- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»PERESMIAN JEMBATAN KLERINGAN
13 Jan 2012 07:59:00Jembatan Kleringan yang dibangun mulai 13 Juni – 16 Desember 2011 dan membutuhkan dana sebesar 12 miliar rupah yang diambilkan dari dana Propinsi DIY dan Pemkot Yogyakarta ini diresmikan hari Selasa, 3 Januari 2012. Peresmian dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X yang didampingi mantan Walikota Yogyakarta, Hery Zudianto dan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. Peresmian Jembatan Kleringan yang berdampingan dengan Jembatan Kewek ini juga dihadiri Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta, Toto Suroto serta para pejabat di lingkungan Pemkot Yogyakarta.
Pada kesempatan itu Sri Sultan Hamengku Buwana X meminta kepada Hery Zudianto untuk menamai jembatan baru tersebut. Oleh Hery Zudianto jembatan baru ini diberi nama Jembatan Amarto yang oleh Walikota Yogyakarta yang baru, Haryadi Suyuti dimaknai sebagai agawe majune Ngayogykarta. Sultan meminta Hery Zudianto memberikan nama pada jembatan baru ini sebagai bentuk ucapan terima kasihnya karena Hery Zudianto pernah menjabat Walikota Yogyakarta. Nama itu dimaksudkan sebagai kenang-kenangan.
Jembatan Kleringan baru atau Kembatan Amarto ini memang dimaksudkan untuk membantu mengurai kemacetan di Simpang Kleringan-Taman Adipura. Namun seperti pernyataan Sultan dalam kesempatan itu, Jembatan Amarto belum menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi persoalan kemacetan di Yogyakarta, khususnya lalu lintas yang menuju ke arah Malioboro. Pemkot Yogya masih perlu melakukan pembangunan infrastruktur lainnya. Lebih-lebih menurut Sultan, penduduk Yogyakarta pada tahun 2025 diperkirakan akan menjadi dua kali lipat. Hal demikian harus segera dipikirkan karena kepadatan yang akan terjadi akan membuat warga tidak nyaman.
Sultan menyarankan untuk pembangunan tempat-tempat (kantong-kantong) parkir baru utamanya di sekitar Malioboro. Sultan juga mengusulkan untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang dikhususkan untuk pejalan kaki. Haryadi Suyuti dalam hal ini menyatakan bahwa hal demikian memang sudah dipikirkan. Untuk itu Haryadi Suyuti akan mengoptimalisasikan ruang-ruang pada sirip-sirip Malioboro untuk lahan parkir.
Sekalipun peresmian atas Jembatan Kleringan atau Jembatan Amarto telah dilakukan, namun alur lalu lintas masih seperti dulu. Arus lalu lintas yang baru mulai akan diberlakukan jika pembangunan di beberapa titik di sisi timur jembatan selesai dilakukan. Sampai saat ini pembangunan di timur jembatan yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi belum selesai.
Panjang Jembatan Kleringan mencapai 37 meter dan lebarnya 18 meter. Jembatan ini melintang di atas Sungai Code. Keberadaan atau posisinya sejajar dengan Jembatan Kewek dan jembatan perlintasan kereta api di sisi selatan atas. Menurut Kepala Dinas Kimpraswil Yogyakarta Jembatan Kleringan ini memiliki ketahanan minimal hingga 50 tahun. Dengan adanya jembatan ini arus lalu lintas dari arah Jl. P. Mangkubumi yang hendak ke kawasan Kotabaru tidak perlu lagi melingkar atau membelok di depan Taman Adipura. Dengan demikian diharapkan kemacetan dan penumpukan kendaraan di Kawasan Kleringan dan Taman Adipura bisa diurai.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 28 Oktober 2010, Kabar Anyar - PAMERAN GRAFIS PENJASKES DI Tembi(28/10)
- Akar-Akar Pohon di Jalan Jenderal Sudirman, Bantul(18/04)
- DOLANAN ENDHOG-ENDHOGAN-1 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-28)(23/03)
- 1 April 2011, Kabar Anyar - KUNJUNGAN MENDADAK (LAGI) DI Tembi RUMAH BUDAYA(01/04)
- PESONA KEBUN BUAH NAGA DI LERENG MERAPI(16/06)
- PENJUAL BUNGA TABUR DI YOGYAKARTA(01/01)
- CANDI DONOTIRTO CANDI DI TENGAH KOTA JOGJA(11/01)
- DOLANAN GULA GANTHI(26/04)
- 18 Mei 2010, Ensiklopedi - DOLANAN GAJAH TELENA(18/05)
- POMPA AIR KERETA API DI DEPAN STASIUN TUGU, MENGGUGAH KENANGAN SEJARAH PERKERETAAPIAN(08/09)