Tembi

Berita-budaya»BANGGANYA GURU MASA LALU

02 Nov 2011 07:35:00

BANGGANYA GURU MASA LALUAnak-anak Sekolah Dasar itu segera berlari-lari secara bergerombol mendatangi seorang guru wanita yang baru saja datang dengan sepeda ontelnya. Mereka segera mencium tangan gurunya dan berebut untuk menuntun sepeda gurunya itu ke tempat parkir. Beberapa di antara mereka juga ada yang berebut untuk membawakan tasnya untuk ditaruh di meja guru. Betapa bangganya guru SD di zaman dulu, yang mendapat perhatian penuh dari anak didiknya. Setelah itu, ketika bel masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris masuk ruang kelas masing-masing. Itulah cuplikan film dokumenter berdurasi sekitar 20 menit yang disajikan oleh Museum Pendidikan Indonesia (MPI) UNY kepada setiap pengunjung museum mengenai suasana sekolah SD di zaman dulu. Sayang, situasiBANGGANYA GURU MASA LALUseperti itu sudah tidak muncul lagi saat ini karena perkembangan dan tuntutan zaman.

Sekarang sudah tidak ada lagi guru yang ngontel ke sekolah. Jika pun ada sangat jarang, terutama di kota besar. Tidak ada lagi anak sekolah sekarang yang membawa sabak dan grip ke sekolah. Namun, sebaliknya yang dibawa tentu sudah buku-buku bagus dan mahal. Bahkan tidak jarang anak-anak sekolah SD sekarang membawa HP dan laptop ke sekolah. Namun, ternyata fasilitas lengkap di zaman sekarang belum tentu mengalahkan minat belajar dan bersekolah seperti anak-anak di zaman dulu. Begitu pula dengan guru-gurunya. Jika menjadi guru di zaman dulu, lebih banyak panggilan jiwa, namun menjadiBANGGANYA GURU MASA LALUguru sekarang lebih banyak panggilan kebutuhan.

Museum Pendidikan Indonesia UNY lahir dari gagasan dan ide. Museum yang baru berumur 3 tahun ini juga sebagai sarana pendidikan, setidaknya untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Indonesia sejak zaman pra kemerdekaan. Diharapkan, museum ini dapat membuka wawasan kepada pelajar Indonesia yang berkunjung ke museum ini, bahwa dengan fasilitas belajar sederhana namun bisa menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, tidak kalah dengan jebolan siswa di zaman sekarang, yang sebagian besar sudah dilengkapi dengan fasilitas lengkap dan canggih. Demikian antaraBANGGANYA GURU MASA LALUlain disampaikan oleh Prof. Dr. Herminarto Sofyan, Wakil Rektor III UNY dan Drs. Sardiman, M.Pd, pengelola MPI saat menerima kunjungan anggota Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY, saat acara senam bersama Barahmus berlokasi di UNY, Jumat (21/10) lalu.

Di Museum Pendidikan Indonesia ini, yang merupakan satu-satunya museum pendidikan di Indonesia, banyak disimpan dan dipamerkan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan pendidikan, khususnya di zaman dulu. Beberapa koleksi di antaranya: sabak, grip, papan tulis dan meja tulis model lama, globe kayu kuno, foto-foto tokoh pendidikan, mesinBANGGANYA GURU MASA LALUketik, sepeda onthel, rontal (lontar), dan lain sebagainya. Lokasi museum sendiri merupakan gedung bekas rektorat IKIP Karangmalang (sekarang bernama UNY).

Acara ramah-tamah antar pengelola museum di Yogyakarta itu hanya merupakan salah satu agenda kegiatan dalam Senam Bersama Barahmus. Agenda utamanya adalah senam. Namun, kali ini kegiatan senam di MPI diganti jalan sehat dengan mengitari sebagian lokasi kampus-kampus di UNY. Kegiatan senam diganti jalan sehat, karena pihak UNY pada acara pagi sebelumnya, sebelum pukul 08.00 WIB sudah menggelar senam di rektorat yang baru. Rute jalan sehat, antara lain melewati Fakultas MIPA, FakultasBANGGANYA GURU MASA LALUBahasa dan Seni, Pendopo Tejokusumo, serta Unit Produksi Kompos UNY.

Usai jalan sehat, para peserta senam Barahmus beramah tamah sambil melihat-lihat koleksi Museum MPI di tiga ruangan yang ada. Setelah itu dilanjutkan dengan beramah tamah di ruang audio visual, yang disuguhi dengan film dokumenter seperti di atas. Hadir dalam acara tersebut, para Pengurus Harian Barahmus, termasuk Ketua Umum Barahmus, KRT. Thomas Haryonagoro, Ketua I , Dra. Sri Ediningsih, M.Hum., Ketua II, RM. Donny Surya Megananda, S.Si., M.Si., Sekretaris Umum, Asroni, S.IP., kepala-kepala museum anggota Barahmus, dan pengelola museum lainnya.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta