- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»GEBLEK, MAKANAN KHAS DAERAH KULON PROGO YANG GURIH, KRISPI, DAN KIYEL KIYEL
03 Nov 2008 10:15:00Makan yuk ..!
GEBLEK: MAKANAN KHAS DAERAH KULON PROGO YANG GURIH, KRISPI, DAN KIYEL-KIYEL
Geblek adalah nama makanan khas Kabupaten Kulon Progo. Boleh jadi geblek menjadi salah satu identitas lokal KabupatenKulon Progo, sama halnya dengan gudeg bagi Yogyakarta atau sega abang lombok ijo-nya Kabupaten Gunung Kidul.
Geblek adalah jenis makanan yang dibuat dengan bahan baku berupa tepung tapioca atau tepung kanji. Hanya saja tepung tapioca yang digunakan untuk membuat geblek adalah tepung tapioca basah. Jadi ketika tepung itu didatangkan ke produsen atau pengrajin geblek kondisinya telah menjadi adonan basah yang bisa dipotong-potong.
Menurut Yanto (39) salah satu pengrajin geblek terbesar di Bejaten, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo, tepung tapioca basah harganya jauh lebih murah dan jika dibuat menjadi geblek warna gebleknya cantik (putih). Sedangkan bila geblek dibuat dengan menggunakan bahan baku utama tepung tapioca kering, maka harga atau biaya produksinya jauh lebih mahal dan geblek yang dihasilkannya akan berwarna keabu-abuan atau kebiruan. Hal ini mengganggu selera konsumen yang akan menyantapnya.
Yanto yang memiliki karyawan berjumlah 4 orang ini dalam setiap harinya mampu menghabiskan 70 kilogram tepung tapioca basah untuk memproduksi gebleknya. Akan tetapi jika sedang musim liburan sekolah ia biasa menghabiskan tepung tapioca basah sebanyak 100-200 kilogram.
Untuk membuat geblek yang baik dan enak mula-mula tepung tapioca basah dikukus namun tidak sampai matang. Setelah itu tepung tapioca yang memadat itu dipilin (diplintir-digilas sambil dibumbui garam). Usai itu adolan yang berbumbu garam ini dikukus lagi selama kurang lebih 10 menit. Adonan yang telah dipilin dan dibumbui garam serta dikukus ini kemudian ditiriskan sebentar. Adonan itu kemudian dibumbui dengan bawang putih yang telah dilumatkan. Adonan setengah matang ini kemudian dibentuk bulat-bulat dan digandengkan masing-masing terdiri atas dua bulatan sehingga membentuk huruf 8. Adonan yang demikian ini sudah siap untuk digoreng dan disajikan.
Umumnya, orang-orang yang akan bepergian keluar kota dan menginginkan membawa oleh-oleh berupa geblek mereka akan membeli geblek dalam wujud yang belum digoreng. Sebab apabila mereka membawa geblek yang sudah digoreng, maka lebih dari 8 jam geblek akan terasa keras bila digigit.
Afdolnya geblek memang disantap dalam keadaan hangat. Artinya, begitu selesai digoreng sebaiknya segera disantap. Dalam kondisi hangat atau sehabis digoreng geblek akan terasa garing di bagian luar namun lembek dan sedikit kenyal di bagian dalam. Geblek yang baik adalah geblek yang tidak keras sehabis digoreng. Selain itu, geblek yang baik apabila digoreng akan terasa sedikit berongga di bagian dalamnya sehingga lebih memberikan kesan lunak atau empuk. Geblek yang baik juga berwarna putih sekalipun tanpa pewarna. Geblek yang baik juga beras gurih karena perpaduan rasa dari garam, bawang, dan adonan tepung tapioca itu sendiri. Penambahan perasa lain (misalnya vetsin atau bumbu masak) akan merusak rasa asli dari geblek.
Menurut Yanto geblek yang siap digoreng biasanya tahan selama 4 hari tanpoa pengawet. Selepas itu geblek yang siap goreng biasanya sudah akan menegras dan tidak enak atau makin keras jika digoreng. Sedangkan geblek yang telah digoreng (matang) biasanya hanya mampu bertahan selama 1 hari. Selepas itu geblek biasanya akan terasa keras.
Sampai sekarang telah banyak pelanggan Yanto yang menyempatkan diri untuk datang sendiri ke rumah produksi geblek milik Yanto. Mereka itu umumnya datang dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Sumatera, Kalimantan, dan sebagainya. Mereka itu umumnya membeli geblek mentah (siap goreng) untuk oleh-oleh. Yanto biasa memberikan harga paket untuk satu paketnya seharga Rp 5.000,- (untuk geblek) dan Rp 3.000,- untuk tempe benguk. Selain itu, Yanto juga sering diminta Pemda Kulon Progo untuk mewakili Kulon Progo dalam promosi kuliner atau kekhasan daerah Kulon Progo kepada publik di luar wilayah ini.
Umumnya geblek disantap bersama besengek tempe benguk yag juga menjadi salah satu makanan khas Kabupaten Kulon Progo. Keduanya disantap dalam kondisi hangat dengan ditemani teh hangat pula. Perpaduan ketiganya menimbulkan sensasi rasa di mulut yang cukup menggoda. Gurih, krispi bercampur kiyel-kiyel. Pokoknya tidak bisa dibandingkan dengan jenis camilan atau makanan lain. Penasaran dengan kenikmatan rasa geblek ? Datang saja ke Kulon Progo.
Teks dan foto: Sartono
Artikel Lainnya :
- JAMU GINGGANG, SALAH SATU JAMU LEGENDARIS DARI YOGYAKARTA(25/02)
- JUDUL BUKU(12/05)
- Kadipaten Pura Pakualaman di Usia Dwi Abad(04/07)
- Realitas dan Imajinasi akan Kayu(04/12)
- 8 Juli 2010, Primbon - Nyapih(08/07)
- 27 Maret 2010, Kabar Anyar - 'HITAM PUITIH' SENI RUPA KITA(27/03)
- Citra Perempuan di Hindia Belanda(17/10)
- KEUNIKAN SPAKBOR BECAK YOGYA(01/01)
- Komunitas Alumni Arsitek UGM Gelar Pameran Foto(15/05)
- Anoman Menjadi Senopati(19/08)