Candi Prambanan Yang Berabad-abad Telantar
12 Oct 2015Hingga tahun 1933, Candi Siwa sudah mulai nampak bersih. Namun kehancuran di bagian tubuh dan atap masih belum diperbaiki secara sempurna. Pepohonan yang tumbuh di sela-sela batu candi masih ditemukan, yang terlihat pada foto tahun 1889.
Candi Siwa di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta, hingga tahun 1933 masih hancur di bagian tubuh hingga ke atap. Kehancuran tersebut diduga disebabkan oleh gempa bumi yang melanda daerah itu berulang kali. Selain itu, meletuskan Gunung Merapi, juga semakin merusak Candi Siwa di Prambanan. Diperparah lagi ketika kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur, diduga juga karena akibat perang memperebutkan kekuasaan, yang membuat Candi Siwa tersebut semakin telantar. Maka pepohonan tumbuh di sela-sela batu candi sudah menjadi jamak.
Namun berkat perhatian Belanda, sedikit demi sedikit Candi Siwa di Prambanan mulai mendapat perawatan. Pada tahun 1889, 1890 hingga 1933, Candi Siwa sudah mulai nampak bersih. Namun kehancuran di bagian tubuh dan atap masih belum diperbaiki secara sempurna. Pepohonan yang tumbuh di sela-sela batu candi masih ditemukan, yang terlihat pada foto tahun 1889. Kehancuran bagian tubuh dan atap di tahun-tahun tersebut bisa dilacak pada foto-foto yang sekarang bermunculan, di antaranya pada buku “Purna Pugar Candi Prambanan Pasca Gempa, Candi Siwa dan Candi Apit Utara” serta Majalah Kajawen Nomor 5 Tanggal 18 Januari 1933.
Walaupun belum dipugar secara sempurna, namun ternyata Belanda pada tahun 1918 telah membuat cetak biru tentang rencana pemugaran Candi Siwa tersebut. Kemudian pada tahun 1932 dilakukan perbaikan oleh Belanda, dan tahun 1953 dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Baru pada tahun itulah, wujud Candi Siwa secara utuh tampak nyata dan diresmikan oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno. Selain itu juga dilakukan pemugaran terhadap candi-candi lain di kompleks Candi Prambanan, seperti Candi Apit Selatan dan Utara serta Candi Perwara.
Candi Siwa kembali pernah rusak akibat gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 pada hari Sabtu Wage pagi hari menjelang pukul 06.00 WIB. Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter selama 55 detik itu meruntuhkan beberapa bagian candi. Tetapi tidak membuat hancur candi. Kerusakan kecil itu akhirnya segera diperbaiki kembali.
Suwandi
Sumber: Buku “Purna Pugar Candi Prambanan Pasca Gempa, Candi Siwa & Candi Apit Utara” terbitan BPCB DIY 2014 dan Majalah “Kajawen Nomor 5 Tanggal 18 Januari 1933”.
Baca Juga
- 17-10-15
Tari Edan-edanan Museum Tembi Menggelitik Penonton
Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more » - 17-10-15
Sapa Serakah Ora Berkah
Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more » - 16-10-15
Kisah Kelahiran Dasamuka Hingga Kematian Sumantri
Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more » - 15-10-15
Pohon Lontar Yang Multiguna Sejak Dulu
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain... more » - 15-10-15
Pelajar Global School International Bintaro Jakarta Membajak Sawah
Ada beberapa kegiatan budaya yang mereka praktekkan secara langsung, baik di lahan terbuka maupun di dalam ruangan. Praktek di lahan terbuka berupa “... more » - 13-10-15
Buku Lawas Tentang Kematian Anak Rahwana
Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more » - 12-10-15
Buku Tentang Asal-usul Wayang
Melalui buku ini penulis menjelaskan tentang asal-usul wayang, perkembangan serta fungsinya. Tampak jelas bahwa kebudayaan Hindu memberi pengaruh... more » - 10-10-15
Bilawa (4): Melumat Rajamala di Sendang Semangka
Lagi-lagi Bilawa berhasil menancapkan kuku pancanaka, kali ini di lambung Rajamala, sehingga rebah bersimbah darah di arena. Bilawa membiarkan para... more » - 08-10-15
Memutar Waktu Ke Masa Lalu Jakarta
Kampung Ambon, Jakarta Timur, konon berasal dari kata Kumpi Ambon, yakni sebuah kuburan tua orang-orang Ambon yang dahulu bekerja pada Belanda. Pasar... more » - 07-10-15
Jejak Laut Buatan Segarayasa di Pleret Bantul
Segarayasa diduga dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645) dan kemudian diteruskan oleh putranya, Sunan Amangkurat Agung... more »
Artikel Terbaru
- 17-10-15
Roro Mendut, Ketangg
Sanggar seni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengangkat kisah Roro Mendut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada anak muda agar memiliki... more » - 17-10-15
Tari Edan-edanan Mus
Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more » - 17-10-15
Minggu Kliwon Hari B
Penghitungan hari jenis ini disebut perhitungan Panca Suda, yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian. Minggu Kliwon, 18... more » - 17-10-15
Sapa Serakah Ora Ber
Pepatah ini menjadi semacam peringatan akan perilaku, niatan, tindakan, dan perbuatan orang supaya tidak serakah karena keserakahan tidak akan... more » - 16-10-15
Kisah Kelahiran Dasa
Dengan membaca cerita dalam buku ini kita akan lebih mengetahui pedalangan gaya Jawa Timuran dan perbedaannya dengan gaya daerah lain. Judul :... more » - 16-10-15
Wanto Tirta Penyair
Selain menulis puisi Wanto juga menulis geguritan, yaitu puisi bahasa Jawa. Jadi, dia penyair sekaligus penggurit. Tapi, agaknya, ia lebih tekun... more » - 16-10-15
Wayang Bocor Tawarka
Jangan bayangkan bentuk wayang kulit tradisional Jawa dengan segala bentuk lekuknya, pada pertunjukan Wayang Bocor. Di tangan Eko Nugroho bentuk... more » - 15-10-15
Pohon Lontar Yang Mu
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain... more » - 15-10-15
Pelajar Global Schoo
Ada beberapa kegiatan budaya yang mereka praktekkan secara langsung, baik di lahan terbuka maupun di dalam ruangan. Praktek di lahan terbuka berupa “... more » - 13-10-15
Buku Lawas Tentang K
Ini tergolong naskah kuno, terbitan Kolf Buning, 1929. Buku yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi ini berisi tentang gugurnya raja Bukbis (salah... more »