SITUS MIGIT: BEKAS MASJID PERTAMA KERATON MATARAM ?

SITUS MIGIT: BEKAS MASJID PERTAMA KERATON MATARAM ?Keletakan

Situs Migit terletak di Dusun Kauman, Kalurahan Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau dengan mengikuti Jalan Parangtritis. Pada kilometer 14-15 terdapat pertigaan dengan ke arah barat dengan papan nama SD Krekah di pinggir jalan. Pengunjung dapat mengikuti pertigaan ke arah barat tersebut hingga Dusun Kauman. Jarak antara Jalan Parangtritis dengan lokasi sekitar 3 kilometer.

Kondisi Fisik

SITUS MIGIT: BEKAS MASJID PERTAMA KERATON MATARAM ?Artefak yang diketemukan di Situs Migit berupa tumpukan batuan dengan berbagai ukuran. Batuan tersebut hampir keseluruhannya berbahankan batu putih (tufa). Batu tersebut sebagian berbentuk persegi polos, tetapi ada pula yang berbentuk persegi dengan beberapa takikan yang mungkin merupakan bagian dari sitem kuncian antarbatuan. Batuan di Situs Migit ini terletak di bawah sebuah pohon besar dan tinggi yang di masyarakat Jawa dinamakan Pohon Gedoya.

Tumpukan batuan Situs Migit ini juga terletak di pinggir jalan kampung di wilayah itu. Kecuali di pinggir jalan keletakannya juga beSITUS MIGIT: BEKAS MASJID PERTAMA KERATON MATARAM ?rada di depan pekarangan penduduk setempat.

Latar Belakang

Menurut sumber setempat Situs Migit dulunya merupakan bekas masjid tua. Masjid tersebut kemungkinan besar dibangun pada masa awal akan berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Hal ini sering dikaitkan dengan keberadaan Sela Gilang yang juga terdapat di Dusun Kauman, Gilangharjo. Sela Gilang di Gilangharjo atau pada masa lalu sering juga disebut sebagai Gilang Lipuro dipercaya merupakan salah satu tempat semadi Panembahan Senapati sebelum mendirikan Keraton Mataram. Ketika bersemadi di Gilang Lipuro ini menurut legenda Panembahan Senapati yang waktu itu masih bernama Raden Sutawijaya mendapatkan wahyu Lintang Johar.

Oleh karena itu Sutawijaya pun mulai ”babat” hutan di tempat itu yang kala itu masuk dalam wilayah Hutan Mentaok. Ia mulai merencanakan pembuatan keraton, termasuk masjidnya. Akan tetapi oleh karena nasihat Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi, Sutawijaya mengurungkan niatnya membuat keraton di Gilang Lipuro karena tempat sangat dekat dengan wilayah Mangir. Seperti diketahui Sutawijaya berseteru dengan Mangir. Akhirnya masjid yang hendak dibangun itu pun diurungkan. Tumpukan batuan masjid itu hingga kini hanya teronggok di Dusun Kauman.

Situs Migit dinamakan demikian karena istilah ini diduga merasal dari istilah masigit yang mengacu pada pengertian bangunan masjid seperti yang dimengerti sekarang.

a.sartono

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta