Tembi

Yogyakarta-yogyamu»SEKILAS TENTANG POSKO DI Tembi

01 Jan 2008 04:36:00

Yogyamu

SEKILAS TENTANG POSKO DI Tembi

Bencana tidak dapat ditolak, keuntungan tidak dapat begitu saja diraih. Demikian pepatah mengatakan. Gempa yang meluluhlantakkan Jogja dan Klaten pun tidak dapat ditolak oleh manusia. Kesengsaraan, penderitaan tersandang sudah. Getir memang.

Di tengah situasi yang demikian, muncul berbagai inisiatif untuk membantu dari berbagai kalangan. Baik itu ormas, orsos, orpol, maupun individu, kelompok-kelompok, dan pemerintah sendiri. Sebagai wadah untuk penyaluran bantuan dibentuklah posko-posko. Di Rumah Budaya Tembi pun didirikan posko untuk penyaluran bantuan logistik. Inisiatif pendirian posko datang dari pimpinan tertinggi RBT sendiri yang dengan antusias didukung oleh seluruh stafnya.

Kebetulan juga ada teman-teman dari Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, UGM yang ikut mendirikan posko di pendapa Rumah Budaya Tembi. Alhasil, berdirilah dua posko di Rumah Budaya Tembi. Masing-masing dengan tekanan yang berbeda. Rumah Budaya Tembi menekankan diri pada penyaluran bantuan berupa sembako dan pakaian, sementara posko teman-teman Antropologi menekankan diri pada penyaluran nasi bungkus.

Mulai tanggal 28 Mei 2006 sampai dengan 2 Juni 2006 itulah pendapa Rumah Budaya Tembi ikutan sibuk dalam program penyaluran bantuan. Tembi pun tidak menolak untuk menerima/membantu menyalurkan bantuan dari para donatur di luar Tembi.

Memang tidak terlalu banyak yang bisa diberikan oleh Rumah Budaya Tembi kepada para korban bencana gempa. Sekalipun demikian, itulah salah satu wujud keprihatinan dan perhatian kita, kami, Rumah Budaya Tembi kepada saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, sekalipun, sesungguhnya Rumah Budaya Tembi tidak lepas dari terpaan musibah itu dengan hancurnya Galeri Tembi, Perpustakaan Tembi, Pendapa, dan Museum Tembi. Yang telah terjadi biarlah terjadi. Hidup ini sesungguhnya memang misteri.

Teks dan foto: Sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta