Konser "Bad Cellists" yang benar-benar "Good"

Cello bisa terdengar sangat halus hingga sangat garang, tergantung dari cara Alfin dan Jimi memainkannya. Misalnya ketika memberi sentuhan musik rock, keduanya memainkan cello dengan teknik menggesek senar yang penuh tekanan dan cepat.

1.	(Konser “Bad Cellists” Jimi, dan Alfin, Tembi Rumah Budaya, 20 Februari, foto: Gigih Pradipta
Jimi, dan Alfin beraksi

Hujan yang turun sepanjang hari di Yogyakarta tidak menghalangi niat para audiens untuk datang ke Tembi Rumah Budaya Yogyakarta, Rabu malam, 20 Februari 2013. Mereka menantikan konser bertajuk “Bad Cellists” yang menampilkan permainan duo ‘bad cellists’ Jeremia Kimosabe Bukit, yang akrab dipanggil Jimi, dan Alfian Emir Aditya, yang akrab dipanggil Alfin.

Dari judul konser “Bad Cellists” tentu sudah membuat penasaran, apalagi dalam publikasi konser ini disebutkan bahwa Jimi dan Alfin akan menampilkan beragam repertoar mulai dari zaman klasik, yaitu komposisi Friederich August Kummer hingga lagu Noah, dan Jamrud, yang akan digarap ulang dalam format duo cello. “Bad Cellists” jika diterjemahkan secara harafiah dalam bahasa Indonesia menjadi “cellis nakal” atau pemain cello yang nakal. ‘Kenakalan’ seperti apa yang akan mereka tampilkan?

Sempat tertunda 30 menit dari jadwal yang seharusnya, akhirnya Jimi dan Alfin memasuki ruang Museum Tembi Rumah Budaya tempat digelarnya konser. Mereka berdua tampil dengan busana kasual dan terlihat sangat santai, tidak seperti konser musik ‘klasik’ yang umumnya formal.

Setelah menyapa audiens dan memperkenalkan diri, Jimi dan Alfin membuka konser dengan memainkan komposisi cello duet karya Friederich August Kummer. Bagi pemain cello, karya ini tergolong memiliki kesulitan teknik tinggi di beberapa bagian. Ternyata “dua cellis nakal” itu mampu memainkan komposisi ini dengan sangat piawai dan penuh penghayatan. Seakan mereka ingin menunjukkan kematangan skill yang mereka miliki. Setelah komposisi Kummer, Alfin dan Emir memainkan komposisi Jimi ‘Sweet Lullaby’ yang begitu syahdu.

Seakan ingin menyudahi penampilan sebagai ‘anak manis’, Alfin dan Jimi membuka kenakalan mereka dengan karya mereka sendiri, ‘Brazzy’ yang terdengar kental dengan unsur musik rock. Dua nomor komposisi karya mereka berikutnya, Tuxedo Mouse dan Celloing juga masih terdengar garang. Di ketiga komposisi ini terlihat bahwa instrumen cello menjadi sangat fleksibel untuk berbagai gaya musik. Cello bisa terdengar sangat halus hingga sangat garang, tergantung dari cara Alfin dan Jimi memainkannya. Misalnya ketika memberi sentuhan musik rock, keduanya memainkan cello dengan teknik menggesek senar yang penuh tekanan dan cepat.

Konser “Bad Cellists” Jimi, dan Alfin, Tembi Rumah Budaya, 20 Februari, foto: Gigih Pradipta
Penonton merasa terhibur

Kejutan kembali disuguhkan kepada audiens ketika Alfin dan Jimi memainkan lagu Jamrud ‘Berakit-rakit’ yang sudah mereka ‘otak-atik’ sedemikian rupa sehingga terasa segar. Audiens yang sudah akrab dengan lagu ini tentu sangat menikmati kreasi-kreasi yang dimunculkan oleh mereka berdua.

Sebelum menutup konser, Alfin dan Jimi memainkan satu lagu dari band Peter Pan yang kini berganti nama menjadi Noah, yaitu ‘Menghapus Jejakmu’. Audiens sontak merasa sangat terhibur ketika Alfin memainkan intro lagu ini dengan mengadaptasi permainan gitar Peter Pan ke dalam cello dengan teknik pizzicato atau memetik senar. Kemudian Jimi memainkan melodi lagu dengan begitu indah. Di pertengahan lagu, Bad Cellists meminta audiens untuk ikut bernyanyi. Suasana Museum Tembi Rumah Budaya menjadi hangat dan penuh tawa. Ketika lagu ‘Menghapus Jejakmu’ selesai dimainkan audiens memberi aplaus sangat meriah dan ‘Bad Cellists’ menyuguhkan lagu ‘Rolling in The Deep’ karya Adelle sebagai sajian akhir yang begitu manis.

Jimi dan Alfin telah menjawab tuntas semua rasa penarasan mengenai “Bad Cellists”, yang benar-benar penuh kenakalan namun juga penuh tanggung jawab. Mereka berdua berhasil memainkan lagu-lagu yang sebenarnya membutuhkan teknik-teknik permainan tinggi menjadi terdengar sangat enak dan menghibur audiens. Materi repertoar konser yang sebenarnya gado-gado, mulai dari komposisi klasik, lagu pop, hingga rock pun terasa halal dan nikmat. Maka sebut saja mereka berdua ‘Bad Cellists’ yang benar-benar Good!

Gardika Gigih Pradipta



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta