Siswa Singapore National Academy Belajar Gamelan dan Batik di Tembi
Pada kegiatan membatik, para siswa juga diperkenalkan dengan alat-alat membatik, seperti canting, malam, kain batik, motif batik, dan lain sebagainya. Usai diperkenalkan dengan alat-alat itu, mereka langsung melakukan praktik membatik.
Belajar Gamelan di Pendopo Yudonegaran Tembi, Pasti Bisa, foto: Vincent
Kunjungan rutin pelajar ke Tembi tidak hanya datang dari pelajar lokal saja, tetapi juga dilakukan oleh pelajar sekolah internasional, salah satunya adalah Singapore National Academy (SNA) yang ada di Surabaya. Mereka umumnya tidak hanya melihat-lihat setiap benda koleksi, fasilitas, dan kegiatan yang ada di Tembi, tetapi mereka langsung melakukan praktik dan ingin merasakan sendiri sensasi belajar budayalokal Yogyakarta, antara lain bermain gamelan dan membatik.
Mereka tahu bahwa karawitan adalah bagian dari senipertunjukan wayang yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budayanon-bendawi (intangible) yang berasal dari Jawa. Demikian pula dengan batik, juga sudah diakui UNESCO. Maka untuk mengenal lebih dekat warisan budayaNusantara yang diakui badan dunia itu, mereka mencoba untuk merasakan sendiri kegiatan budayaitu sebagai wujud pengalaman yang tak terlupakan.
Saat berlatih karawitan, mereka dikenalkan dengan berbagai jenis alat musik gamelan, seperti kendang, saron, bonang, kenong, kempul, gong, gender, dan lainnya. Usai mengenal jenis alat musik gamelan dan notasinya, yakni slendro pelog, mereka langsung diajak untuk memainkan sebuah gending lancaran Bindri. Setelah menjalani tiga kali latihan, umumnya mereka sudah bisa menabuh secara harmonis antara penabuh satu dengan lainnya. Sehingga menghasilkan suara harmonis dari setiap gamelan yang dimainkan, layaknya memainkan musik orkestra.
Jumlah siswa setara SMP yang belajar bermain gamelan di Tembi ada sekitar 40 orang. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok sekitar 13 siswa. Mereka bermain karawitan secara bergiliran dengan kegiatan membatik.
Belajar membatik di Tembi, hasilnya buat kenang-kenangan, foto: Sartono
Pada kegiatan membatik, para siswa juga diperkenalkan dengan alat-alat membatik, seperti canting, malam, kain batik, motif batik, dan lain sebagainya. Usai diperkenalkan dengan alat-alat itu, mereka langsung melakukan praktik membatik. Setiap siswa mendapatkan satu kain batik ukuran sekitar 30 cm x 30 cm yang sudah ada pola bergambar bunga atau hewan.
Siswa juga diperbolehkan membuat pola sendiri. Setelah itu gambar pola dibatik menggunakan canting. Sementara proses pewarnaan dilakukan oleh pendamping. Karya hasil membatik bisa dibawa pulang oleh para siswa sebagai kenang-kenangan mereka belajar di Tembi.
Mereka tampak senang dengan kegiatan budayamenabuh gamelan dan membatik. Sungguh kegiatan yang bisa memberi manfaat kepada para pelajar. Mungkin sekolah Anda yang lain juga tertarik? Silakan datang ke Tembi Yogyakarta, pasti semua akan dilayani dengan hati.
Suwandi
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Pengumuman Hasil Seleksi Beasiswa Musik Tembi Rumah Budaya(08/11)
- Gerakan Solidaritas untuk Menghidupkan Kembali Lokananta(07/11)
- Pameran Mudik Nggawe Kadang(06/11)
- Alim Bakhtiar Menghadirkan Surga yang Hilang(04/11)
Potret Diri Pupuk Daru Purnomo(04/11) - Menengok Latihan dan Proses Rekaman 2 Pemain Cello Nakal(31/10)
- Pelajar Belajar Mengapresiasi Karya Seni di Tembi(31/10)
- Paguyuban Trah Brawijaya V Majapahit(30/10)
- Menikmati Dentingan Piano dari Dr Hye-Won Jo di ISI Yogyakarta(29/10)
- Galeri Indonesia kaya Kenalkan Seni dan Budaya di Dalam Mall(29/10)