Nini Thowong-6
(Permainan Anak Tradisional-88)

Nini Thowong-6

Ketika ditanya oleh anak-anak, biasanya Nini Thowong akan menjawab dengan isyarat berupa gerakan kepala atau tangan. Contohnya, apabila ada anak bertanya obat orang yang capek dan Nini Thowong menjawab dengan jahe, maka Nini Thowong mengajak ke penonton ke kebun jahe dan tangannya menunjuk ke jahe. Sementara apabila ada anak yang bertanya tentang penjumlahan tiga ditambah empat, misalkan, maka Nini Thowong akan menjawab dengan gerakan kepala sebanyak 7 kali. Sepengetahuan penulis, Nini Thowong juga bisa diajak main tebak-tebakan. Misalkan ada anak yang menaruh uang di tangan kiri, maka Nini Thowong akan menunjuk ke tangan kiri anak yang menyembunyikan uang tersebut. Demikian seterusnya.

Kadang-kadang ada pula anak yang usil dengan menyembunyikan “gandhik” atau anak Nini Thowong. Lalu ia bertanya kepada Nini Thowong berulang kali, “Ni Thowong, anakmu ilang!”. Ketika Nini Thowong tahu anaknya hilang, maka ia akan sangat marah dan akan mengejar anak yang usil tadi hingga kemanapun bersembunyi. Apabila anak tersebut tertangkap, maka kepala Nini Thowong akan dibentur-benturkan ke tubuh anak itu. Perbuatan tersebut akab berhenti, apabila anak yang usil mau mengembalikan “gandhik” Nini Thowong.

Jika Nini Thowong sudah sangat marah, maka gerakannya akan sangat kuat dan kadang yang memeganginya akan kalah. Ia akan terus bergerak dan meloncat-loncat ke arah kanan dan kiri. Apabila sudah demikian, maka untuk meredakan kemarahannya, agar tidak membahayakan para pemainnya dan penontonnya, Nini Thowong harus diludahi, untuk mengakhiri permainannya. Selain itu juga bisa dengan cara lain, yaitu meminta tolong kepada anak laki-laki untuk memegangi leher Nini Thowong. Cara lainnya adalah dengan pembacaan doa-doa oleh pawang Nini Thowong. Pemimpin akan membaca doa sambil membakar kemenyan dan diikuti anak-anak menyanyikan berkali-kali lagu seperti berikut: “Muliha bocah bajang, rambute arang abang”. Nyanyian itu mengandung makna agar roh halus yang merasuki Nini Thowong kembali ke alamnya. Apabila roh halus telah keluar dari tubuh Nini Thowong, maka badannya akan terasa ringan kembali dan ia tanpa bergerak sama sekali. Dengan demikian permainan Nini Thowong telah berakhir.

Biasanya permainan Nini Thowong usai setelah larut malam. Alat-alat yang dipakai untuk permainan ini segera bisa dikembalikan kepada pemiliknya. Jika besok ingin bermain Nini Thowong lagi, harus mengulang prosesi yang sama. Sementara sesaji yang dipakai untuk bermain bisa dimakan bersama-sama. Dengan demikian permainan Nini Thowong telah usai.

Memang permainan ini prosesnya sangat panjang dan banyak membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya. Selain itu permainan ini juga membutuhkan kekuatan gaib. Oleh karena itu tidak sembarang kelompok masyarakat kadang berani dan mau memainkannya. Namun demikian sebenarnya tampilnya permainan ini hanya sebatas hiburan saja. Hingga sekarang masih ada kelompok yang memainkannya, hanya sudah dikemas dalam bentuk pertunjukan formal. Sehingga yang ingin melihat harus menanggap atau membayar pada kelompok yang memainkannya. Jika hanya ingin melihat dokumentasinya, di Tembi Rumah Budaya ada, dan pengunjung bisa melihatnya.

Suwandi
Foto: Sartono

Sumber: Sukirman Dharmamulya (2004), Permainan Tradisional Jawa, Yogyakarta: Kepel Press, Pengamatan serta Pengalaman Pribadi.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta