Nisan Belanda di Pasar Beringharjo
Keletakan
Nisan dari Johanna Albertina terletak di sisi utara-timur Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Tepatnya berada di bawah tower air di dalam kompleks pasar tersebut. Lokasi ini dapat dijangkau melalui jalan di sisi timur pasar menuju ke utara dan kemudian membelok ke barat menuju sudut atau tikungan jalan di bawah tower atau menara air. Di sisi tikungan jalan atau gang sisi barat itulah keletakan nisan tersebut.
Kondisi Fisik
Nisan dari Johanna Albertina terbuat dari lempengan batu andesit utuh. Tebal lempengan nisan atau lebih tepatnya papan nama dalam sebuah nisan ini 11 Cm. Tingginya 115 Cm dan lebarnya 70 Cm.
Nama dari orang yang meninggal, yakni Johanna Albertina dituliskan di atas lempengan batu ini dengan cara ditakik atau diukirkan. Pada lempengan batu nisan atau semacam prasati itu dituliskan:
Hier Rust
Johanna Albertina
Van Affelen van Saemspoort
Geb. 28 September 1865
Overl. 9 Juny 1866
Latar Belakang
Nisan atau prasasti dari makam Johanna Albertina ini merupakan satu-satunya nisan atau prasasti yang tersisa dari penggusuran kompleks makam (kerkhof) yang dulu ada di kompleks Lodji Ketjil (sekitar Toko Progo). Tidak ada sumber yang dapat menerangkan secara pasti mengapa hanya satu nisan atau prasasti ini saja yang tertinggal di tempat tersebut.
Menilik keterangan atau tulisan yang diterakan di atas lempeng batu tersebut tampak bahwa usia Johanna Albertina hanya satu tahun. Jadi nisan atau prasasti ini merupakan nisan dari bayi atau seorang balita dari keluarga Belanda.
Mungkin nisan dari Johanna Albertina meninggalkan semacam serpih ingatan akan pernah terdapatnya sebuah makam dan perkampungan Belanda (Eropa) di dekat Pasar Beringharjo. Hal ini juga menandakan bahwa sebuah masyarakat atau komunitas Eropa pernah cukup lama tinggal di Yogyakarta dan turut mewarnai perjalanan sejarah Yogyakarta lengkap dengan plus-minusnya.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- DOLANAN SEKITAN-1 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-59)(03/05)
- Kala(08/06)
- TUMBUHLAH PERGOLA HIJAU DI YOGYAKARTA(01/01)
- KEMBALI KE JOGJA MEMBACA SASTRA(13/12)
-
Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat setiap tahun menggelar upacara Grebeg sebanyak tiga kali, salah satunya adalah upacara Grebeg Mulud atau Grebeg Sekaten. Upacara Grebeg Mulud diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Mulud (menurut kalender Jawa) atau 12 Rabiul Awal (menurut kalender Hijriyah). " href="https://tembi.net/adat/20100306/index.htm">6 Maret 2010, Adat Istiadat - "GUNUNGAN BRAMA" HANYA MUNCUL GREBEG MULUD TAHUN DAL(07/03)- 40 YEARS OF SILENCE(20/08)
- FESTIVAL MUSEUM 2011 DARI UNY KE AMBARRUKMO PLAZA(12/10)
- 25 Maret 2010, Situs - PATIH SINGORANU: PATIH KEDUA DINASTI MATARAM(25/03)
- Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan, Jalan (untuk) Perubahan (25/11)
- Bakmi Si Bisu(06/08)