Tembi

Berita-budaya»SUJUD SUTRISNO, PENGAMEN LEGENDARIS

27 Oct 2011 07:08:00

SUJUD SUTRISNO, PENGAMEN LEGENDARISOrang Yogya, dari anak-anak sampai orang tua, bisa dipastikan mengenal Sujud, atau setidakn ya pernah mendengar nama Sujud. Dia bukan tokoh masyarakat, bahkan hanya bagian kecil dari warga Yogya, tetapi namanya ‘dikenal’ luas oleh warga Yogyakarta. Sehari-harinya, sejak tahun 1964, ia menjalani hidupnya dengan mengamen, dan hanya menggunakan kendang. Dari rumah ke rumah, Sujud menghampiri dengan lagu-lagu jenaka dan sekaligus diplesetkan. Menariknya, Sujud tidak menganggap dirinya sebagai pengamen, melainkan menamakannya sebagai petugas PPRT (Penarik Pajak Rumah Tangga).

Hebatnya, setiap rumah yang dia hampiri, tak ada satupun yang menolak. Selalu menyambutnya dengan senang hati, dan tentu saja memberikan ‘pajak’ pada sang petugas penarik pajak itu. Dari rumah ke rumah, dari kampong ke kampong, Sujud selalu diikuti oleh anak-anak. Mereka senang melihat Sujud Ngamen.

Rupanya, sebagai pengamen, Sujud memiliki darah seni dari orang tuanya. Jadi, kepiawian Sujud melakukan eksplorasi kendang, bukan lantaran ‘tiban’, melainkan Sujud sejak kecil memang sudah belajar karawitan dan kendang menjadi pilihannya. Ayah Sujud bernama Wiro Suwito, adalah seorang seniman cokekan. Sujud belajar karawitan dari bapaknya dan memilih kendang sebagai alat musik yang dimainkan.SUJUD SUTRISNO, PENGAMEN LEGENDARIS

Sebagai pengamen, eh petugas PRRT, usia Sujud sudah termasuk tua. Kini dia berusia 58 tahun, yang tentu saja mempengaruhi dalam berkeliling menjalankan tugas sebagai PRRT. Namun karena Sujud sudah dikenal, dia malah seringkali mendapat tanggapan untuk mengisi acara-acara tertentu, sehingga tidak perlu mengamen keliling kampung mendatangi rumah-rumah. Sujud pernah menghibur peserta seminar. Berulangkali dia diminta mengisi acara pembukaan pameran. Bahkan, dalam Pisowanan Ageng di Kraton Yogyakarta pada 20 Mei 1998, Sujud ikut ‘menghibur’. Pendek kata, Sujud bisa masuk ke beragama kelompok sosial dengan kendangnya.

Tidak jarang, Sujud melakukan kolaborasi dengan seniman lain, misalnya dengan Tejo Badut, atau juga dengan pantomimer Jemek Supardi. Dari kiprah Sujud, yang menamakan dirinya sebagai PRRT, sesungguhnya dia adalah seniman yang ‘menghidupi’ kesenian dengan caranya sendiri. Karena itu, mungkin juga karena sudah mulai tua, dia mengatur jadwal kerjanya sebagai PRRT dan hanya memasuki seputaran wilayah kota. Setelah pekerjaan rumahnya selesai, Sujud baru menjalankan kerjanya sebagai pertugas PRRT dan waktunyapun dia batasi dari pukul 09.00-14.00.

Lagu-lagu yang dinyanyikan Sujud adalah lagu-lagu yang dikenal olehSUJUD SUTRISNO, PENGAMEN LEGENDARISmasyarakat, dan tidak jarang, syairnya dia ganti sendiri. Improvisasi Sujud sangat kuat, oleh sebab itu, setiap lagu bisa dia ubah syairnya, dan memberikan efek lucu, getir dan tidak jarang menyindir. Lagu-lagu Koes Plus (atau Koes Bersaudara), seperti ‘Kolam Susu’, ‘Bunder-bunder’, ‘Pring Gading’, ‘Muda-Mudi’ tidak luput dari kendangnya. Atau juga ‘Mata Indah Bola Pingpongnya’ Iwan Fals, masuk dalam agenda ngamennya Sujud. Lagu dang-dut seperti ‘Ani’ milik Rhoma Irama, tidak lepas dari kendang Sujud.

Memainkan lagu-lagu yang sudah dikenal oleh masyarakat secara tidak utuh, melainkan dikerjakan secara medley. Oleh sebab itu, mendengarkan Sujud mendendangkan lagu, akan mendengar beberapa lagu dalam satu lagu yang dia tembangkan. Dan yang tidak ketinggalan, selalu ada plesetannya, sehingga orang yang mendengarkan Sujud menyanyi pasti tidak bisa menahan tawa.

Barangkali bisa dikatakan, Sujud adalah satu-satunya pengamen di Yogya yang dikenal secara luas, dan diterima bergaman kalangan. Ia, merupakan pengamen legendaris yang dimiliki Yogya. Sejak belia, sampai kini masih setia sebagai petugas PRRT, dan oleh Kua Etnika, diberi penghargaan dengan dijuluki sebagai ‘Pengamen Agung’.

Ada Sujud pasti ada kendang, dan tidak bisa meninggalkan tawa melihatnya.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta