DOLANAN ANJIR-1
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-68)
Dolanan satu ini hampir pasti tidak dikenal oleh anak-anak di perkotaan, sebab memang ada dan munculnya di pedesaaan. Anak-anak kota pasti mendengar nama dolanannya saja belum pernah, apalagi cara memainkannya. Itulah yang disebut dolanan Anjir. Dolanan ini hampir menyerupai dolanan uncal, yang juga hidup di daerah pedesaan masyarakat Jawa. Bedanya, dalam dolanan uncal, alat yang dipakai untuk kompetisi adalah batang kayu, sementara dolanan anjir ini alat yang dipakai adalah sabit untuk mencari rumput. Sementara taruhannya sama, yakni biasanya berupa rumput hasil merumput di ladang.
Dolanan anjir termasuk jenis dolanan adu ketangkasan dari peserta bermain. Bagi siapa yang semakin tangkas dan trampil akan semakin sering memenangkan permainan. Dolanan ini juga menjadi media bersosialisasi bagi anak-anak pedesaan, sekaligus menghibur diri, setelah usai membantu orang tua mencarikan rumput untuk ternaknya. Mungkin untuk zaman sekarang, sudah tidak ada lagi dolanan semacam ini. Namun setidaknya di zaman dulu, sebelum tahun 1980-an dolanan ini pernah dikenal dan dimainkan oleh anak-anak di pedesaan, di sebagian besar masyarakat Jawa.
Namun menurut kamus Boesastra Djawa (1939) halaman 11, disebutkan anjir bermakna patok panjang yangdipakai sebagai tanda. Dalam kamus itu, tidak menyebut nama permainan anak. Bisa jadi penamaan itu berdasar kesepakatan anak-anak setempat yang bermain. Namun, setidaknya ada kemiripan, bahwa dalam dolanan anjir, ada benda yang menancap berdiri sebagai tanda kemenangan permainan, yakni berupa sabit yang menancap.
Seperti juga pada dolanan uncal, pada dolanan anjir, hampir pasti, dolanan dimainkan oleh anak-anak laki-laki berumur sekitar 10 tahun ke atas. Mereka inilah yang biasa mencari rumput untuk pakan ternak yang sudah dipercaya oleh orang tua masing-masing mencari rumput ke ladang atau tanah lapang. Dalam mencari rumput, alat utama adalah sabit. Selain itu tempat rumput adalah sarana lainnya. Anak-anak mencari rumput bisa pagi hari sebelum tengah hari atau sore hari sebelum matahari terbenam.
Biasanya di tengah tanah lapang ada beberapa anak yang terbiasa mencari rumput. Kadang mereka berasal dari satu dusun atau beda dusun. Karena setiap hari bertemu, maka biasa mereka bertemu sapa dan membentuk sebuah komunitas kecil-kecilan, termasuk komunitas bermain. Dari situlah kemudian muncul dolanan anjir ini. Memang, sepintas dolanan ini mengandung taruhan, yakni rumput. Namun rumput yang dipertaruhkan biasanya hanya sebagian kecil saja dan rumput itu hasil merumput. Jadi tidak harus membeli. Namun kadang-kadang, taruhan bisa diganti dengan upah menggendong bagi yang kalah bermain.
bersambung
Suwandi
Sumber: Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV dan Permainan Tradisional Jawa, Sukriman Dharmamulya, dkk, 2004, Yogyakarta, Kepel Press
Artikel Lainnya :
- GARDU JAGA BERGAYA INDIES KINI DALAM KESEPIAN(18/05)
- DOLANAN SEKITAN(10/05)
- Pameran Tunggal Yuleo Krisdono Wahyu Teambull Curhat Lewat Gambar(22/02)
- MEBEL KELAS PELAJAR DAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA(01/01)
- Popo Solo Exhibition Numpang Nampang(10/03)
- Batara Endra(09/12)
- 3 Desember 2010, Situs - KELIRU PROSEDUR(03/12)
- 16 Nopember 2010, Bothekan - YOGA ANYANGGA YOGI(16/11)
- LATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN DI Tembi(13/05)
- PETA-PETA TERBUKA DI JOGJA(01/01)