Tembi

Berita-budaya»BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKO

14 Dec 2011 07:37:00

BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOBagi mahasiswa asing, belajar bahasa krama lebih mudah daripada belajar bahasa ngoko. Kosakata bahasa krama lebih sedikit daripada bahasa ngoko dan pengucapannya lebih lambat. Selain itu, bagi orang asing yang pandai berbahasa krama justru mendapat pujian dari orang Jawa sehingga menambah motivasi orang asing untuk bertutur kata memakai bahasa krama. Hal ini membuat pembelajaran tataran krama di awal belajar bahasa Jawa lebih mudah dibandingkan dengan tataran ngoko, terutama bagi mahasiswa asing dari Australia. Demikian antara lain paparan Prof. Dr. George Quinn dalam Kongres Bahasa Jawa (KBJ) V di Hotel JW. Marriot Surabaya, pada Sidang Pleno, Senin (28/11) lalu.

BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOGeorge Quinn yang kali ini membawakan makalah dalam bahasa Jawa, adalah salah satu pemakalah dari luar negeri yang selalu aktif mengikuti KBJ sejak pertama kali diselenggarakan di Semarang tahun 1991 lalu. Pada KBJ V ini, juga menampilkan pemakalah dari Suriname, antara lain Suparmin Sunjoyo dan Roesman Darmohoetomo. Suparmin antara lain mengatakan bahwa Bahasa Jawa juga digunakan oleh orang-orang Jawa yang ada di Suriname sejak tahun 1890 lalu hingga sekarang. Orang-orang Jawa yang ada di Suriname tersebut hingga saat ini sudah sampai generasi ke 4 dan 5. Sebagian besar dari mereka masih bisa berbahasa Jawa, terutama ngoko. Sayangnya, di sana, bahasa Jawa tidak diajarkan di sekolah formal, seperti yang ada di Jawa, Indonesia.

BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOKBJ yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali ini, selalu dilaksanakan secara bergilir oleh 3 Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI. Yogyakarta. Penyelenggaraan tahun 2011 diselenggarakan oleh Provinsi Jawa timur mulai Minggu (27/11) hingga Rabu (30/11). Pembukaan dilaksanakan di Convention Hall Lantai III Grand City Surabaya (Minggu, 27 Nov), dan pelaksanaan kongres serta penutupan di Hotel JW. Marriot Surabaya (28—30 Nov). Tema kongres kali ini adalah “Bahasa dan Sastra Jawa sebagai Sumber Kearifan dalam Pembentukan Watak dan Pekerti Bangsa”.

Acara Pembukaan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo. DalamBELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOsambutannya, antara lain dikatakan bahwa bahasa dan sastra Jawa dapat digunakan sebagai dasar pembangunan watak/karakter bangsa karena bahasa daerah sebagai sarana awal pendidikan watak dan pekerti bangsa. Untuk itu, pembangunan karakter bangsa Indonesia sulit tercapai jika dipisahkan dengan budaya daerah atau bahasa ibu. Acara pembukaan juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Prof. Dr. Wiendu Nuryanti dan tamu kehormatan lainnya.

Acara KBJ V diikuti oleh peserta sejumlah lebih dari 600 orang. Kebanyakan para peserta berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI. Yogyakarta. Peserta lainnya berasal dari Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Bali, Belanda, Amerika, Australia, dan Suriname. Pada kongres kali iniBELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOmemaparkan 6 makalah kunci, termasuk dari Gubernur DI. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X (satu-satunya gubernur yang bisa hadir langsung memaparkan makalahnya). Sementara paparan makalah Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Timur diwakilkan. Juga ada 12 makalah utama yang dipaparkan serta makalah komisi sebanyak 50 buah. Pada kongres kali ini, sebagian besar makalah ditulis atau disampaikan dalam bahasa Jawa.

Pada acara pembukaan, selama kongres, dan penutupan juga dimeriahkan dengan kesenian, seperti tari Ngrema, cokekan, pembacaan puisi Jawa (geguritan), macapatan,BELAJAR BAHASA KRAMA LEBIH MUDAH DARIPADA BAHASA NGOKOLudruk, tari dan drama. Di sela-sela kongres, dilaksanakan malam hari, peserta (terutama dari Jawa Tengah dan DIY) juga diajak berlibur ke jembatan Suramadu. Kongres juga dimeriahkan dengan pameran keris, batik, buku-buku Jawa, dan kerajinan lainnya, yang digelar di tempat kongres.

Pada penutupan kongres, dibacakan keputusan kongres, juga dalam bahasa Jawa. Inti keputusan, antara lain (dalam bahasa Indonesia kurang lebih bermakna): 1) Membuat Peraturan Daerah (Perda) berkaitan dengan tumbuh kembangnya bahasa, sastra, dan budaya Jawa yang akan disiapkan oleh Dewan Bahasa Jawa; 2) Menyebarluaskan Peraturan Gubernur (Pergub) berkaitan dengan Rencana Strategis (Renstra) perkembangan dan pelestarian bahasa, sastra, dan budaya Jawa; 3) Pelaksanaan Renstra berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan bahasa, sastra, dan budaya Jawa; dan 4) Membentuk berdirinya Dewan Bahasa Jawa di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota oleh Pemerintah Daerah.

Akhirnya, KBJ V ditutup oleh Ketua Panitia Pelaksana kongres yakni Dr. H. Rasiyo, M.Si., selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur pada Rabu siang (30/11).

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta