Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Camera Beelden van Sumatra, Java, dan Bali

21 Jan 2009 11:56:00

Perpustakaan

Judul Buku : Camera-Beelden van Sumatra, Java, & Bali
Pemotret : K.T. Satake
Penerbit : Hood & Co. Ltd., Middlesbrough
Tahun Terbit : Tahun 1933
Tebal Buku : 336 halaman
Ringkasan isi :

Foto dalam sisi-sisi tertentu memang bisa menggantikan peran kata-kata. Sajian rekaman yang dihasilkannya menghadirkan benda dan suasana seperti apa adanya ketika perekaman atau pembidikan dilakukan. Apa yang dihasilkannya tidak saja menjadi sesuatu yang berguna pada waktu foto dibuat, namun foto hampir selalu mempunyai nilai dokumentasi yang apabila rentang waktunya semakin jauh dengan saat foto itu dibuat, nilai dokumentasinya semakin dalam. Jadi, semakin kuno sebuah foto, nilai keantikan informasi dan visualisasinya semakin dalam. Tentu saja jika foto tersebut memang bisa “bercerita” apa yang divisualisasikannya.

Foto jelas tidak bisa lepas dari objek bidiknya. Objek bidik juga tergantung dari “ngeh” juru kameranya. Buku ini secara luas tidak berbicara melalui kata-kata, melainkan 95 prosen berbicara melalui foto. Ada 600-an foto disajikan oleh buku ini. Bolehlah buku ini disebut sebagai buku album foto. Objek bidiknya meliputi Jawa, Sumatra, dan Bali. Baik objek alamnya maupun manusia dengan segala aktivitasnya.

Bagi sang jurufoto, ketiga pulau di Nusantara itu menyimpan keelokan tiada tara. Ia mengatakannya seperti surga. Alami. Belum tampak sisi-sisi westerninasinya. Hal seperti itu begitu menyihir sang jurufoto untuk mengabadikannya dalam kameranya.

Kini, tahun 2009, setelah rentang waktu 75 tahunan, informasi yang direkam atau diabadikan sang jurufoto ini menjadi demikian penting. Penting karena foto-foto alam, peristiwa, kehidupan semacam itu nyaris tidak kita temukan lagi di ketiga pulau tersebut. Kita boleh merasa beruntung sebab pada masa lalu ada orang yang peduli untuk mengabadikannya. Daripadanya kita bisa sedikit tahu kehidupan leluhur kita. Daripadanya kita bisa mengerti mengapa sang jurufoto mengatakan negeri kita adalah surga.

Barangkali sang jurufoto memang ingin berminim kata sehingga memang tidak ada penjelasan yang panjang lebar mengenai foto-foto yang dibuatnya. Ia hanya menyatakan kekagumannya pada bumi nan elok: Nusantara beserta kekayaan adat dan budayanya. Sang jurufoto hanya menyantumkan caption atau keterangan singkat di sisi fotonya. Barangkali itu cukup memberikan informasi bagi kita untuk “menjelajah” informasi yang dikandung dalam foto-foto tersebut.

Buku ini termasuk buku langka, dijilid dengan karton tebal bermantel kain kanvas tipis. Untuk membukanya diperlukan sikap ekstra hati-hati agar halamannya tidak lepas dan robek.

sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta