Sekilas dari Festival Musik Tembi 2012

Sekilas dari Festival Musik Tembi 2012

BCR Project dari Yogyakarta terpilih sebagai kelompok musik dengan komposisi terbaik, dan Sound of Hanamangke dari Bandung menjadi kelompok penampil terbaik. Sedangkan Psycoetnic dari Malang terpilih sebagai kelompok terfavorit. Demikian hasil keputusan juri yang terdiri dari Frans Sartono (wartawan Kompas), Purwanto (Kua Etnika) dan Eross Chandra (Sheila on 7) pada malam terakhir Festival Musik Tembi (FMT) 2012 yang berlangsung tiga hari, 24-26 Mei 2012 di Tembi Rumah Budaya.

FMT diikuti 7 nominator. Selain tiga kelompok di atas, yakni Kazavi Band (Bandung), Ibu Jari (Yogyakarta), Jalan Pulang (Yogyakarta), dan Septian Dwi Cahyo (Bogor). Mereka lolos nominasi dari 17 kelompok atau individu yang mendaftar. Para nominator ini tampil pada hari kedua FMT. Mereka membawakan komposisi ciptaan mereka masing-masing yang mengangkat unsur musik tradisi. Sound of Hanamangke, misalnya, memadukan jazz dan musik Sunda, menjadi apa yang dikenal dengan jazz etnik. Mereka memainkan instrumen kecapi, kendang, suling bersama gitar, bas, drum dan perkusi. Begitu juga kelompok-kelompok lain menggunakan instrumen tradisi seperti bonang, saron, cetik, karinding. Sedangkan Jalan Pulang meski memainkan instrumen modern tetap memasukkan unsur musik Jawa dalam komposisi musik popnya.

Sekilas dari Festival Musik Tembi 2012

Selain menampilkan para nominator, tampil pula kelompok-kelompok musik serupa pada hari pertama. Sebagian memainkan instrumen gamelan dipandu instrumen modern, seperti Lumbung Artema dari Yogya dan Neosoul of Etania dari Solo. Artema, yang didirikan para alumni Taman Siswa, menjadikan karyanya sebagai musik bernarasi panjang yang filosofis reflektif. Neosoul, peserta FMT 2011, membawakan komposisi-komposisi barunya, yang ditutup dengan karya lamanya yang masih tetap terbaik, ‘Pulang’. Tampil pula sebagai puncak hari pertama, Jogja HipHop Foundation, membawakan rap berbahasa Jawa dan “bertempo Jawa” yang santai dan asyik. Mereka menutup pementasannya dengan hit ‘Jogja Istimewa’. Patut dicatat pula dengan huruf tebal penampilan Komunitas Seni Tadulako, yang kental dengan musik tradisi Palu dan Sulawesi Tengahnya. Paduan komposisi instrumen musik dan vokalnya yang mistis benar-benar membuat merinding dan memukau.

Sekilas dari Festival Musik Tembi 2012

Sejumlah penampil lainnya berkreasi dengan berbasis musik Barat. Fonticello tampil gahar dan memukau, memainkan instrumen gesek dengan cara tidak biasa. Sesuai dengan namanya, mereka bermain dengan teknik ponticello, yakni menggesek dekat bridge sehingga menghasillkan suara berat, kasar, noise dan kelam. Kelompok lainnya adalah Majesti Brass Quintet yang berformat ansambel tiup brass, serta Gema Ansambel yang berformat ansambel dan menekankan kebersamaan dalam bermain gitar. Basisnya musik klasik.

Ragam lainnya adalah musikalisasi puisi dalam aroma jazz yang dibawakan Jay dan Gatra Wardaya. Jay, saksofonis muda yang terlibat pada komposisi pada album Ngayogjazz 2009 dan aransemen pada album Ngayogjazz 2011, mengajak lima orang kawannya, antara lain Paksi pada vokal dan Ari Letto pada bass. Jay, yang pernah mengikuti workshop musikalisasi puisi bersama Umar Muslim dan Sapardi Djoko Damono di Tembi, membawakan puisi-puisi Ikun dan Terry. Karya-karya Jay mengalir dengan asyik. Ada pula kelompok musik dari Jakarta, Yes It’s You yang membawakan lagu-lagu pop dance.

Sekilas dari Festival Musik Tembi 2012

FMT ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan oleh Forum Musik Tembi (Fombi) yang dikomandani Marcelina Rosiana. Fombi adalah bagian dari Tembi Rumah Budaya yang dimotori anak-anak muda. Salut atas kerja keras Fombi, panitia dan para volunteernya. Ditunggu FMT ketiga pada 24-26 Mei 2013.

Teks: barata
Foto: Sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta