Tembi

Berita-budaya»DISKUSI DEMOKRASI DI TBY

05 May 2011 06:48:00

DISKUSI DEMOKRASI DI TBYSatu diskusi, rangkaian dari beberapa acara diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (1/5) yang lalu. Rangkaian acara itu diantaranya, memperingati ulang tahun Hariman Siregar, pementasan monoplay ‘Negaraku Sedang Demam’ dan sekaligus ‘launching buku mengenai Hariman Siregar, yang berjudul ‘Hariman dan Malari, Gelombang Aksi Mahasiswa Menentang Modal Asing’. Diskusi mengambil tema ‘Demokrasi, Keadilan sosial dan kegagalan rezim demokrasi’.

Dikalangan para aktivis, Hariman Siregar merupakan sosok legendaris. Setiap aktivis angkatan sesudah 1974, pastilah mengenal nama Hariman Siregar. Mengingat peristiwa Malari –malapetaka 15 Januari—tidak bisa dilepaskan dari Hariman Siregar. Seolah, Hariman identik dengan Malari. Menyebut Malari dengan sendirinya menunjuk nama Hariman Siregar, meski orang tahu, pada peristiwa Malari itu ada banyak orang yang ikut aktif dan menggerakkan. Karena Hariman pada saat itu ketua Dewan Mahasiswa UI dan yang memimpin demonstrasi anti modal asing, maka dialah yang (paling) dikenal sebagai tokoh Malari. Apalagi, dalam peristiwa itu dia ditangkap dan dipenjara oleh rezim orde baru.

DISKUSI DEMOKRASI DI TBYMinggu siang di Taman Budaya Yogyakarta, Hariman Siregar beserta teman-temannya dari Indemo Jakarta, dan sejumlah aktivis dari Yogyakata berbincang-bincang soal ‘demokrasi, keadilan sosial dan kegagalan rezim demokorasi’. Dalam diskusi ini, selain Hariman yang mengawali diskusi, hadir juga sebagai narasumber Mulyana W.Kusuma dan Moeslem Abdurrahman.

Bagi Hariman, kegagalam dibidang ekonomi di Indonesia akan mengancam demokrasi, dan bisa kembali ke rezim otoriter seperti sebelumnya. Apalagi pertumbuhan ekonomi kita cukup mengkawatirkan.DISKUSI DEMOKRASI DI TBYKita melihat, ekonomi yang berkembang bukan jenis ekonomi riil yang memproduksi suatu barang, melainkan jenis ekonomi finansial, yang bukan memproduksi barang.

Selain itu, demikian Hariman Siregar, negara kita ada issue Negara Islam Indonesia, ancaman bom dan lainnya. Isue ini membahayakan Indonesia karena negara dianggap tidak stabil dan insvestor asing bisa lari, karena stabilitas politik di Indonesia tidak aman.

Pada peristiwa Malari, selain Hariman yang ditangkap, ada juga Sjahrir, yang dikenal sebagai ekonom. Ci’il, panggilan dari Sjahrir kini telah tiada. Keduanya berkawan sangat akrab, meski pernah ‘perang dingin’ dalam waktu yang sangat lama: keduanya tidak saling menyapa. Dalam bukunya ‘Hariman dan Malari, Gelombang Aksi Mahasiswa Menentang Modal Asing’, seperti dituturkan Kartini, istri Sjahrir, dituliskan seperti bisa disimak berikut:

“Hariman sangat anti kemapanan sehingga ia tidak bisa terlibat dalam partai politik. Partai cenderung memiliki kepentingan-kepentingan dan disiplin yang kerap menghalangi daya kritis. Keadaan ini tentu berbenturan dengan Hariman yang cenderung bebas dan kritis. Ia percaya kemurnian berpikir hanya dapat dilakukan jika bebas dari institusi-institusi. Pada satu sisi, pola perjuangan seperti Hariman akan membutuhkan waktu lebih lama, namun disisi lain partai cenderung out of date”

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta