Menuju Indonesia Bermartabat

Menuju Indonesia BermartabatDalam satu diskusi yang mengambil tema ‘Menuju Indonesia Bermartabat Melalui Kemandirian Ekonomi’ di Ruang seminar lantai 3 Perpustakaan Universitas Atmajaya, Sabtu (25/2) lalu, Rizal Ramili, ekonom, mengatakan “Dalam satu diskusi di PBB, disimpulkan Negara-negara selatan mulai menggerogoti dominasi ekonomi negara utara, yang sering disebut adalah China, India, Brasil. Indonesia belum masuk dalam wilayah itu”

Rizal Ramli menjelaskan, bahwa abad 19 merupakan abadnya Inggris, dan abad 20 adalah abadnya Amerika karena memiliki kekuatan ekonomi, informasi dan komunikasi. Sedang Abad 21 adalah abadnya Asia. Negara yang selama ini tudur perlahan mulau bangun, China bangkit, Korea dan Jepang juga sudah bangkit. Malaysia memerlukan waktu 20 tahun untuk bangkit.

“Satu-satunya bangsa yang masih tidur adalah Indonesia, dan tugas kita adalah membangunkan raksasa yang sedang tidur ini. Tidak bisa hanya dengan angka 6% pertumbuhannya” kata Rizal Ramli

Bagi Rizal Ramli, Negara kita sudah terjangkiti kanker kronis. Karena itu harus ada tindakan yang tidak sekedar mengikuti sistem, pemilu dsb, tetapiMenuju Indonesia Bermartabatharus ada amputansi. Ada yang beranggapan lebih baik menunggu tahun 2014 karena biayanya lebih murah, tapi bagi Rizal Ramli, biaya mempertahankan pemerintahan SBY justru lebih mahal daripada menghentikannya. Karena persoalan kita bukan hanya ganti orang, tapi ganti sistem.

“Sistem yang perlu kita perbaiki adalah sistem yang terlalu kanan, yang dikenal dengan istilah neolib. Dan sistem yang tidak memberi tempat pada rakyat. Padahal negara ini dibangun dengan cita-cita semua warga negara mempunyai hak yang sama” ujar Rizal Ramli.

Menuju Indonesia BermartabatDengan sangat tajam Rizal Ramli melihat, bahwa orientasi kita, terutama para elit politik, hanya pada uang dan kekuasaan. Semua sumberdaya dikerahkan untuk menuju kesana. Hal ini bagi Rizal Ramli sangat merusak, sehingga orientasi untuk kesejahtaraan rakyat, seolah menjadi tidak penting. Kepentingan kelompok yang menjadi rujukan bersama.

Sebenarnya. Untuk membangun Indonesia yang bermartabat, kita bisa melihat dari sejarah, setidaknya bisa melihat dari para pendiri bangsa. Para pendahulu kita, dan yang mendirikan negara ini, mempunyai idealisme yang menggetarkan. Mereka berjuang dan bersedia untuk berkorban. Melihat negeri kita yang carut marut, Rizal Ramli seperti mengingatkan, bahwa kita pantas malu pada para pendiri bangsa.

Melihat kondisi Indonesia, Rizal Ramli merasa sedih, apalagi korupsinya yang demikian hebat. Pada konteks korupsi, Rizal membandingkan dengan korupsinya rezim orde baru. Meski orde baru sangat koruptif, tetapi uang yang dirampok tidak mengambil langsung dari uang hak rakya. Lain dengan korupsi era sekarang, para perampok itu, demikian Rizal Ramli menujuluki, merampok APBN. Di tingkat pusat APBN sudah dirampok. Pada tingkat daerah, masih dirampok lagi. Ini artinya, uang APBN yang besar diambil oleh para perampok, yangMenuju Indonesia Bermartabatcelakanya merasa membela kepentingan rakyat.

Pada pergaulan tingkat internasional, Rizal Ramli melihat, bahwa martabat bangsa kita sudah mulai turun, bukan karena negara kita miskin. Sebab, pada era negeri kita mulai melangkah, meski miskin, tetapi sebagai negara kita memiliki martabat. Bangsa kita disegani oleh negara-negara lain.

Kini, stigma yang melekat pada tubuh bangsa kita adalah stigma negative: sebagai bangsa TKI, bangsa teroris dan sebagainya. Seolah bangsa kita tidak memiliki kemampuan apapun. Padahal, bangsa dan pemerintah adalah dua hal yang berbeda. Kita masih bisa melihat warga bangsa kita yang mempunyai kemampuan hebat, meski pemerintah kita, para pemimpinnya, dari tingkat pusat sampai kepala daerah banyak yang tersangkut masalah korupsi.

“Kita memang perlu membangun Indonesia yang berdaulat dan bermartabat” kata Rizal Ramli.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta