengaku bersalah. Memang saat Lebaran tiba, ada tradisi saling memaafkan atau disebut Halal-bihalal. Dengan membuat hidangan kupat, berarti secara simbolis mengaku ‘lepat’ atau salah. Selain itu ada kepercayaan dalam membuat ketupat, paling tidak harus ada yang jenisnya kupat luar, artinya agar kesalahan yang pernah dilakukan bisa segera terhapus atau hilang berbarengan dengan hari Idul Fitri.

Sajian menu ketupat ada sedikit perbedaan waktu antara daerah Yogyakarta dan Surakarta. Seperti di daerah-daerah lain, bagi wilayah Yogyakarta dan sekitarnya menyajikan menu ketupat di saat Lebaran tiba, yakni 1 Syawal dan hari berikutnya. Namun untuk wilayah Surakarta dan sekitarnya, sajian menu ketupat disajikan setelah hari kelima hingga ketujuh setelah tanggal 1 Syawal yang sering disebut juga bakda kecil atau bakda kupat. Maka jika Anda hendak berlebaran di daerah Surakarta dan sekitarnya sesudah hari kelima akan menemui lagi menu ketupat bagi keluarga yang merayakan Idul Fitri. Di daerah yang disebut terakhir ini, selain ketupat dan menu pelengkap lainnya, biasanya ada tambahan menu bubuk kedelai yang ditaburkan ke hidangan ketupat Lebaran. Di daerah pantai utara juga ditambah menu lepet (untuk sebutan daerah Semarang, Kendal, Kudus, dan sekitarnya). Untuk daerah Klaten disebut legandha (untuk menyebut lepet).

Bungkus atau klongsongan ketupat dibuat dari ‘janur’ atau daun kelapa yang masih muda. Sementara isinya dari beras yang sudah dicuci dan dicampur dengan sedikit ‘enjet’ atau rendaman batu kapur. Fungsinya agar ketupat tidak mudah basi dan bisa kenyal. Kemudian beras tadi dimasukkan ke kelongsong ketupat kira-kira setengahnya saja atau lebih sedikit. Ketupat yang sudah diisi dimasukkan ke dandang atau panci lalu ditanak dan bisa juga direbus. Sajian opor ayam biasa dibuat oleh ibu-ibu atau para bakul dengan bahan dasar ayam, santan, dan bumbu-bumbu dapur lainnya. Sementara sambal goreng dibuat dengan bahan dasar irisan kentang goreng, lombok merah, santan kelapa, petai, krecek, dan bumbu dapur. Ketika semua sudah masak dan siap disajikan bersama-sama, jadilah hidangan yang pasti mengundang selera bagi semua orang yang sedang berlebaran.

Naskah dan foto : Suwandi Suryakusuma




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta