Dolanan Dhempo-2
(Permainan Anak Tradisional-81)
Apabila anak-anak telah sepakat hendak bermain Dhempo, mereka harus menuju ke pelataran tempat bermain. Misalkan ada 4 anak, yaitu A,B,C, dan D. Sebelum bermain, mereka menentukan tempat-tempat yang boleh disinggahi atau “dipencoki”. Selain itu juga menentukan aturan-aturan lain, misalkan: 1) ketika hendak ditangkap harus tetap ingkling, tidak boleh lari dengan kedua kaki; 2) pemain menang yang sudah tertangkap harus istirahat; 3) pemain menang dikatakan tertangkap apabila belum sempat sampai tempat singgah sudah dijawil pemain dadi; 4) dan sebagainya.
Jika sudah disepakati aturan-aturan sederhana yang tidak tertulis (hanya lisan), maka salah satu pemain (secara sukarela) memimpin permainan. Sebelumnya, anak-anak yang bermain tadi berdiri berkeliling. Lalu tangan kiri dengan posisi menggenggam ditekuk dan diangkat sebatas dada atau perut. Jadi keempat pemain melakukan hal yang sama. Kemudian pemimpin mulai menyanyikan lagu sambil tangan kanannya memukul pelan-pelan tangan-tangan pemain lain yang diletakkan di depan perut atau dada tadi, secara berputar searah jarum jam atau kebalikannya.
Sementara lagu yang dinyanyikan sebagai berikut: //Dhempo wawo-wawo/wahem ji walang kaji/dhendhem ja lombok-lombok abang/ sapa ketiban banda//. Anak terakhir yang dipukul tangannya seraya berakhirnya lagu, berarti menjadi pemain dadi. Pemain lain yang tidak dadi menurunkan tangannya masing-masing. Untuk anak dadi kemudian meletakkan kedua tangan di belakang badan (seperti posisi diikat). Salah satu pemain menang memegang kedua tangan pemain dadi yang posisinya di belakang badan, seolah-olah mengikatnya. Tetapi hanya dipegang dengan tangan.
Lalu kedua pemain menang lainnya mulai mencablek pundak pemain dadi, dan segera ingkling dan menuju ke tempat pencokan pohon atau tempat lain yang sudah ditentukan. Apabila mereka sudah sampai di tempat pencokan, mereka segera berdiri biasa dan istirahat. Pemain yang mengikat pemain dadi juga segera menuju ke tempat pencokan, setelah mencablek pundak pemain dadi. Apabila semua pemain mentas sudah tiba di pencokan, pemain dadi sudah bisa mulai mengejar pemain mentas. Pemain mentas boleh dikejar apabila meninggalkan pencokan dengan cara lari ingkling. Maka pemain mentas berlomba-lomba menggoda pemain dadi dengan cara berpindah tempat pencokan. Apabila ada pemain mentas yang lengah dan bisa ditangkap saat berpindah tempat, maka ia harus istirahat dan tidak boleh melanjutkan permainan. Demikian seterusnya hingga semua pemain mentas tertangkap oleh pemain dadi.
Setelah semua pemain mentas tertangkap, maka permainan diawali lagi dari awal. Sekarang yang berhak menyanyikan lagu Dhempo adalah pemain yang baru saja menjadi pemain dadi. Apabila ada pemain dadi yang baru, maka ia melakukan hal yang sama seperti dalam awal permainan. Demikian seterusnya hingga mereka lelah memainkan dolanan Dhempo. Itulah gambaran permainan Dhempo yang sering dimainkan oleh anak-anak masyarakat Jawa tempo dulu.
Suwandi
Sumber informan: Slamet (38) dan Retno (29), karyawan Tembi; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- 4 Maret 2011, Figur Wayang - Kisah Sebelum Kematian(04/03)
- Pigunanipun Basa Krama Alus(11/01)
- Memilih Hari Untuk Minggu Depan(30/08)
- Dolanan Wilwa(21/02)
- YOGYAKARTA DIBANGUN UNTUK BEBAS DARI BANJIR(01/01)
- WARGA, TAK MENEMUI BUNG KARNO(26/04)
- 24 Juni 2010, Primbon - Mengenali Watak Dasar Si Bayi(24/06)
- 13 Oktober 2010, Yogya-mu - ANEKA BENTUK TUGU DI BERBAGAI PERSIMPANGAN DI JOGJA(13/10)
- 4 April 2011, Kabar Anyar - JALAN-JALAN, MENULISKANNYA, DAN JADI BUKU(04/04)
- Ananda Sukarlan Prestasi dan Kebanggan Indonesia(10/02)