Tembi sebagai Pusat Sumber Belajar
Walaupun hanya sebatas tempat pendidikan informal, namun Tembi berusaha memberikan pelayanan budaya kepada semua kalangan masyarakat, terutama yang peduli dengan budaya lokal. Berbagai kursus dan kegiatan budaya diselenggarakan oleh Tembi, mulai dari kursus MC Jawa, Kursus Tari, Membatik, Karawitan, Menatah Topeng, Memasak ala Tradisional, dan lainnya. Selain itu, Tembi juga mempunyai manajemen administrasi yang baik, memproduksi barang atau jasa, serta memiliki berbagai fasilitas yang bisa diakses untuk umum, baik dari sisi sosial maupun lainnya.
Maka dari itu Tembi telah menjalankan 4 fungsi pelayanan program sebagai pusat sumber belajar, yakni fungsi layanan program instruksional, produksi, media sumber belajar, dan administrasi. Demikian antara lain paparan kesimpulan yang disampaikan oleh 10 mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Tekonologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Yogyakarta di Pendopo Yudonegaran Tembi Rumah Budaya dalam kuliah Manajemen Sumber Belajar pada Jumat (27/7/12) lalu.
Mustamid dan rekan-rekannya secara bergantian mempresentasikan hasil observasinya atas obyek Tembi Rumah Budaya beberapa waktu silam. Kegiatan luar kampus ini bertujuan untuk memberikan pencerahan, wawasan lebih luas, mengenal lebih dekat, sekaligus memberi kesempatan rekreasi kepada para mahasiswa yang melakukan perkuliahan. Sehingga mahasiswa tidak hanya kuliah teori saja di dalam gedung. Demikian antara lain sambutan Estu Miyarsa, dosen pengampu mata kuliah tersebut. Dalam presentasi tersebut, 10 mahasiswa tersebut mendatangkan sekitar 30 mahasiswa temannya untuk diajak mengenal lebih dekat tentang Tembi.
Pengenalan kegiatan Tembi oleh mahasiswa UNY ini dilakukan pada siang hari sesudah sholat Jumat. Acara berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 15.00. Selain acara presentasi tentang Tembi, Mustamid dan teman-temannya juga membuka dialog tanya jawab kepada peserta lain yang hadir. Ada beberapa mahasiswa yang tertarik tentang Tembi. Banyak hal yang mereka tanyakan, seperti tentang produk Tembi Organik Sejahtera (TOS), pendanaan, sistem kerjasama, produksi barang dan jasa, budaya edukasi, dan lainnya.
Lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai ruang dan fasilitas yang ada di Tembi, termasuk surya sengkalan awal berdirinya lembaga ini di tahun 1995 dengan sengkalan “Wiku Kembar Songsonging Jagad”. Mereka lalu diajak ke berbagai tempat, seperti ruang Museum dan Iklan Kuno, ruang Pameran, ruang-ruang kursus, perpustakaan, ruang meeting, amphiteater, rumah-rumah penginapan ala pedesaan, kolam renang konsep belik, warung dhahar Pulo Segaran, dan Angkringan. Bahkan, mereka ikut nimbrung membeli takjilan di Angkringan untuk buka puasa.
Tembi Rumah Budaya, memang tidak hanya dikenal sebagai tempat untuk menginap atau berpetualang budaya, tetapi sekaligus menjadi pusat sumber belajar budaya lokal. Termasuk yang dilakukan oleh para mahasiswa UNY tersebut.
Suwandi
Foto : Sartono
Artikel Lainnya :
- Yang Masih Tersisa(29/03)
- ORNAMENT SYNDROME DI KARTA PUSTAKA(30/04)
- MUDIK(22/08)
- 19 Juli 2010, Suguhan - NASI MERAH MBAK DIAH(18/07)
- 20 Januari 2011, Kabar Anyar - MENGINGAT UNTUK TIDAK (ME)LUPA(KAN)(20/01)
- KEMACETAN DI YOGYAKARTA(01/01)
- 8 Februari 2011, Bothekan - GAJAH MARANI WANTILAN(08/02)
- Bima Kandawa Mengajarkan Pancasila(02/06)
- 16 Agustus 2010, Klangenan - 65 TAHUN INDONESIA(16/08)
- Peribahasa dan Saloka Bahasa Jawa(11/07)