Tembi

Makanyuk»ENTING ENTING GEPUK CAP MACAN LEOPARD, CAMILAN SPESIFIK YOGYAKARTA, DIBUAT DENGAN CARA DIGEPUK

15 Sep 2008 09:54:00

Makan yuk ..!

ENTING-ENTING GEPUK CAP MACAN LEOPARD,
CAMILAN SPESIFIK YOGYAKARTA: DIBUAT DENGAN CARA DIGEPUK

Dari sekian makanan khas Yogyakarta, Enting-enting Gepuk merupakan salah satunya. Salah satu pengrajin atau produsen Enting-enting Gepuk di Yogyakarta terletak di Jalan Jagalan No. 57, Purwokinanti, Pakualaman, Yogyakarta. Tempatnya persis berada di depan Kantor Radio Reco Buntung. Berada satu deret dengan Rumah Makan Ayam Goreng Mbok Sabar dan Ayam Goreng Code. Pengrajin Enting-enting Gepuk di tempat ini dulu menggunakan merk Cap Macan, namun sekarang menggunakan merk Cap Macan Leopard.

Generasi pertama pembuat Enting-enting Gepuk Macan adalah Mbah Wongso Dikromo. Mbah Wongso ini dulunya bertempat tinggal di Suryatmajan, Yogyakarta. Generasi kedua adalah Bapak Mashuri, ayah Drs. Sugiyanto (67) yang kini memegang kemudi perusahaan Enting-enting di Jagalan.

Sugiyanto sendiri mulai menjalankan perusahaan ini mulai tahun 1974. Perusahaan ini merupakan perusahaan perorangan. Melalui tangan Sugiyanto inilah perusahaan Enting-enting Gepuk mengalami banyak perkembangan. Baik dalam kemasan, merk, cara pengolahan, sanitasi, dan sebagainya. Hal itu dilakukannya demi kepuasan konsumen dan juga karena tuntutan zaman.

Dulu nama perusahaan tidak mencantumkan nama Leopard. Nama awalnya adalah Perusahaan Enting-enting Cap Macan. Kata Leopard muncul atas usulan Departemen Kehakiman Republik Indonesia ketika perusahaan ini mengajukan hak paten merk. Penambahan kata Leopard ini muncul oleh karena merk Macan sudah ada yang mendaftarkan terlebih dulu, sehingga harus diubah. Terhitung sejak tanggal 2 November 1998, nama perusahaan sekaligus merk dagang perusahaan ini berubah menjadi Macan Leopard. Jadi perubahan namanya hanya dengan menambahkan kata Leopard agar tidak membingungkan konsumen atau pelanggan karena mengira produsennya berubah. Leopard sendiri adalah sejenis macan di Amerika selatan.

Dalam seharinya, rata-rata kacang tanah dan gula pasir yang dibutuhkan untuk memproduksi Enting-enting masing-masingnya adalah 50 kilogram. Untuk melakukan proses produksi perusahaan ini mempekerjakan 7 orang karyawan dengan gaji rata-rata per orangnya Rp 25.000,- per hari Sedangkan jam kerja mereka mulai jam 08.00 sampai15.00 WIB.

Proses pembuatan Enting-enting dimulai dengan pemilihan kacang tanah berkualitas baik. Setelah itu kacang dibersihkan dan digoreng sangan (disangrai). Usai disangrai kacang tanah kemudian dihilangkan kulit arinya. Kacang tanah yang sudah bersih dari kulit ari ini kemudian dipilahkan: sebagian untuk isi Enting-enting, sebagian lagi untuk kulit Enting-enting.

Pembuatan kulit Enting-enting dimulai dengan memasak gula pasir, air, dan esens. Setelah proses ini, maka akan dihasilkan cairan yang kental dan berwarna cokelat. Cairan gula yang telah mengental ini kemudian dicampur dengan kacang tanah dan mulai digepuk dengan kayu berbentuk silinder. Penggepukan dilakukan di atas batu hitam berbentuk persegi. Oleh karena proses penggepukan inilah maka Enting-enting inidinamakan Enting-enting Gepuk. Proses pembuatan kulit Enting-enting ini harus dilakukan dengan waktu relatif cepat sebab jika tidak, adonan akan dingin dan menjadi keras (tidak lentur dan liat lagi).

Setelah melalui proses penggepukan ini maka dihasilkan semacam adonan yang liat. Usai itu, adonan kemudian dipindahkan ke meja aluminium untuk diproses lebih lanjut. Di meja aluminium ini adonan liat dimekarpanjangkan untuk kemudian di dalamnya diisi dengan kacang sangrai yang telah digiling. Pada proses inilah sebenarnya Enting-enting Gepuk sudah jadi. Hanya saja Enting-enting ini masih perlu proses pencetakan, pemotongan, dan pembungkusan.

Untuk mencetak Enting-enting Gepuk, bahan yang telah setengah jadi tadi dijepit dengan dua bilah papan kayu dengan lebar sekitar 5 Cm dan panjang sekitar 30 Cm. Dengan proses ini akan dihasilkan Enting-enting berbentuk prisma segitiga memanjang.Jika sudah demikian, maka Enting-enting dalam bentuk prisma memanjang ini kemudian dipotong-potong sepanjang kurang lebih 2,5 Cm. Usai itu, potongan-potongan tersebut kemudian dibungkus dengan plastik di bagian dalam dan kertas HVS dengan Cap Macan Leopard di bagian luarnya. Setiap bungkus Enting-enting berbentuk prisma segitiga ini berisi tiga potong. Nah, enting-enting Gepuk pun siap dikemas dalam plastik dan dimasukkan ke dalam dus.

Enting-enting Gepuk memang menjadi makanan yang khas atau identik dengan Yogyakarta. Rasanya yang manis dan gurih menjadi sensasi tersendiri di lidah atau mulut orang yang menikmatinya. Rasa kemlethik pada bagian luar (kulitnya), dan mawur pada bagian dalamnya, yang dipadu rasa gurih-manis ini barangkali membuat penikmatnya menjadi ketagihan.

Enting-enting Gepuk Cap Macan Leopard ini diproduksi dalam 2 jenis, yakni model segitiga dan stick. Model segitiga dengan karakter kemletik di luar dan mawur di dalam, sedang model stick rasanya kemletik manis-gurih dalam bentuk relatif gepeng memanjang.

Untuk kemasannya, ada yang dikemas dalam dus dengan harga Rp 15.000,- per dusnya. Ada pula yang dikemas dalam plastik (dengan isi lebih sedikit) diberi harga Rp 12.500,-. Sedangkan yang model stick dikemas dalam bungkus plastik dan diberi harga Rp 12.500,-.

Enting-enting Gepuk Cap Macan Leopard ini tahan selama 6 bulan. Padahal camilan ini dibuat tanpa bahan pengawet. Keawetan terjaga dikarenakan gula pasir yang menjadi unsur pokok dalam pembuatan Enting-enting sudah merupakan bahan pengawet alami.

Dapat juga konsumen memesan Enting-enting Gepuk yang tidak berbahan baku kacang tanah, tetapi kacang mete. Tentu saja dengan bahan baku yang lebih mahal harga Enting-entingnya juga akan lebih mahal.

Pesanan akan Enting-enting Gepuk ini akan meningkat tajam pada musim liburan. Pada musim semacam itu biasanya karyawan dipekerjakan dengan sistem lemburan. Kecuali produknya untuk memenuhi kebutuhan lokal (Yogyakarta) Enting-enting Gepuk ini juga sangat diminati oleh konsumen di Jakarta. Untuk itulah, Sugiyanto selalu mengirimkan produknya ke Jakarta seminggu sekali.

Jika sedang berada di Yogyakarta belumlah lengkap pengetahuan kuliner Anda jika Anda tidak mencicipi jenis camilan spesifik Yogyakarta ini.

foto dan teks: sartono k.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta