- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Bale-dokumentasi-aneka-rupa»KERIS (Bagian 4)
04 Nov 2008 07:31:00Ensiklopedi
KERIS
(Bagian 4)
Istilah keris, biasanya menunjuk pada bilah keris dan warangkanya. Bentuk warangka beraneka ragam, seperti bentuk ladrangan dan gayaman. Sementara bilah keris bisa berbentuk lurus atau berlekuk. Dalam ilmu perkerisan juga dikenal dengan istilah “dapur”. Istilah dapur keris adalah suatu penamaan ragam bentuk atau tipe keris sesuai dengan ricikan yang terdapat pada keris itu dan jumlah luknya. Penamaan dapur keris ada patokan dan pembakuannya. Dalam dunia perkerisan, pembakuan ini disebut dengan pakem dapur keris. Setiap bilah keris biasanya mempunyai beberapa bagian dengan nama-nama seperti kudup, bungkul, greneng, kembang kacang, gandik, lambe gajah, buntutm sirah cecak, dan peksi/pesi.
Istilah dapur khususnya dipakai dalam menentukan jenis bilah keris yang berasal dari Jawa, dan menurut jumlah luk yang terdapat pada bilah masing-masing keris. Macam-macam dapur keris jumlahnya hingga ratusan, sesuai dengan bilah keris dan jumlah luk keris. Dapur keris yang dikenal dalam ilmu perkerisan antara lain: Tilam Upih, Tilamsari, Sabuk Inten, Brojol, Kebo Lajer, Jalak Tilam Sari, Kala Tinantang, Ngamperbuta, Mahesa Nabrang,Nagasasra, Sengkelat, Panji Sekar, Sabuk Tampar, Pasopati, Naga Siluman, Kalamunyeng, Kidangsoka, Jalak Ngore, dan lain-lain.
Setiap dapur keris yang mempunyai nama tertentu pasti dengan ciri khas tertentu pula. Misalnya, dapur Tilamupih berupa bilah keris yang dilengkapi hanya dengan sebuah tikel dan kembang kacang. Keris dapur Jalak Ngore berupa bilah keris yang dilengkapi dengan sraweyan dan greneng. Sementara keris dapur Brokol adalah berupa bilah keris yang terpadu dengan ganjanya, menjadi satu bentuk utuh dan dilengkapi dengan pijetan. Keris dapur Tilamsari adalah bentuk bilah keris yang dilengkapi dengan kruwingan, pijetan, dan grenengan. Keris dapur Kalamunyeng adalah bentuk bilah keris lurus namun memiliki sogokan depan, badan bagian depan tipis dan belakang agak tebal sehingga terkesan agak berpunggung. Dapur ini dilengkapi dengan duri pandan, terdapat dua buah gusen atas dan bawah.
Selain itu, setiap keris juga memiliki pamor. Pamor adalah pola atau lukisan yang terlihat pada bilah keris yang dibuat dari baja putih. Pamor dalam sebuah bilah keris dapat memberi petunjuk mengenai kualitas teknik penempaan dancara pengolahan logam-logam yang dipergunakan dalam proses pembuatan. Munculnya pamor ini akan memberi nilai artistik dari setiap keris yang dihasilkan oleh empu. Dari pamor ini pula, kadang bisa pula untuk menentukan seorang empu pembuatnya sekaligus zamannya. Munculnya pamor dalam sebuah keris inilah yang kemudian menggambarkan suatu makna simbol yang khas.
Macam-macam pamor keris yang dikenal dalam dunia perkerisan antara lain: Wos Wutah, Kelengan, Sanak, Wengkon, Mrambut, Banyu Tumetes, Adeg, Blarak Ngirit, Wengkon, Tambal, Sekar Pala, Lawe Setukel, Ombak Emas, Sekar Blimbing, Walang Sinunduk, Pandhan Binethot, Udan Mas, dan lain-lain.
Sementara dalam perkerisan dikenal pula istilah tangguh. Tangguh menurut kamus bahasa Indonesia adalah sukar dikalahkan. Tangguh keris dapat juga dikatakan atau diartikan sebagai ciri atau gaya suatu zaman atau kerajaan. Macam-macam tangguh antara lain: Mataram, Blambangan, Tuban, Kartasura, Pajang, Majapahit, Yogyakarta, Surakarta, Pejajaran, dan lain-lain.
Teks dan foto : Suwandi
(Sumber: 1. Keris Senjata Pusaka oleh Moebirman, Yayasan Sapta Karya Jakarta, 1980; 2. Pusaka yang Menyimpan Kekuatan Ghaib karya Ki Soebroto, Bintang Pelajar Gresik, 1992).
Artikel Lainnya :
SALURAN PENGATUSAN BUKANLAH JUGANGAN(16/11) - Laksmana(07/10)
- Sebuah Film Tentang Untung Basuki Meniti Waktu(13/12)
- Lagi, Film Indonesia Tayang di Festival Dunia(15/08)
- Kampanye Anti Merokok(18/06)
- Mie Klunthung Surabaya(09/07)
- BUKU TENTANG MUSEUM (14/09)
- Semangat Golong Gilig ala Kampung Dipowinatan(27/08)
Rumah Budaya Tembi Gelar Sastra Bulan Purnama(02/02) - Eko Balung, Rela Berjibaku Demi Sa Unine.(05/03)