- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»HEWAN AWETAN DI MUSEUM BIOLOGI
05 Jul 2011 09:38:00Di sekolah anak-anak sering dikenalkan terhadap binatang, tetapi jarang melihat binatangnya, kecuali gambarnya. Atau juga, diajarkan jenis nama binatang, namun tidak ada gambarnya, sehingga anak-anak tidak mengenal wujudnya. Karena itu, mengenalkan bentuk binatang yang sering didengarnya, penting untuk anak-anak.
Untuk di Yogya, selain bisa mengajak anak-anak berkunjung ke kebun binatang ‘Gembira Loka’ melihat binatang-binatang misalnya harimau, gajah, orang utan dan lainnya. Anak-anak bisa diperlihatkan binatang awetan untuk menunjukkan binatang yang, mungkin belum pernah dikenal dan dilihat. Museum Biologi di Jalan Sultan Agung 22, Yogyakarta, rasanya merupaakn tempat untuk mengenalkan beragam binatang yang sudah diawetkan. Di museum ini ada 3.752 buah koleksi awetan (herbarium) dalam bentuk herbarium kering, herbarium basah, kerangka serta fosil.
Beberapa koleksi merupakan koleksi binatang langka dan wajib dilindungi, seperti komodo, harimau, beruang madu, burung cendrawasih dan buaya putih.
Di mesuem ini pula anak-anak bisa mengenal bermacam jenis ular yang sudah diawetkan. Ada jenis ular yang ditempatkan disatu ‘kaleng kaca’ secara bersamaan. Namun ada juga satu ular berada ‘dikaleng kaca’. Bermacam ular yang sudah diawetkan tersebut, ada yang melingkar, ada yang tegak berdiri dan seterusnya. Pendeknya, ular diawetkan dalam sejumlah posisi.
“Itu dipojok sebelah utara ada bintang kancil, kamu belum pernah melihat binatang kancil kan, tetapi sering mendengar dongeng tentang kancil” kata seorang penjaga kepada anak-anak yang kebetulan sedang berkunjung ke museum biologi bersama keluarganya.
‘Weh, kancilnya kecil, kok seperti kelinci ya” komentar anak yang lain.
Diorama di museum biologi tampaknya untuk membangun imajinasi pengungjung pada jenis binatang yang berada dalam diorama. Setidaknya, mlihat binatang awetan dalam diorama, pengunjung bisa membayangkan bagaimana kehidupan binatang di tengah alam. Misalnya, diorama binatang komodo, yang memberikan visual banyak pepohonan, setidaknya bisa menunjukkan bahwa komodo hidup tidak jauh dari lingkugan kehidpan yang lain.
“Di dalam setiap diorama terdapat satu jenis atau sekelompok hewan yang berlatar belakang habitat mereka diilustrasikan pada gambar tiga dimensi. Dengan menyaksikan diorama ini, maka dapat dibayangkan kehidupan nyata dan habitat hewan tersebut” kata penjaga pada pengunjung museum biologi.
Selain koleksi hewan awetan dan tumbuhan, terdapat pula ruang display untuk pengamatan mikroskopis. Dengan demikian pengunjung bisa mendapat kesempatan untuk mengamati sedian preparat hewan dan tumbuhan dengan memanfaatkan sarana mikroskop yang ada.
Selain hewan, ada pula koleksi tumbuhan, yang meliputi koleksi tumbuhan rendah sampai pada koleksi tumbuhan tinggi, yang diawetkan dalam bentuk herbarium kering, yang jumlahnya 1672 species dari 180 familia dan herbarium basah 350 buah.
Mengenalkan anak-anak pada berbagai jenis binatang yang diawetkan di museum Biologi, setidaknya bisa membuka imajinasi anak-anak mengenai bianatng yang, belum pernah dilihat, tetapi mungkin, sering didengar pada mata pelajaran disekolah.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- PANTAI-PANTAI SELATAN YOGYAKARTA(01/01)
- MESIN KETIK BRAILE DI MUSEUM YAP(10/09)
- SENI MURAL DI YOGYAKARTA (BAG. 2)(01/01)
- EMBER BAMBU DI MASA LALU(26/05)
- Operet Badai Kasih, Kisah Cinta Widyawati dan Sophan Sophiaan(15/02)
- MENU VEGETARIAN SOMA YOGA(21/12)
- 6 Juli 2010, Djogdja Tempo Doeloe - RAMPOGAN MACAN SUDAH TIDAK ADA LAGI(06/07)
- Kamus-kamus Adat Istiadat I(01/10)
- BATU GILANG DAN BATU GATENG KOTAGEDE DI MASA LALU(16/07)