Tembi

Yogyakarta-yogyamu»KEMACETAN DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 03:50:00

Yogyamu

KEMACETAN DI YOGYAKARTA

Tahun 1980-an dapat dikatakan tidak ada kata macet di kota Yogyakarta. Pada tahun-tahun tersebut jumlah kendaraan terutama yang beroda empat belum sebanyak sekarang (tahun 2000-an). Demikian juga halnya dengan jumlah kendaraan roda dua. Dengan demikian, kemacetan yang panjang dengan tempo waktu yang lama tidak pernah terjadi seperti sekarang. Kemacetan ini pada tahun-tahun berikutnya pasti akan menjadi semakin parah mengingat jumlah kendaraan dari berbagai jenis tidak akan pernah berkurang, tetapi justru bertambah terus.

Faktor kesembronoan, kenekadan, dan ngawur di jalanan menjadi faktor penentu pula yang turut memperparah kemacetan di kota Yogyakarta. Apa yang bisa dilakukan pemerintah, aparat kepolisian, DLLAJR, Departemen Perhubungan dan lembaga terkait dalam menghadapi persoalan ini sampai jauh ke depan, agaknya kita masih menunggu. Akan tetapi mengingat kapasitas jalan dan penambahan jumlah kendaraan di Yogyakarta yang jelas kurang seimbang dapat diramalkan dalam waktu dekat atau waktu yang panjang Yogyakarta akan menderita kemacetan yang barangkali akan separah kota-kota besar lain.

Persoalan kemacetan, jumlah kendaraan, terbatasnya kapasitas jalan, pertambahan penduduk yang cukup pesat menjadi persoalan yang selalu berkaitan erat dan senantiasa mengancam ruang tinggal serta moblitas. Hal ini tidak terhindarkan.

Mungkinkah jumlah kendaraan yang ada di suatu kota/wilayah dibatasi jumlahnya. Nampaknya hal ini tidak mungkin dilakukan karena menyangkut hak asasi manusia. Akan tetapi pemilikan kendaraan di luar kebutuhan (kecuali perusahaan jaas angkutan) juga turut andil besar menimbulkan kemacetan dan kesumpekan lalu lintas. Pada kenyataannya hal ini banyak terjadi. Dapat saja terjadi dalam sebuah keluarga dengan anak berjumlah 2 orang memiliki mobil 4, sepeda motor 4. Bahkan lebih. Hal ini jelas akan turut memberi beban berat bagi kenyamanan berlalu lintas di jalanan.

Yogyakarta sebagai sebuah propinsi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan propinsi-propinsi di Jawa lainnya akan dengan cepat menderita beban sumpek dan macetnya lalu lintas tersebut. Hal ini disebabkan oleh predikat Yogyakarta sendiri sebagai Daerah Tujuan Wisata yang besar dan handal, sebagai kota pelajar, dan kota pensiunan. Predikat-predikat tersebut identik dengan mengundang orang atau mendatangkan orang sehingga cepat aatu lambat turut memadati Yogyakarta sehingga penyediaan ruang tinggal dan mobilitas akan cepat terkurangi.

Lantas apa yang mesti dilakukan warga Yogyakarta dalam menghadapi hal semacam ini ? Yang jelas siap-siap saja Anda yang tinggal atau sedang berkunjung di Yogyakarta untuk menikmati kesemrawutan dan kemacetan arus lintas Yogyakarta.

Berikut ini kami sajikan beberapa hasil jepretan Tembi tentang suasana kemacetan di Yogyakarta. Anda turut andil dalam kesemrawutan dan kemacetan arus lalu lintas Yogyakarta ?

Teks: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priyo Daladi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta