- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»KELILING KOTA SURABAYA, GRATIS
18 Jan 2012 12:22:00Wisatawan yang berkunjung ke Kota Surabaya memang benar-benar dibuat manja. Mereka bisa melihat-lihat bangunan-bangunan tua sambil naik bus, dan seraya menerima penjelasan dari pemandu mengenai sejarah bangunan-bangunan kuno itu. Kemudian, mereka juga dipersilakan bersinggah ke tempat-tempat bersejarah di kota Surabaya, misalnya Tugu Pahlawan, Tunjungan, Balai Kota/Taman Surya, Gedung Kesenian, PTPN XI, Klenteng Sukhaloka (Slompretan), dan Museum House of Sampoerna (HoS). Bahkan ketika di perjalanan, pemandu tidak henti-hentinya menjelaskan sejarah setiap bangunan kuno yang dilewati rute bus, seperti Jembatan Merah, Hotel Majapahit, Jembatan Petekan, Gedung Polwiltabes, dan lainnya.
Begitulah sebuah petualangan menarik keliling kota Surabaya secara gratis yang dilakukan oleh Museum House ofSampoerna (HoS). Program Surabaya Heritage Track tersebut dipersembahkan oleh HoS sejak 8 Juni 2009 lalu. Hingga sekarang program itu masih terus berlangsung sebagai program sosial dari HoS untuk terus mendukung Surabaya sebagai tujuan wisata. Kiranya belum banyak kota-kota di Indonesia yang memiliki program tersebut seperti yang dijumpai di kota Surabaya ini.
Program keliling kota Surabaya gratis ini setiap harinya berlangsung 3 kloter. Disediakan 1 bus berwarna merah, start dan finish dari HoS Surabaya. Pagi hari jam 09.00, kemudian jam 13.00, dan terakhir pukul 15.00. Dilakukan setiap hari untuk semua warga yang berminat, baik warga Surabaya maupun para wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Berangkat dari HoS, Taman Sampoerna 6 Surabaya berkeliling ke beberapa lokasi bersejarah yang sudah ditentukan, termasuk melewatigedung-gedung kuno di Surabaya, kemudian kembali lagi ke HoS. Rute-rute keliling terus berganti-ganti untuk setiap bulan atau beberapa bulan sekali. Demikian pula untuk kloter pagi dan siang, rute dan lokasi kunjungan juga tidak sama. Tujuannya agar peserta tidak bosan. Rute tour juga dibagi menjadi dua, yakni rute pendek dan panjang. Rute pendek berkeliling antara 1—1,5 jam dan rute panjang berkeliling antara 1,5—2 jam. Tentu jangkauan rute pendek akan berbeda dengan rute panjang. Yang jelas, pada rute panjang akan lebih banyak obyek wisata yang dikunjungi.
Setiap warga Surabaya maupun wisatawan yang datang ke Surabaya berhak mengikuti kegiatan tour sejarah ini. Tidak ada syarat khusus. Tentu sebelumnya harus berkenan datang ke HoS untuk mengisi buku tamu dan memperoleh tiket naik bus. Jika dalam satu kloter, kuota penuh, maka peserta disarankan ikut kloter berikutnya. Setengah jam sebelumpemberangkatan, semua peserta harus sudah berkumpul, agar tidak ketinggalan. Seperti ketika Tembi ikut bergabung dalam tour ini, Selasa (29/11/11) lalu. Ketika itu, sudah ada rombongan Universitas Adi Buwana Surabaya, sekitar 10 mahasiswa yang juga hendak ikut tour pada siang hari itu. Juga ada warga Surabaya yang juga ikut. Para mahasiswa itu didampingi 3 dosen pembimbing, salah satunya adalah Bapak Agung. Suasana saat itu hujan cukup deras, tetapi tidak menyurutkan minat peserta untuk ikut tour ini.
Biasanya, pemberangkatan on time. Kurang lima menit, semua peserta tour sudah masuk ke bus. Sebelumnya, sudah ada petugas yang menjaga di pintu masuk bus untuk mengecek dan meminta karcis yang dibawa oleh masing-masing peserta. Jangan khawatir, saat menunggu di lingkungan HoS juga disediakan Cafe yang bernuansa sangat eksotis. Peserta bisamenunggu sambil menikmati minuman dan makanan. Tentunya yang ini harus membayar. Bisa juga menunggu di teras depan dan sekitarnya, jika tidak hendak masuk ke Cafe.
Siang itu Tembi dan rombongan mengikuti kloter jam 13.00 siang. Suasana pemberangkatan diselingi hujan. Pemandu saat itu dipimpin oleh Mas Yusuf. Keluar dari HoS, ia sudah mulai banyak bercerita tentang bangunan-bangunan Heritage atau warisan budaya yang ada di Surabaya. “Sampai saat ini, tidak kurang dari 175 bangunan Heritage di Surabaya yang dilindungi oleh Undang-Undang BCB”, katanya. Semua bangunan itu menyebar di seantero Surabaya. Mulai bangunan bekas kantor, tempat tinggal, tempat ibadah, tempat berdagang, dan lain sebagainya. Pada kloter siang itu, setelah berkeliling kota, lokasi yang dikunjungi dan disinggahi adalah Klenteng Sukhaloka (Slompretan).
Masih menurut Yusuf yang menjadi anggota Heritage Surabaya, Klenteng Sukhaloka ini termasuk salah satu klenteng tertua di Surabaya, dibangun tahun 1810 Masehi. Sampai saat ini klenteng itu masih dipakai sebagai tempat beribadat masyarakat Surabaya. Hampir setiap hari ada warga yang bersembahyang di tempat ini. Rombongan sempat berkeliling di klenteng ini untuk melihat-lihat arsitekturnya dan koleksi benda-benda yang ada di dalamnya. Usai dari klenteng, kembali berkeliling kota Surabaya hingga kembali menuju HoS. Waktu yang ditempuh lebih dari satu jam.
Sungguh patut dicontoh program tour gratis yang dilakukan oleh HoS Surabaya untuk mengenal lebih dekat bangunan bersejarah di kota itu. Mungkin Yogyakarta perlu meniru hal itu, agar julukan sebagai “Kota Budaya” lebih melekat lagi di hati para wisatawan. Semoga.
Suwandi
Artikel Lainnya :
- DOLANAN MUL-MULAN-2 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-55)(15/03)
- 15 Maret 2010, Suguhan - IGA OBONG CENTHINI(15/03)
- Katalog Pameran (25/01)
- Panggung Krapyak Sebagai Penanda Lalu Lintas(31/07)
Ismail Basbeth, Membuat Film Itu Mudah(20/09) - 29 Januari 2011, Denmas Bekel(29/01)
- PETILASAN GUSTI AMAT DI BALERANTE (III)(30/06)
- ORANG-ORANG YANG SETIA MENGENAKAN BUSANA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA(01/01)
- Octo Mengenang dan Memandang Rembang(02/04)
- MEMBACA GAYA BERPAKAIAN MELALUI KAMERA(09/07)