Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Tema dalam Kongres Bahasa Jawa (KBJ) V di Jawa Timur akhir tahun 2011 lalu adalah Bahasa dan Sastra Jawa sebagai Sumber Kebijaksanaan untuk Mewujudkan Watak dan Pekerti Bangsa. Artinya, sebagai budaya lokal, seperti budaya lokal lain di nusantara, bahasa dan Sastra Jawa termasuk budaya daerah yang sarat dengan ajaran, watak dan nilai luhur budi pekerti. Ajaran-ajaran baik tersebut perlu direvitalisasi dan terus dikembangkan untuk mewujudkan watak dan budi pekerti bangsa Indonesia.

Ajaran nilai budi pekerti luhur yang termuat dalam berbagai karya sastra Jawa perlu disampaikan ulang kepada generasi muda, agar mereka mempunyai watak budi pekerti yang baik seperti yang diharapkan oleh generasi tua sesuai dengan ajaran yang disampaikan dalam karya-karya bahasa dan sastra Jawa. Transformasi ajaran budi pekerti luhur budaya Jawa, bisa lewat pendidikan formal (PAUD, TK, SD, dll), nonformal (sanggar, paguyuban, dll), dan pendidikan keluarga.

Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Rencana Program yang berkaitan dengan pendidikan, misalnya menggunakan bahasa Jawa di tingkat PAUD, TK, kelas bawah tingkat SD; ikut menumbuhkembangkan membaca dan menulis dengan memakai bahasa Jawa dan aksara Jawa; ikut menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa Jawa lewat tulisan papan nama, iklan, serta media pendidikan; instansi pemerintah (3 provinsi) wajib menggunakan bahasa Jawa setidaknya sehari dalam seminggu dalam suasana kerja; dan sebagainya.

Itulah beberapa keputusan KBJ V yang disampaikan dalam acara “Sosialisasi Kongres Bahasa Jawa dalam Workshop Bahasa dan Sastra Jawa” bertempat di Balai Desa Minomartani, Ngaglik, Sleman, pada Selasa (20/3) lalu. Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, sebagai realisasi dari salah satu Rekomendasi Keputusan KBJ V di Surabaya Jawa Timur, 27—30 November 2011 lalu, yakni “Sosialisasi Keputusan KBJ V dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY”.

Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Dalam acara sosialisasi KBJ V di Sleman tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang diwakili oleh Drs. Martono menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi hasil KBJ V ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai tindak lanjut dalam rangka untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa dan sastra Jawa, khususnya di wilayah DIY. Sosialisasi akan diselenggarakan di setiap kabupaten dan kota di DIY dengan jadwal secara bergantian. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan pelestari bahasa dan sastra Jawa, mulai dari guru TK, SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, sastrawan, praktisi sanggar, paguyuban, dan lain sebagainya.

Sambutan baik kegiatan sosialisasi juga disampaikan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sleman UPT Kecamatan Ngaglik, Sri Sulastri, SH. dan Camat Ngaglik, Drs. Suyudi. Keduanya menyambut baik kegiatan ini, sebagai wujud nyata dalam ikut melestarikan dan mengembangkan bahasa dan sastra Jawa. Semoga para peserta workshop bisa memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin untuk pembelajaran budaya Jawa dan menularkan kepada generasi muda dan elemen masyarakat lainnya.

Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Sosialisasi Workshop Bahasa dan Sastra Jawa menampilkan beberapa materi yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa, antara lain: pengenalan program software Hanacaraka versi 2.0; Apresiasi Geguritan dan Apresiasi Cerkak. Program software Hanacaraka versi 2.0 adalah program komputer untuk mengenalkan alih aksara Latin ke dalam aksara Jawa. Versi 2.0 program terbaru yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY tahun 2010. Sementara dalam apresiasi geguritan dan cerkak, peserta workshop ingin diperkenalkan dengan karya sastra berupa geguritan dan cerkak serta diajari menulis, berpraktik membuat geguritan dan cerkak. Selain itu, peserta workshop juga mendapatkan CD program Kamus Dasanama yang dibuat oleh instansi yang sama di tahun 2011 lalu.

Dengan adanya sosialisasi ini tentu diharapkan, apresiasi masyarakat penutur dan pendukung bahasa, sastra, dan budaya Jawa akan meningkat dan lebih mencintai lagi budaya lokal yang penuh dengan ajaran budi pekerti luhur untuk mendukung watak budi pekerti bangsa.

Nilai Luhur Budi Pekerti Budaya Jawa Perlu Dilestarikan

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta