Pameran 'Artis Proof'
Cetak Coba Lembar Pertama

Saya melihat bahwa para perupa terkenal di beberapa kota, yaitu Surabaya, Bandung, Jakarta dan Jogya, ternyata adalah para perupa yang ketika mengerjakan karyanya didasari dengan hati senang, Selain senang seorang perupa perlu membebaskan diri dan keluar dari sekat-sekat senirupa yang ada selama ini dalam mengeksplorasi tehnik dan media seni grafis, kata Dwi Marianto dalam sambutan pembukaan pameran dari kelompok Print Making Remedey (PMR) yang bertajuk “Artist Proof,” di Tembi Tumah Budaya pada Kamis malam 3 Mei 2012 pukul 19.30.

Pameran 'Artis Proof' Cetak Coba Lembar Pertama
Bp. Dwi Marianto (kiri) dan Bp. Djoko Pekik (kanan) diantara pengunjung pameran

Berangkat dari rasa senang itulah seorang perupa akan senantiasa berkarya dan terus berkarya. Ia tak kenal lelah dalam berproses menggali, menemukan, dan kemudian mencoba kemungkinan-kemungkinan baru, tehnik-tehnik baru, media-media baru yang penuh kreativitas.

Untuk menumbuhkan semangat berkarya, berproses bersama dan pameran bersama, mahasiswa seni grafis ISI Jogyakarta angkatan 2010 membentuk ‘kelompok kerja kreatif yang dinamakam PMR mereka terdiri dari: 1. Aditya Prasetya, 2. Ahadi Bintang M, 3. Alp. Awan Murbachandra 4. Alvin Agnuba, 5. Arif Poniman, 6. Bunga Malikha, 7. Dhila Eka Lusiana, 8. Izzuddin (Endingk), 9. K Elda’Uchill’ Gustriyanto, 10. Philosophia Yeroushalaim, 11. Prasojo Yulistianto, 12. Ridwan, 13. Rizky Fitria Al-Fahmi, 14. Robbi Wahyu N, 15. Sayaluqi, 16. Sigit Mudhofar, 17. Sylvester Adhikrama H, 18. Vincensia Vicky, 19. Wisnu Septian Nugroho, 20. Yosi Tandio.

Pameran 'Artis Proof' Cetak Coba Lembar Pertama
karya Yosi Tandio

Sebuah proses penciptaan karya seni grafis yang ideal tidak bisa dikerjakan dengan serta merta dan instan, tetapi perlu dipahami sebagai keseluruhan tahapan yang meliputi: membuat rancangan/sketsa, membuat klise, pemberian tinta, proses cetak, penulisan edisi dan nama, sampai pada penyajian karya akhir. Semua tahapan yang ada saling berkesinambungan dan berpengaruh dengan hasil akhir. Sebuah klise woodcut yang sangat detail belum tentu menghasilkan cetakan yang sempurna apabila penintaannya serta proses cetaknya tidak hati-hati, rapi, bersih penuh kesabaran dan militan, demikian kata Andre Tanama dalam tulisannya di katalog pameran.

Dalam kaitannya dengan proses berkarya, Artis proof adalah merupakan salah satu tahapan yang cukup penting di dalam proses penciptaan karya seni grafis. Artis Proof dapat diartikan dengan cetak coba. Cetak coba ini dapat dilakukan berulang-ulang hingga sampai mendapatkan hasil cetak yang sempurna yang kemudian dikukuhkan menjadi edisi karya.

Artis Proof yang diusung oleh kelompok PMR sebagai tema pameran kali ini, tentunya punya niat yang tidak jauh berbeda dengan arti Artis Proof yang sesungguhnya, yaitu mencetak berulang-kali hingga mendapatkan edisi karya seperti yang diinginkan.

Pameran 'Artis Proof' Cetak Coba Lembar Pertama
karya Prasojo Yulistianto

Jika demikian pameran perdana kali ini dapat diibaratkan sebagai cetak proof di lembar pertama. Hal ini bukan berarti bahwa hasilnya jauh dari sempurna, melainkan bahwa cetak proof lembar pertama ini akan disusul dengan cetak proof lembar kedua, ketiga keempat dan seterusnya. Jangan lelah untuk terus mencoba tentunya dengan hati yang senang dan sukacita.

Djoko Pekik yang turut hadir diantara tokoh senirupa, pelukis, dosen dan para mahasiswa senirupa merasa salut kepada anak-anak muda potensial yang menggeluti seni grafis, cabang seni yang tidak banyak menghasilkan uang seperti halnya seni lukis.

Foto: Sartono, tulisan: herjaka




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta