Tembi

Berita-budaya»WISATAWAN DI KRATON YOGYA

27 Jun 2011 07:20:00

WISATAWAN DI KRATON YOGYASuatu kali, saya berkunjung ke Kraton Yogyakarta dan bangunan disekitarnya, termasuk Tamansari. Karena musim libur, ada banyak wisatawan mengunjungi Kraton Yogyakarta. Selain anak-anak sekolah, orang tua beserta keluarga. Ada juga turis asing. Pemandu wisata dari Kraton menceritakan setiap tempat dari mulai masuk pintu Kraton sampai ruang-ruang yang memang terbuka untuk wisatawan.

Pasti bisa ditebak. Disetiap sudut, masing-masing wisatawan mengambil momentum yang dilihatnya dengan kamera digital. Pasti juga, disejumlah obyek yang menarik, para wisatawan mengambil foto dirinya, setidaknya bisa untuk menunjukkan, bahwa pernah mengunjungi Kraton Yogyakata.

Di ruang koleksi benda-benda milik Kraton, terlihat wisatawan menikmatinya, dan tentu saja mengajukan pertanyaan pada pemandu wisata yang mengantarnya. Tidak sedikit wisatawan yang melihat benda-benda koleksi yang dipajang dari balik lensa kamera digital: klik! Klik!

Mengunjungi tempat wisata Kraton Yogya, selain masuk pada bangunan Kraton, wisatawan bisa mengunjungi lokasi lain dan masuk didalam benteng Kraton, tetapi jaraknya beberapa ratus meter dari Kraton. Tamansari nama bangunan itu. Untuk menuju lokasi obyek wisata Tamansari, wiWISATAWAN DI KRATON YOGYAsatawan melewati perkampungan yang ada di dalam beteng Kraton. Dari perkampungan didalam beteng Kraton, kita bisa melihat bangunan benteng diantara jalan lintas menuju Tamansari. Imajinasi kita, kapan melewati lintas perkampungan benteng Kraton, kita seperti ‘berada dialam benteng’ yang sempit.

Letak Kraton Yogyakarta, secara geografis sangat menarik, dan oleh pendirinya Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana I, dengan sadar memilih lokasi Kraton yang terletak diantara gunung Merapi di sisi utara dan laut disisi selatan yang dikenal sebagai laut selatan. Pada sisi timur, terdapat dua sungai yakni sungai Code dan sungai Gajahwong. Pada sisi barat terdapat dua sungai, yakni: sungai Winogo dan sungai Bedog. Posisi Kraton pada posisi seperti itu, disadari tidak akan terkena banjir, karena air yang meluap dari gunung Merapi akan melewati sungai-sungai yang mengitari Kraton.

Karena lokasinya seperti itu, Kraton Yogya seringkali dimengerti memiiliki makna mistis, padahal, seperti diutarakan oleh Romo Tirun, lokasi Kraton Yogya yang strategis seperti itu, adalah representasi dari menyelamatkan alam beserta isinya, atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai ‘memayu hayuning bawana’.

DalaWISATAWAN DI KRATON YOGYAm kata lain, manusia harus menjaga harmoni hidup, antara kehidupan manusia dengan kehidupan alam. Dua juru kunci yang ditempatkan di gunung Merapi dan di Parangkusuma, laut selatan, adalah bentuk Kraton untuk menjaga harmoni antara alam dan kehidupan.

Pada konteks wisatawan, hal-hal yang sifatnya seperti tersebut diatas tidak bisa dilihat dengan mata, dan tidak bisa dibidik melalui kamera digital. Yang mudah dilihat dalam ritual yang tampak berupa labuhan. Jadi, teknis ritualnya yang menjadi fokus. Padahal labuhan adalah bentuk ‘doa’ untuk menyampaikan rasa terimakasih pada Tuhan pencipta alam, dan ‘do’a’ itu dilakukan di tengah alam. Dalam konteks ini di gunung Merapi atau di laut selatan.

Pada liburan sekolah, atau juga hari-hari biasa, wisatawan yang datang di Yogya tidak pernah lupa untuk mengunjungi Kraton. Ini artinya, Kraton semakin dikenal oleh generasi berikutnya dan sejartah bisa dikenali dari artefak yang masih bisa dilihat wujudnya.

Dalam kata lain, wistawan mengungjungi Kraton tidak hanya sekedar untuk mengunjungi obyek wisata, tetapi sekaligus mengenali sejarah.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta