Acara Budaya di Tembi Juli Ini

Acara Budaya di Tembi Juli Ini

Tembi Rumah Budaya bisa dibilang nyaris tak pernah sepi. Sebagiannya karena acara budaya yang rutin digelar. Pameran senirupa serta pementasan seperti macapat, musik, sastra, tari, wayang dan lain-lain secara kontinyu diselenggarakan untuk umum, tanpa dipungut biaya.

Tadi malam (9/7) misalnya ada Obrolan Tari Tembi (OTT) yakni diskusi tari dengan tema networking. Pegiat budaya dan networker Bambang Paningron membagikan pengetahuan dan pengalamannya dalam membangun jaringan untuk seni pertunjukan, khususnya tari. Seperti biasa ditampilkan pula pementasan tari dari para penari muda yang membawakan karya ciptaan mereka sendiri. Kali ini penari yang tampil adalah Ida Lawrence & Mike Hornblow, masing-masing membawakan karya mereka ‘Karya Baru’ dan ‘You Treat the Furniture Like Part of Me’.

Diskusi ini diadakan di pendapa setiap awal bulan dalam suasana santai, duduk lesehan sambil minum teh dan ngemil makanan kecil. Dimotori Tembi Dance Company (TDC) --kelompok tari dari Tembi Rumah Budaya-- OTT yang diselenggarakan tadi malam menginjak edisi ke-6.

Acara Budaya di Tembi Juli Ini

Kemudian pada hari Kamis (12/7) akan ada pembukaan pameran senirupa, kerjasama antara Tembi Rumah Budaya dan Komunitas Daun Pintu. Pembukaan pameran senirupa senantiasa diadakan pada minggu kedua. Pameran ini akan dibuka oleh Heri Dono --perupa kontemporer yang belakangan ini sedang tinggal di Jerman-- dan dimeriahkan oleh musik Victor Sarjono dan prosa bunyi Joseph Praba. Sebagian besar karya yang dipamerkan merupakan tafsir dan respon atas bencana alam Gunung Merapi. Komunitas ini memang lahir dari para seniman yang awalnya menjadi relawan Merapi.

Ada 19 peserta pameran yang terlibat dalam pameran bertajuk ‘Keindahan dalam Kebersamaan’ ini, yakni Amin Syahlevi, Bambang Siswanto, Darmianto (Kelik), Djoko Novanto, Djoko Sardjono, Jati "Wigeg"Munandar, Joseph Praba, Lea Istika, Lukman Riadus S., Lulus Santoso, M. Aris, Nur Kuntolo, Ridi Winarno, Sartono, Slamet Widodo, TJ. Yoewono, Tri Suharyanto, Victor Sarjono, dan Yudiantono. Sebagian dari mereka adalah para perupa senior yang telah lama malang-melintang dalam jagad senirupa.

Lantas pada Jumat (13/7) dan Sabtu (14/7) ada pementasan musik yang diselenggarakan oleh Forum Musik Tembi (Fombi), komunitas musik Tembi Rumah Budaya. Pementasan pertama pada hari Jumat menampilkan Asril Gunawan. Seniman asal Makassar ini adalah penerima hibah seni Yayasan Kelola kategori karya inovatif 2012 yang kini sedang menempuh studi pascasarjana di ISI Yogyakarta. Dalam pementasan bertajuk ‘The Spiritual of Contemplatif, Manifestasi Dzikir dalam Musik’ ini, Asril akan membawakan karya-karya ciptaannya melalui kuartet gesek. Instrumen tradisional yang digunakan antara lain kendang Makassar, kecapi, suling, bedug, dan gong bumbung Banyumas.

Acara Budaya di Tembi Juli Ini

Pementasan kedua pada hari Sabtu merupakan resital perkusi mallet ‘Experience for Percussion’ oleh Ridhlo Gusti Pradana. Ridhlo adalah salah satu dari lima mahasiswa jurusan musik ISI Yogyakarta angkatan 2011 yang menerima beasiswa dari Tembi Rumah Budaya. Lulusan Sekolah Menengah Musik ini akan membawakan karya Chick Corea, Paul Smadbeck, David Stanquest, George Botsford, George Hamilton Green, Ruud Wiener, Rimsky Korsakov, Alice Gomez -Marilyn Rife, dan karyanya sendiri. Dalam pementasan ini ia tampil bersama kawan-kawannya.

Pementasan musik merupakan program reguler Fombi, yang biasanya diadakan pada minggu ketiga. Namun karena akan memasuki bulan suci Ramadhan, kali ini pementasan musik diajukan pada minggu kedua.

Kegiatan reguler Tembi Rumah Budaya lainnya adalah acara macapat pada Selasa malam, 17/7. Acara yang diadakan setiap 35 hari (selapanan) ini dikenal sebagai Macapatan Malam Rebo Pon. Biasanya tembang yang dibawakan diambil dari Serat Centhini. Seperti OTT, acara berlangsung santai, lesehan di pendapa sambil minum teh dan ngemil makanan kecil.

Pameran dan pementasan sebelumnya pada Juli ini adalah pameran fotografi Susanto Umboro (3/7), serta pementasan wayang gaul (2/7) dan Sastra Bulan Purnama (5/7). Pameran Susanto bertajuk ‘Refleksi Kaca dalam Fotografi Ekspresi’ yang dibuka oleh Prof. Soeprapto Soedjono ini menggunakan teknik makro yang ekstrem (lensa yang dibalik) dan mengeksplorasi pantulan cahaya dari pecahan kaca warna-warni sehingga menghasilkan karya-karya bak lukisan abstrak yang imajinatif dan menarik.

Pementasan wayang gaul oleh Komunitas Belajar dan Bermain Anak Tembi (Kobbate) menampilkan sosok wayang baru hasil kreasi mereka yang dibawakan dengan bahasa dan konteks sehari-hari. Mereka telah pentas berulang kali di berbagai tempat di Yogya. Kali ini lakon yang dibawakan adalah ‘Hilangnya Pusaka Jamus Kalimasada’ yang dimainkan bersama dua mahasiswa Amerika Serikat yang selama sebulan ini magang di Kobbate.

Acara Budaya di Tembi Juli Ini

Sastra Bulan Purnama yang diadakan setiap bulan purnama, pada edisi ke-10 ini menampilkan 5 penyair yang sekaligus meluncurkan buku puisinya. Mereka adalah Ons Untoro dengan bukunya ‘Mengenali Yogya’, Kris Budiman (Relief Kekasih). Slamet Riyadi Sabrawi (Topeng), Dharmadi (Kalau Kau Rindu Aku), dan Krisna Miharja (Merapiku, Puisiku, dan Orang-orang di Sekelilingku)

Selain pemantasan dan pameran, ikon-ikon tradisional juga mudah ditemukan di Tembi Rumah Budaya. Selain museum dan galeri benda kuno, ada koleksi rumah tradisional yang bisa diinapi, kuliner tradisional, serta kaos dan buku terbitan bertema tradisi. Juga ada demo reguler melukis wayang, menatah topeng dan menatah wayang. Pada akhir Juni lalu, lembaga swasta perorangan ini, atas permintaan Dinas Pariwisata DIY, menjadi salah satu wakil Provinsi DIY di Pekan Raya Jakarta.

barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta