MUDIK LAGI
Hari Raya Idul Fitri atau disebut juga hari Lebaran tahun ini sudah semakin dekat, kurang lebih setengah bulan lagi. Tetapi seperti biasanya, orang-orang yang akan mudik untuk keperluan sungkem dan lainnya sudah mulai sibuk dan ramai. Mereka yang hendak naik kereta api, sudah segera membeli tiket kereta. Sebab jika mengandalkan menjelang Lebaran jelas tidak akan kebagian. Dapat tiket paling dari calo, yang sebenarnya sudah dilarang oleh pemerintah. Namun asal tidak ketahuan, calo tetap saja berseliweran mencari mangsa. Kalau sudah begitu, tiket di tangan calo harganya bisa dua kali lipat atau bahkan bisa lebih. Untuk mencegah calo, sebulan sebelum Lebaran, PT KAI sudah membuka tiket untuk para pemudik. Tetapi sekali lagi, harga karcis untuk kelas bisnis dan eksekutif juga sudah dinaikkan terlebih dahulu. Demikian saja yang antri juga berdesak-desakan jumlahnya sangat banyak.
Tidak berbeda dengan jenis transportasi lainnya, seperti kapal laut, pesawat, atau kendaraan darat dan pribadi, tentu juga mengalami masalah sama di setiap tahunnya. Yang jalannya macet, karena penuhnya motor dan mobil atau jalannya yang rusak diperbaiki tidak kunjung selesai sudah menjadi masalah rutin. Belum lagi yang naik kapal laut semua antri di pelabuhan hingga berhari-hari dan berdesak-desakan ketika menuju dan naik kapal. Yang tidak begitu banyak masalah hanya pesawat, sebab memang untuk kelas orang kaya, jadi yang diprioritaskan kualitas pelayanannya. Sementara semua transportasi kelas ekonomi untuk rakyat miskin, umumnya hanya asal-asalan saja. Memang semua itu tidak bisa lepas dari pepatah “ada harga ada kualitas barang”. Jika ingin nyaman ya harus keluar uang lebih banyak.
Maka dari itu, harus bisa menyiasati situasi ketika hendak mudik Lebaran. Mudik Lebaran memang perlu dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Bisa dengan cara memberangkatkan terlebih dahulu anak-anak sebelum ramai, ketika anak-anak sudah liburan sekolah. Bisa juga memilih hari mudik tepat hari Lebaran, tentunya kemacetan sudah agak berkurang. Yang penting bisa mudik Lebaran dan bertemu dengan keluarga dan sanak saudara. Jika memang tidak ada uang atau bekalnya pas-pasan, sebaiknya memang ditunda dulu. Besuk jika sudah ada uang dan waktu luang bisa dilaksanakan. Tetapi memang sulit memberi pengertian bagi orang banyak itu, apalagi jika mudiknya itu hanya karena ingin memamerkan kekayaan saat merantau di kota dan tanah sebrang.
Teks oleh : Suwandi
Ilustrasi oleh : Sartono
Artikel Lainnya :
- JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH(15/06)
- Mecah Plastik(04/09)
- Urip Iku Mung Sawang-Sinawang(14/02)
- NAMA-NAMA WARUNG, KIOS, TOKO YANG BERBAU JAWA DI YOGYAKARTA(01/01)
- SUJUD SUTRISNO, PENGAMEN LEGENDARIS(27/10)
- 9 Oktober 2010, Jaringan Museum - OPEN HOUSE GEDUNG AGUNG Banyak Dikunjungi Pelajar Yogyakarta(09/10)
- 8 Juli 2010, Perpustakaan(08/07)
- ANCAK-ANCAK ALIS-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-15)(25/08)
- Aktivitas Intelektual di Awal Abad Ke-19(24/01)
- Ciri dan Watak Manusia(28/01)