Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Musik Mentawai. Kajian Seni Pertunjukan

10 Feb 2010 02:05:00

Perpustakaan

Judul : Musik Mentawai. Kajian Seni Pertunjukan
Penulis : Hanefi
Penerbit : Sastrataya + MSPI, 1998, Bandung
Bahasa : Indonesia
Halaman : xi + 86
Ringkasan isi :

Daerah Mentawai merupakan kepulauan yang disebut dengan Kepulauan Mentawai terdiri dari empat pulau besar yaitu Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Penduduk asli yang menghuni pulau-pulau di kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut. Etnik Mentawai yang dianggap sebagai suku terasing mampu mempertahankan pola kehidupan tradisional dengan memanfaatkan kekayaan alan lingkungannya yang menyimpan cukup banyak persediaan hasil bumi sesuai kebutuhannya. Etnik Mentawai yang berbahasa Mentawai masih masih dominan menganut kepercayaan tradisional yang sejalan pula dengan adat yang disebut Arat Sabulungan.

Fenomena keterbelakangan Mentawai tidak selalu membawa dampak negatif terhadap aspek-aspek kehidupannya. Keadaan survival ini banyak memberi keuntungan salah satunya adalah budaya kesenian yang masih bertahan dan sangat sulit dipengaruhi oleh budaya kesenian luar. Benteng yang kokoh menjaga nilai-nilai budaya kesenian Mentawai terutama adalah sistem kepercayaan di mana kesenian terintegrasi ke dalam sistem tersebut sehingga kesenian yang telah cukup lama hidup dapat disaksikan sebagai bukti sejarah masa kini. Musik Mentawai terintegrasi dengan peristiwa upacara ritual yang mempunyai pantangan-pantangan dan syarat-syarat tertentu, suatu musik yang disajikan mempunyai hubungan langsung dengan ritus-ritus yang mempergunakan musik tersebut. Musik-musik ritual ada pada setiap kegiatan upacara baik kecil maupun besar serta menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakatnya. Pertumbuhan musik berkaitan erat dengan tetap berfungsinya tugas-tugas kerei (dukun pemimpin upacara ritual) karena musik merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan upacra.

Jenis-jenis musik ritual yang biasa digunakan dalam upacara adalah urai (musik vokal), musik turuk yang terdiri dari urai turuk (melodi vokal), kateuba/gajioma (ritme gendang), dan turuk (ritme hentakan kaki). Upacara-upacara yang dianggap besar dan mempunyai beberapa jenis kesenian di antaranya upacara Puliaijat (upacara selamatan atau syukuran yang diselenggarakan beberapa hari oleh suatu uma dengan mengorbankan hewan piaraan seperti babi dan ayam), Pangureijat (upacara penerimaan seorang istri menjadi anggota uma suaminya), mukerei (upacara mengangkat seseorang menjadi kerei melalui masa upacara berbulan-bulan dan mengorbankan banyak harta benda), Pabettei (upacara pengobatan atau penyembuhan). Seorang Sikerei biasanya mempunyai suara yang cukup baik dalam mempraktekkan urai karena modal utama baginya adalah musik vokal yang di setiap upacara ritual pasti ada. Dalam upacara terdapat beberapa urai yang dipraktekkan seiring dengan bunyi jejeneng (genta atau lonceng berukuran kecil) yang diguncang oleh sikerei. Setiap sikerei mempunyai jejeneng yang dianggap mampu menambah kekuatan gaib kepada dirinya ketika melakukan upacara. Skala penyajian musik vokal (ural kerei) dalam suatu upacara ritual relatif banyak, sehingga Sikerei harus menjaga suaranya agar tidak terganggu sampai upacara selesai..

Musik instrumental di Mentawai sedikit jenisnya, karena keterbatasan instrumen musikal di daerah itu. Instrumen musikal yang digunakan dalam upacara-upacara ritual adalah :

  1. unit instrumen gajioma/kateuba (gendang muka satu jenis cylindrical drum) yang digunakan pada upacara mukerei, terdiri dari 3 atau 2 buah gajioma, 1 buah ngong (gong), kadang kala memakai 1 buah bell (lonceng)

  2. unit instrumen tudukkat (kentongan berukuran besar) yang digunakan dalam upacara syukurn mendapat binatang buruan terdiri 3 atau 4 tudukkat.

  3. instrumen tiup pipiau yang dipergunakan dalam upacara Simamatei (kematian)

Dari ketiga jenis instrumen tersebut hanya pipiau yang dimainkan secara solo, gajioma dan tudukkat dimainkan bersama atau kelompuk.

Selain dalam upacara ritual masyarakat Mentawai juga mengenal musik tradisional, sekedar untuk hiburan, yaitu

  1. Urai (musik vokal), diantaranya Urai Goat Baga (nyanyian sedih, dinyanyikan remaja dan orang tua/dewasa), Urai Sakalagan (nyanyian di perantauan, dinyanyikan orang tua /dewasa), Urai Paoba (nyanyian cinta, dinyayikan oleh remaja), Urai Poet (nyanyian diiringi alat tiup/popoet, dinyanyikan oleh wanita remaja).

  2. Gigiugiu, dinyanyikan oleh anak-anak dan remaja laki-laki.

Seni pertunjukan musik tradisional Mentawai tentu akan sulit dipahami oleh orang-orang atau masyarakat yang berasal dan hidup di lingkungan etnik lain, karena jangkauan musik dan pertunjukannya terbatas pada lingkungan budayanya saja. Dengan demikian unsur estetika yang terkandung di dalamnya terutama hanya dapat dipahami oleh orang-orang Mentawai. Bagi masyarakat etnik lain yang ingin mengetahuinya perlu terlebih dahulu mengetahui konsep estetika dalam pertunjukan musik oleh orang-orang Mentawai itu sendiri.

Teks : M. Kusalamani




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta