Mecah Plastik-1
(Permainan Anak Tradisional-87)
Ada satu lagi permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak berupa lomba yakni mecah plastik atau dalam bahasa Indonesia artinya memecahkan plastik berisi air. Permainan ini lebih seru karena anak-anak yang ikut permainan ini dinyatakan menang apabila ia paling awal bisa memecahkan plastik berisi air. Sebaliknya anak yang baju dan badannya kering, biasanya kalah dalam lomba. Permainan ini juga biasanya dilakukan saat menjelang tujuh belasan untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI. Namun kadang pula untuk memeriahkan hari jadi kota, ulang tahun kelahiran, dan lainnya.
Kiranya permainan ini pun sudah dikenal sebelum tahun 1980-an. Kala itu di kampung-kampung sering mengadakan permainan itu menjelang tujuh belasan. Sekarang pun masih ditemui, walaupun intensitasnya tidak seramai kala itu. Dolanan ini juga sering diikuti oleh anak-anak kecil hingga anak remaja. Usia mereka antara 7-17 tahun, berdasar kelompok usianya. Anak-anak kecil dikelompokkan menjadi satu, demikian anak-anak remaja dikelompokkan dalam kelompok lainnya. Laki-laki perempun biasanya dicampur dalam lomba mecah plastik.
Lomba mecah plastik isi air dilaksanakan menjelang tujuh belasan. Waktunya bisa pagi, siang atau sore hari. Tempat yang dipakai untuk permainan ini biasanya lapangan olahraga atau tanah lapang di sekitar kampung. Jika ada halaman rumah yang luas juga bisa dipakai. Sementara peralatan yang digunakan, antara lain kain penutup mata, kantong plastik, tali rafia, air, dan pemukul. Alat-alat tersebut mudah diperoleh di warung-warung dan sebagian bisa dibuat sendiri, serta biasanya sudah disediakan oleh panitia lomba permainan.
Anak-anak yang ikut permainan ini, biasanya mendaftar dulu ke panitia. Panitia lomba akan mengelompokkan peserta berdasarkan umur agar permainan imbang dan adil. Peserta atau pemain akan berkumpul di tempat yang sudah ditentukan apabila waktu permainan telah tiba. Namun sebelumnya, panitia telah mempersiapkan alat-alat. Biasanya lapangan dibagi menjadi 5 lajur, disesuaikan dengan jumlah peserta. Lebar antar lajur berjarak sekitar 1 meter, sementara panjang lajur bisa sampai 10 meter. Selain itu kantong plastik sudah berisi air digantungkan pada sebatang kayu, bambu, atau seutas tali yang melintang di antara lajur-lajur. Jika ada 5 lajur, maka plastik berisi air yang digantung juga berjumlah lima. Tinggi plastik yang digantung disesuaikan dengan tinggi masing-masing peserta. Jarak antar plastik yang digantung kira-kira juga 1 meter. Sementara tongkat kayu atau bambu juga sudah harus disiapkan, dengan jumlah yang bisa lebih dari jumlah lajur, untuk cadangan.
bersambung
Suwandi
Foto: www.suaramerdeka.com
Sumber Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- 3 Juni 2010, Kabar Anyar - TOMPUL DALAM 'ALUN DAN PUSARAN'(03/06)
- Kamus-kamus Adat Istiadat II(01/11)
- Menikmati Warisan Budaya di Yogyakarta(18/03)
- COTO MAKASAR DAN SUP KACANG MERAH(12/04)
- Sukrasana(11/02)
- 16 Februari 2010, Kabar Anyar - PAMERAN SENI RUPA NANI SAKRI DAN NENENG FERRIER DI Tembi(16/02)
- Ini Buku Apa Ya, Kok Tulisannya Aksara Jawa(14/11)
- Di Balik Fombi dan Festival Musik Tembi(01/06)
- SENTRA BATIK DI KABUPATEN BANTUL BATIK (13)(03/03)
- Keseimbangan Hidup Vertikal dan Horisontal Tujuan Manusia Jawa(25/04)