Eksotika Omah Kampung

Eksotika Omah Kampung

Omah kampung seperti mempunyai daya tarik bagi orang yang tinggalnya di kota atau di negeri lain, yang tidak (lagi) mengenali omah kampung, dalam bentuk limasan misalnya. Omah yang oleh penghuninya, yang kebanyakan tinggal di desa mulai ditinggalkan, justru menarik bagi orang kota, yang belum pernah tinggal di rumah kampung. Dengan demikian, omah kampung memiliki eksotikanya sendiri dalam kehidupan modern.

Di Jawa Timur, di wilayah Mojokerto, khususnya di Pacet, ada bangunan omah kampung yang menjadi tempat wisata. Omah-omah kampung ini berdiri di areal seluas sekitar 9 hektar, dengan lingkungan alam yang teduh. Berbagai macam tanaman tumbuh dengan sebur, sehingga memberi nilai tambah pada eksotika omah kampung.

Namanya, ‘Mojopahit Agro Lestari’. Terletak di gunung Penanggungan dan Welirang. Udara sejuk merambati tubuh kapan menuju ke kawasan ini. ‘Tembi’ beberapa minggu yang lalu, ketika ke Surabaya, menyempatkan diri mampir di kawasan ini. Berangkat dari Surabaya sudah mendekati sore, sekitar pkl 14, sehingga sampai di lokasi sudah mulai sore dan sejenak berada di lokasi gelap mulai turun.

Eksotika Omah Kampung

Namun, sebelum petang merayapi kawasan ini, ‘Tembi’ sempat diajak jalan mengelilingi perkebunan oleh David Mangunwijaya, direktur Mojopahit Agro Lestari. Diperlihatkan perkebunan dan beberapa tempat untuk outbond. Tanaman sudah mulai tumbuh, sehingga suasana teduh sangat terasa. Bila petang menggelayut, apalagi malam memeluk tubuh kita, udara dingin terasa merambati.

“Hembusan udara pegunungan yang sejuk, keragaman hayati, hamparan padi yang luas, gemercik air memberikan kesegaran dan keteduhan jiwa yang mendalam sebagai sebuah oasis kehidupan” tulisan ini bisa dibaca pada lefleat.

Perihal omah-omah kampung yang dipakai untuk penginapan, pada teks lain seperti memberi penjelasan yang ditaruh pada konteks sejarah dan kebudayaan. Coba simak kalimat itu: “Sekumpulan rumah pedesaan Jawa dengan ornament budaya Mojopahit yang indah mengajarkan kearifan, kemandirian, dan kreativitas yang didukung pengetahuan, ketrampilan, teknologi, dan informasi sehingga berguna untuk kita dalam mengarungi kehidupan”.

Omah kampung memberi nilai eksotisme, yang utama bukan omah kampungnya. Tetapi, atmosfir yang menyertai bangunan omah kampung semakin meneguhkan eksotisme itu. Karena itu, omah kampung dibangun dilengkapi armosfir taman dan air. Kalau omah kampung dibangun laiknya bangunan rumah tanpa ada nuansa alam, akan kelihatan lusuh dan tidak menarik. ‘Mojopahit Argo Lestari’ meletakan omah kampung dalam atmosfir seperti itu, apalagi disekitar area ada air terjun, dan tanaman hias serta tanaman peneduh memberikan nuansa eksotisme semakin terasa.

Omah-omah kampung di “Mojopahit Agro Lestari’ lebih untuk kegiatan kolektif, sehingga satu rumah bukan hanya untuk dua orang laiknya kalkukasi hotel, melainkan diletakkan pada konteks omah kampung ‘aslinya’, yang bisa dipakai oleh banyak orang. Dan karena itu, omah kampung bisa dipakai menginap untuk 30 orang sampai 60 orang.

Eksotika Omah Kampung

Pada satu omah kampung misalnya, ditambahi tempat tidur panjang yang bisa dipakai untuk meletakkan kasur, sehingga di atas tempat tidur panjang kasur-kasur dengan warna sprei sejenis kelihatan rapi. Dan anak-anak, kebanyakan yang menggunakan tempat ini, bisa berbaring berjejer.

Tentu saja, sejumlah kegiatan biasa diselenggarakan ditempat ini yang dikemas dalam konsep ‘Future Village’, yang penjelasannya bisa disimak seperti berikut: “Sebuah tempat dengan konsep ‘future village’, merupakan sebuah basis pembelajaran yang mengarah pada education for living’

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta