- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»SENSASI KENIKMATAN IKAN LIAR DI PINGGIR TEMPURAN SUNGAI BEDOG DAN PROGO
18 Jul 2011 07:13:00Legokan Ngancar, Sendangsari, Pajangan, bantul memanglah merupakan sebuah legokan atau cekungan. Di tempat inilah pertemuan antara Sungai Bedog dan Sungai Progo terjadi. Pada lokasi ini pulalah sebuah rumah makan yang dinamakan Rumah Makan Legokan Ngancar berdiri.
Keletakan Rumah Makan Legokan Ngancar memang akang terpencil. Lokasinya memang sengaja didirikan di dekat tempuran dua buah sungai. Keletakannya yang demikian memberikan efek sejuk karena udara di pertemuan dua buah sungai itu kelihatan terbuka. Itu pun masih ditambahkan dengan kondisi alam di sekitar rumah makan ini yang cukup banyak ditumbuhi pepohonan relatif besar dan tinggi.
Rumah makan ini didirikan tahun 2007 (pasca gempa yang menghancurkan Bantul pada tahun 2006). Saat itu Basri (59) punya suatu gagasan untuk mendirikan sebuah usaha yang tidak saja bisa menyokong ekonomi keluarganya, namun kalau bisa juga mampu menopang kehidupan ekonomi warga di sekitarnya. Lalu mulailah ia mendirikan rumah makan ini yang dilengkapi gazebo-gazebo di pinggiran tempuran sungai. Tampaknya gazebo yang bahannya 95 persen terbuat dari bambu dan kayu ini cukup digemari. Gazebo memang memberikan nuansa dan kesan santai, sejuk, dan semilir. Gazebo dalam istilah lokal mungkin bisa juga disebut gubuk, maka Basri pun membuat slogan untuk rumah makannya, yakni NYAMAN DI GUBUK ENAK DI LIDAH.
Menu utama dari Rumah Makan Legokan Ngancar adalah ikan air tawar. Sekalipun demikian, ikan yang diolah di rumah makan ini bukan didasarkan pada ikan kolam namun ikan hasil tangkapan dari Sungai Progo. Hal demikian sengaja dipilih karena ikan yang ditangkap dari sungai lebih terasa nikmat dagingnya daripada ikan yang diternakkan. Lagi pula air dari Sungai Progo masih relatif sedikit pencemaran dibanding air yang digunakan untuk kolam-kolam ikan yang kebanyakan diambil dari air sungai di luar aliran Sungai Progo.
Ikan-ikan yang diolah dan disuguhkan di RM Legokan Ngancar di antaranya adalah wader, gabus (kutuk), belut, soga, dan pelus. Ikan-ikan tersebut ada yang dimasak dengan cara digoreng atau dibuat mangut. Ada pula yang dibuat sambal. Untuk menyantapnya dilengkapi dengan lalapan, nasi putih, dan aneka sambal.
Rabu, 7 Juli 2011 Tembi berkesempatan menikmati suasana dan menu makanan yang disajikan di rumah makan pinggir tempuran sungai ini. Waktu itu Tembi memilih menu Mangut Kutuk (gabus) dan Wader Goreng dengan ubarampe lalapan, sambal bawang, serta urap (gudangan).
Nasi putih dalam bakul bambu, wader goreng, sambal, lalapan, dan gudangan memang memberikan nuansa kenikmatan makanan lokal yang mungkin agak susah dicari di restoran-restoran tengah kota. Maklum wader bukanlah komoditas yang bisa dibudidayakan. Selain itu, ikan wader yang umumnya merupakan tangkapan dari sungai jarang didistribusikan ke kota karena jumlah tangkapannya yang terbatas. Apalagi jenis gabus (kutuk). Kalaupun ada di kota, jumlahnya tidak pernah banyak.
Kriuk-kriuk gurih wader goreng yang garing dan nasi putih hangat dipadu dengan sambal bawang yang pedas menyengat memberikan paduan rasa yang cukup heboh di lidah. Heboh yang nikmat serta memberikan efek ketagihan. Penginnya ngunyah dan ngunyah terus.
”Kekeringan” dari wader goreng garing ini bisa dipersegar dengan lalapan dan Mangut Kutuk yang bernuansa lebih lembut. Lembut dagingnya, lembut pula santan kentalnya. Sekalipun demikian, aroma rempah dari mangutnya demikian harum sehingga kesan amis dari ikan sepertinya benar-benar menghilang. Oh iya, untuk satu porsi wader goreng dibanderol dengan harga Rp 10.000,-. Untuk mangut ikan kutuk (gabus) Rp 20.000,-. Untuk masakan ikan jenis lain harganya variatif.
Sekalipun rumah makan ini agak tersembunyi keletakannya,namun selama ini pasokan ikan dari hasil tangkapan di sungai tidaklah menjadi soal. Basri mengaku bahwa selalu ada pemasok ikan hasil tangkapan sungai (Progo). Bahkan pemasok itu bukan hanya berasal dari lingkungan Kecamatan Pajangan saja, namun juga Kecamatan Srandakan, Pandak, dan Lendah (Kulon Progo). Sampai sejauh ini Basri mampu menampung setoran ikan hasil tangkapan di alam liar itu sebanyak 10-20 kilogram per harinya.
Kenikmatan menyantap ikan di pinggir tempuran Sungai Bedog dan Progo ini akan semakin lengkap rasanya sebab Bakri siap sedia bercerita tentang apa dan siapa dirinya. Ia juga siap menceritakan legenda tempuran sungai yang keletakannya tidak jauh dari Situs Mangir. Di tempuran sungai itulah dulu Ki Ageng Mangir pernah bertapa kungkum (berendam). Di bawah pohon Ancar di tepi tempuran itu pula Ki Ageng Mangir pernah mempertajam daya spiritualnya. Dari sisi barat Sungai Progo itu pula ia mendapatkan seorang gadis yang bernama Rara Jlegong dan kemudian daripadanya lahir Ki Ageng Baru Klinthing yang dalam cerita demikian menghebohkan karena digambarkan sebagai ular naga.
Ingin bersantai, sedikit menyepi sambil menikmati ikan liar hasil tangkapan dari sungai ? Nikmati saja suguhan di RM. Legok Ngancar, Pajangan, Bantul. Nyaman di gubuk, nikmat di lidah dan.... liyer-liyer ditiup angin semilir.
Makan yuk ..!
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Denmas Bekel(14/05)
- SIHIR ALAM MENOREH DALAM PAMERAN TUNGGAL AGUNG MN(04/06)
- Kembang Api Menjamur di Kala Lebaran(08/08)
- 23 Juni 2010, Yogya-mu - KUBURAN MASSAL KORBAN GEMPA BANTUL 2006(23/06)
- Memilih Hari dan Tanggal untuk Berpergian(15/12)
Cerita dan Memori Bayu Prasetyo Silent Cry To The Saviour Angels(20/04) - GUNUNG MERAPI DALAM SOSOKNYA YANG MEMPESONA(08/12)
- UMP, UPAH MINUMUN PROPINSI(28/11)
- Cakka Kawekas Nuraga Si Idola Cilik Beranjak Remaja(01/06)
- NGIRAS MAKANAN MODEL YOGYA TEMPO DULU(03/02)